Menurut Carol S. Dweck, dalam “Mindset, The New Psychology of Success” (2016), perasaan terpuruk dan gagal yang terus menerus dapat menghambat kemajuan. Nilai-nilai ujian yang tidak sempurna dapat dilihat dari dua sudut pandang, terutama dalam cara bagaimana menyikapinya.
Our research has shown that this comes directly from the growth mindset. When we teach people the growth mindset, with its focus on development, these ideas about challenge and effort follow. Similarly, it’s not just that some people happen to dislike challenge and effort. When we (temporarily) put people in a fixed mindset, with its focus on permanent traits, they quickly fear challenge and devalue effort (Carol, p.14).
Seandainya saja, waktu itu saya tidak menutup diri, memblokade pikiran terhadap Kimia dan Fisika, apalagi menganggapnya sebagai pelajaran yang sulit, bisa jadi nilai-nilai tentangnya akan bagus.
Kata Carol, pola pikir yang stagnan dan tidak terbuka pada hal baru itu merupakan ciri orang dengan pola pikir yang kaku (fixed mindset). Orang dengan fixed mindset cenderung melihat kegagalan sebagai hal negatif yang patut diratapi terus menerus.
Sebaliknya, orang yang menjadikan kegagalan sebagai (bertambahnya) “pengalaman berharga”, maka orang tersebut masuk dalam kategori growth mindset.
Berdasarkan hasil penelitiannya, Carol menyebut bahwa tipikal orang-orang sukses, adalah mereka yang memiliki growth mindset, cara pikir yang bertumbuh. Pertama, bagaimana seseorang menghadapi tantangan. Orang dengan growth mindset akan menghadapi bahkan mencari tantangan. Ia akan mencari cara-cara kreatif untuk memperoleh suatu hasil yang maksimal.
Kedua, Hambatan bukanlah penghalang untuk maju. Seberapapun besar hambatannya, akan dicari cara terbaik untuk mencari solusi, dan bukan menghindari permasalahan dengan berbagai alasan.
Ketiga, kesuksesan dicapai melalui usaha dan kerja keras. Orang dengan pola pikir yang bertumbuh, berpikir bahwa proses dan segala upaya yang dilakukan adalah bagian penting untuk menjadi ahli. Sama seperti saat kita belajar naik sepeda; dari yang tidak bisa, ditambah jatuh bangun sebagai hal biasa, lalu akhirnya bisa dan mahir mengendarai sepeda. Seorang dengan growth mindset percaya bahwa keterampilan bisa dilatih. Maka, ia sangat percaya pada proses, dan bukan semata-mata pada hasilnya.
Keempat, terbuka terhadap kritik. Bos Amazon, Jeff Bezos, di sebuah tweetnya mengatakan: “Listen and be open.. !" Dengarkan dan terbukalah menerima kritik. Kritik dibutuhkan sebagai evaluator agar memperbaiki diri, dan terus maju berkembang.
Dan, kelima, orang-orang sukses yang diteliti Carol mengindikasikan adanya kemauan belajar dari "orang-orang sukses". Tung Desem Waringin, dalam buku "Workless Earnmore" (2021), mengatakan untuk sukses, maka carilah dan belajarlah dari orang-orang yang sudah sukses. Cari mentor yang terbaik di bidangnya, dan belajarlah darinya.