Mohon tunggu...
Yohanes Budi
Yohanes Budi Mohon Tunggu... Human Resources - Menulis kumpulan cerpen "Menua Bersama Senja" (2024), Meminati bidang humaniora dan pengembangan SDM

https://ebooks.gramedia.com/id/buku/menua-bersama-senja

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cerita Lelaki yang Bapaknya Mati Pagi Tadi

10 Januari 2022   16:00 Diperbarui: 10 Januari 2022   16:18 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Duuh biyuuung...

Berkali-kali hape berdering mengabari bapak semakin kritis

Kamu panik, semakin panik. Wajahmu tertunduk lesu

Untunglah, barisan pengantri rela memberikan tempatnya terlebih dahulu

Terima kasih. Terima kasih banyak, ucapmu dengan haru.

Setelah didapatnya tabung berisi penuh oksigen, kemudian dipanggulnya dan kamu pun berlari setengah kesetanan. Terus berlari dan berlari dengan penuh harapan.

Hapenya berdering kembali. Dan terdengar suara lirih ibunya: Iklaskan bapak ya Nak.

Ia pun terhenti, di depan sebuah musala

Diam menekur diri.

Depok, dari tujuh bulan yang lalu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun