Mohon tunggu...
Yohanes Budi
Yohanes Budi Mohon Tunggu... Human Resources - Menulis kumpulan cerpen "Menua Bersama Senja" (2024), Meminati bidang humaniora dan pengembangan SDM

https://ebooks.gramedia.com/id/buku/menua-bersama-senja

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Cinta Terlarang dalam Drama Korea "My Fair Lady"

8 Januari 2021   10:06 Diperbarui: 8 Januari 2021   10:11 15118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika ditanya tokoh dan judul drama korea, tak satupun berhasil saya sebutkan dengan fasih. Selain tidak tahu cara bacanya, memang sejujurnya saya tak tertarik untuk menghapal nama-nama pemainnya. Jika hapal pun, untuk apa? Meski, di awal tahun 2021 ini, berseliweran judul-judul drama korea di lini masa, saya masih belum tertarik untuk "menikmatinya". Mungkin suatu saat nanti.

Maka, bisa ditebak, saya amat jarang menonton drama korea (drakor). Mengapa? Takut kecanduan, itu saja. Jika tak percaya, coba saja tonton seri 1 dari drakor judul apa saja. Saya yakin, Anda tak akan sanggup membunuh rasa penasaran untuk menonton seri-seri berikutnya. Sutradara dan penulis skenario drakor memang sangat piawai merangkai cerita. Secara umum, drakor disukai karena jalan ceritanya yang "rumit" alias penuh teka-teki, tetapi tidak lebay atau berlebihan. 

Jadi, kalau tiba-tiba saya nonton drama korea, semata karena penasaran dengan benarkah drakor membuat candu. Tepatnya di awal-awal pandemi, saat "dipaksa" dikurung di dalam rumah, maka salah satu pilihan aktivitas yang bisa dilakukan adalah menonton drakor. Nah, ketemulah satu judul: "My Fair Lady" (MFL) atau "Take Care of Agassi".

Memang bukan drakor terbaru, karena ternyata dirilis tahun 2009. Tetapi, bagi saya, MFL yang bergenre romantis-komedi ini sudah cukup menghibur. Adalah Kang Hye Na, yang diperankan oleh Yoon Eun Hye, gadis muda pewaris perusahaan Kang San Group milik kakeknya. Selain cantik dan pintar, ia juga manja. Sayangnya, ia punya sifat kurang terpuji yang merepotkan banyak orang yakni sombong dan keras kepala. 

Tetapi, mungkin itulah keunikan cerita MFL ini. Kesombongan Hye Na itulah yang mengaduk-aduk rasa gemas penonton. Kesombongan Hye Na itu pula yang mempertemukannya dengan Seo Dong Chan, tokoh pemeran utama pria yang diperankan oleh Yoon Sang Hyun.

See Dong Chan adalah seorang pemuda yang bekerja serabutan. Siang hari berada di toko bunga milik teman ibunya, sedangkan malam harinya bekerja sebagai supir tembak. See Dong Chan punya sejarah kelam dalam hidupnya, meski tidak sepenuhnya bisa disalahkan. Ia mengaku pernah menjadi gigolo, demi mendapatkan uang untuk pengobatan ibunya. Sayang, nyawa ibunya tidak tertolong.

Pertemuan Hye Na dan See Dong Chan diawali dengan ketidakcocokkan. Tepatnya, saling bermusuhan. Hye na yang sombong melempar uang ganti rugi untuk kerusakan mobil See Dong Chan yang ditabraknya. Tentu saja See Dong tidak terima. Maka mulailah drama kejar mengejar, adu strategi, dan balas dendam di antara keduanya terjadi secara unik dan menghibur. Jangan dibayangkan balas dendam menggunakan senjata api. Tidak. Balas dendam yang dimaksud adalah saling berbalas "ngerjain". Dari situlah, terjadi interaksi hingga menimbulkan benih-benih cinta di antara keduanya.

Tentu tidak seru kalau ceritanya datar-datar saja. Maka, pemunculan konflik melalui peran kontradiksi, saling berlawanan, yang adalah hakikat dramaturgi, bekerja dengan baik. Demikian pula di drakor MFL ini. Tokoh Hye Na ditampilkan cantik tapi sombong diperlawankan dengan See Dong Chan yang urakan tapi matang dan berpengalaman. Kesabaran See Dong Chan selama menjadi pelayan pribadi Hye Na membuahkan hasil. Perlahan tapi pasti kesombongan Hye Na bisa ditaklukan oleh See Dong. Ia dianggap berhasil menjalankan misi dari Kakek Hye Na, untuk mengubah karakter Hye Na menjadi lebih baik, dan bersiap meneruskan perusahaan Kakeknya. 

Tarik ulur kisah cinta Hye Na dan See Dong Chan dibuat maju mundur, putus nyambung putus nyambung. Terkadang menjengkelkan tapi sekaligus mendebarkan di sisi yang lain. Dan, begitulah drakor bekerja, seperti opium yang membuat candu. Sekali nonton, pantang untuk berhenti menonton hingga tamat.

Keberhasilan sutradara MFL, Yeong-su Ji meramu kisah cinta terlarang Hye Na dan See Dong, didukung penuh oleh keunikan alur cerita yang digagas oleh Eun-kyeong Yun dan Eun-hee Kim.

Kita, penonton, bisa menarik simpul makna dari MFL bisa dari berbagai sudut pandang. Salah satu di antaranya adalah bahwa sesungguhnya cinta patut diperjuangkan. Cinta memang tak berlaku diskriminatif. Dan, dengan segala kerumitannya, Hye Na dan See Dong berhasil memperjuangkan cinta yang mereka miliki.

Selain itu, kita bisa belajar banyak dari drama-drama korea yang berserial itu. Sejak mendunia-nya pop Korea, baik musik maupun drakor di tahun 90-an, Korea berhasil meng-ekspansi budaya ke penjuru dunia. Hadirnya Hallyu atau Gelombang Korea ini menyebabkan orang-orang tertarik untuk "mencintai" Korea lebih dalam. Orang tertarik untuk mempelajari bahasa Korea, mengenal budaya Korea, dan mencicipi kuliner Korea. 

Tinggal sekarang, kita yang di sini, bisa turut berperan dengan menahan laju Hallyu semakin besar dan menggila. Caranya: cintai budaya sendiri dengan sungguh-sungguh. Miliki, cintai dan menjadi Indonesia dengan segala keunikannya.

Depok, 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun