Teras Koja, di sini-malam ini, tiba-tiba aku menggila puisi. Puluhan lelaki dan wanita, menari-narikan kata-kata, sambil melukis malam dengan seruan dan pekik kebebasan. Bahkan hampir-hampir, bumi runtuh oleh getaran jejak-jejak kaki yang meledak di tubuh puisi.
Tiga November. Teras Koja, di sini, di belakang perkotaan yang padat, sungguh menyenangkan dan tak terduga, keriap seni dan budaya bertumbuh subur, indah nan asri. Memang aku yang kuper dan kurang menggila puisi. Tetapi, malam ini, aku menggila puisi. Keriangan, kepenatan, dan polah tingkah apapun menyatu di sini.
![dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/11/05/20181103-202524-5be0742daeebe146cd46b5c5.jpg?t=o&v=770)
![dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/11/05/20181103-201156-5be0736112ae941f780c2e96.jpg?t=o&v=770)
![dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/11/05/20181103-203820-5be074086ddcae66ab404fe5.jpg?t=o&v=770)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI