Mohon tunggu...
Yusika Brilliantama Mayang T
Yusika Brilliantama Mayang T Mohon Tunggu... Full Time Blogger - International Relations Students

Yusika Brilliantama Mayang Tristanty, warga Indonesia Asli yang berasal dari daerah Banjarnegar, Jawa Tengah. Namun kini berdomisili Ngawi, Jawa Timur, Karna sedang menempuh studinya di Universitas Darussalam Gontor, dan mengambil program Studi Hubungan Internasional.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gejolak Masa Khalifah bin Abu Sufyan

5 Oktober 2019   19:50 Diperbarui: 5 Oktober 2019   20:25 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari beberapa referensi yang sudah saya baca sebelumnya, saya dapat mengambil inti sari tentang masa pemerintahan Muawiyyah bin Abu Sufyan pada masa Dinasti Umayyah. munculnya dinasti ini berawal dari terbunuhnya Ali bin Abi Thalib yang kemudian kekhalifahan digantikan oleh anaknya Hasan.

Namun selang bebrapa lama, ada ketidakpuasan terhadap Hasan yang akhirnya Hasam memutuskan untuk mengadakan musyawarah yan menghasilkan Hasan mengundurkan diri dan kekhalifahan diberikan kepada Bani Umayyah.

Disinlah awal mula Bani Umayyah berdiri, yang diusung atau didirikan oleh Muawiyyah bin Abu Sufyan, tepatnya pada tahun 41 H. Masa pemerintahan Muawiyyah mencapai puncak kejayaannya dengan ditunjukan banyaknya wilayah wilayah yang dapat dikuasai dalam masa jabatannya. dari Asia timur, asia tengah, hingga dapat menguasai beberapa daerah sekitana Romawi. 

Namun pada masa ini pula, dari beberapa sumber yang saya baca, menjadikan masa Kekhalifan Ali bin Abi Thalib menjadi masa terakhir Khulafau Rasyidin. hal ini disebebkan bahwasannya Muawiyyah dalam masa jabatannya merubah struktur sistem pemerintahannya dari Demokrasi menjadi Monarki atau turun temurun, dimana dibuktikan dengan diangkatnya Yazid sebagai putra Mahkota pasa masa itu.

Selain dari pada itu, kebijakan lainnya yang dilakukannya adalah memindahkan ibukota pemerintahan yang berpusat di Madinah ke Damaskus, serta Muawiyyah pun mendirikan beberapa lembaga yang ditunjukan untuk membatu proses dalam pemerintahannya.

Dengan sistem Pemerintahannya yang turun temurun tersebut, memunculkan bnyak perselisihan antara kamu muslim pada masa itu, dikarenakan tidak ada kefalidan dalam penentuan khalifah penggantu setelah setelahnya, hal itu pula yang menjadikan salah satu faktor runtuhnya Dinasti Bani Umayyah setelah selama 90 H masa pemerintahannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun