Mohon tunggu...
Yazid Naufal
Yazid Naufal Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

futsal olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Hasil Wawancara dari Desa Telaga Biru

26 September 2023   21:51 Diperbarui: 27 September 2023   14:15 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wilayah lahan basah di Banjarmasin Barat memiliki peran penting dalam kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya. Menurut Ramadhani, seorang warga setempat, lahan basah di daerah ini menawarkan berbagai peluang bisnis yang dapat mendukung ekonomi lokal, seperti budidaya ikan (tambak), kerajinan tangan (purun), dan budidaya tanaman dengan metode hidroponik.

Di Kelurahan Pelambuan, Banjarmasin Barat, Normalia, seorang warga setempat, menyebutkan bahwa ada beberapa jenis tanaman yang dapat dipertahankan di daerahnya, seperti Jeruk, Singkong, Sirih dan Daun Cincau. Lingkungan di daerah ini mencakup Bakau, Rawa dan Sungai.

Bakau memiliki manfaat dalam melindungi dari risiko kerusakan akibat badai. Semak-semak bakau dapat menopang dataran lumpur pasang surut dengan baik dan juga berfungsi sebagai zona penyangga yang melindungi tanah dari kerusakan angin dan gelombang. Rawa memiliki peran penting dalam mencegah banjir dan memelihara aliran air. Rawa berfungsi seperti spons yang menyerap air dalam jumlah besar saat hujan deras, yang dapat mencegah banjir dan kerusakan akibat aliran air yang deras. Sungai juga menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Banjar yang tinggal di sepanjang sungai. Selain sebagai tempat tinggal, sungai juga berfungsi sebagai jalur transportasi, sumber mata pencaharian, dan lainnya.

Bangunan di wilayah Banjarmasin Barat umumnya terbuat dari beton dan kayu, dengan pondasi yang menggunakan kayu galam. Kayu galam memiliki daya serap yang cocok dengan tanah lempung di rawa. Tiang pancang pondasi kayu galam kemudian menjadi tempat bertumpu kayu ulin dengan konsep kalang sunduk. Selanjutnya, cukup membangun rumah kayu atau rumah batu dengan pondasi yang cukup kuat. Kayu galam dengan rawanya bisa bertahan lama bahkan hingga puluhan tahun.

Menurut Ramadhani dan Normalia, beberapa masalah yang ditemui dalam pengembangan daerah mereka (Banjarmasin Barat) adalah kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan dan tingkat polusi udara yang meningkat akibat kebakaran yang terjadi beberapa waktu terakhir. Selain itu, ada juga hambatan dalam pengembangan daerah mereka seperti kebiasaan masyarakat yang tidak berubah (mencuci baju di sungai, mandi di sungai, buang air besar di sungai), perubahan cuaca yang drastis dan kepadatan penduduk yang menyebabkan kurangnya serapan air di beberapa tempat.

Ada mikroorganisme yang ada di wilayah Banjarmasin Barat yaitu lumut, hal ini karena lumut adalah jenis jamur yang disebabkan oleh kelembapan udara yang berlebihan dan berkumpul di permukaan benda biasanya ditemukan di bebatuan sungai.

Menurut Normalia dan Ramadhani, beberapa budaya masih dilakukan oleh masyarakat atau penduduk di wilayah Banjarmasin Barat seperti mandi di sungai, mencuci baju di sungai memancing di sungai serta beberapa masyarakat masih menggunakan transportasi air seperti jukung dan klotok.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun