What
A. Sarjana
Sarjana adalah gelar akademik yang diberikan kepada seseorang setelah menyelesaikan pendidikan tinggi pada tingkat programÂ
sarjana (S1) di perguruan tinggi atau universitas. Untuk memperoleh gelar ini, seorang mahasiswa biasanya harus menyelesaikanÂ
sejumlah kredit, mengikuti perkuliahan, dan menyelesaikan tugas akhir atau skripsi sesuai dengan bidang studi yang dipilih.
Dalam konteks peraturan perundang-undangan di Indonesia, definisi "sarjana" mengacu pada seseorang yang telah menyelesaikanÂ
pendidikan tinggi pada program sarjana dan memperoleh gelar akademik sarjana. Ini biasanya terkait dengan jenjang pendidikanÂ
Strata 1 (S1), yang merupakan tingkat pendidikan tinggi pertama yang diberikan setelah menyelesaikan pendidikan menengah atas.Â
Merujuk pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Pasal 17 ayat (1), dinyatakan bahwa: Â
Program Sarjana merupakan pendidikan akademik yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang menguasai dasar-dasar ilmu
pengetahuan dan teknologi serta keterampilan tertentu, dengan beban studi paling sedikit 144 (seratus empat puluh empat) SKS yang
dijadwalkan untuk 8 (delapan) semester dan paling lama 14 (empat belas) semester setelah pendidikan menengah.
 B. Kemampuan Melakukan Practical Value Rationality
Practical Value Rationality mengacu pada kemampuan untuk mengevaluasi situasi dan membuat keputusan berdasarkan nilai praktisÂ
dan manfaat yang dapat diperoleh dari tindakan tertentu. Ini melibatkan pemikiran kritis dan pertimbangan yang matang tentangÂ
apa yang paling berguna atau bermanfaat dalam konteks tertentu, dibandingkan dengan pendekatan rasionalitas yang lebih teoritisÂ
atau normatif.
Dalam konteks ini, individu atau organisasi tidak hanya mempertimbangkan logika atau teori di balik suatu keputusan, tetapi jugaÂ
menilai dampak praktis dan nilai nyata dari keputusan tersebut. Dengan kata lain, fokusnya adalah pada penerapan konsep-konsepÂ
dalam situasi nyata untuk mencapai hasil yang diinginkan.Â
Ciri-ciri Practical Value Rationality:Â
1. Fokus pada Praktik: Menekankan aplikasi langsung dari ide-ide dalam situasi dunia nyata.Â
2. Evaluasi Berdasarkan Manfaat: Mempertimbangkan nilai guna dan hasil dari keputusan yang diambil.Â
3. Fleksibilitas: Mampu beradaptasi dengan kondisi dan situasi yang berubah.Â
4. Keterlibatan Berbasis Konteks: Memahami bahwa nilai dan manfaat dapat berbeda tergantung pada konteks sosial, budaya, danÂ
   ekonomi.Â
Why
Kemampuan melakukan Practical Value Rationality (Rasionalitas Nilai Praktis) penting karena hal ini melibatkan penerapan nilai-
nilai atau prinsip-prinsip moral dalam pengambilan keputusan sehari-hari secara praktis. Berikut beberapa alasan mengapaÂ
kemampuan ini penting:
1. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik: Dengan menggunakan rasionalitas nilai praktis, kita dapat membuat keputusan yangÂ
  tidak hanya berdasarkan logika dan fakta, tetapi juga mempertimbangkan nilai-nilai moral dan etika. Ini membantu kita membuatÂ
  keputusan yang lebih bijaksana dan bertanggung jawab.
2. Menghindari Konflik Moral: Dalam banyak situasi, keputusan yang kita buat bisa saja bertentangan dengan nilai-nilai pribadi atauÂ
  sosial. Kemampuan untuk menilai dan menyeimbangkan nilai-nilai tersebut secara rasional membantu kita menghindari konflikÂ
  moral dan menemukan solusi yang memuaskan berbagai pihak.Â
3. Membangun Integritas Pribadi: Dengan selalu berpegang pada nilai-nilai yang kita anggap penting dalam keputusan yang kitaÂ
  buat, kita membangun integritas pribadi. Ini meningkatkan kepercayaan dari orang lain, baik dalam konteks pribadi maupunÂ
  profesional.
4. Adaptasi yang Lebih Baik Terhadap Perubahan: Dalam dunia yang terus berubah, kita sering dihadapkan pada situasi yangÂ
   kompleks dan tidak terduga. Kemampuan untuk menerapkan nilai-nilai praktis secara rasional memungkinkan kita untuk tetapÂ
   konsisten dengan prinsip kita sambil beradaptasi dengan perubahan.
5. Meningkatkan Kepuasan dan Kebahagiaan: Keputusan yang selaras dengan nilai-nilai kita cenderung membawa kepuasan yangÂ
  lebih besar. Hal ini karena kita merasa bahwa tindakan kita memiliki makna dan sejalan dengan siapa kita sebenarnya.
Dalam konteks yang lebih luas, kemampuan ini juga penting untuk menciptakan lingkungan sosial yang lebih harmonis, karenaÂ
keputusan-keputusan yang diambil akan lebih berfokus pada kesejahteraan bersama daripada kepentingan pribadi semata.
How
Kemampuan untuk menerapkan Practical Value Rationality (Rasionalitas Nilai Praktis) melibatkan kemampuan untuk membuatÂ
keputusan berdasarkan nilai-nilai praktis dan rasional, yang berarti kita harus dapat menyeimbangkan antara tujuan jangka panjangÂ
dan hasil jangka pendek dengan efisiensi dan pragmatisme. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untukÂ
mengembangkan kemampuan ini:
1. Pahami Nilai dan Tujuan:
- Identifikasi nilai-nilai inti yang penting bagi Anda atau organisasi Anda. Apa yang ingin Anda capai? Apa yang paling penting?
- Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang selaras dengan nilai-nilai tersebut.
2. Analisis Situasi Secara Mendalam:
- Kumpulkan informasi yang relevan dan analisis secara menyeluruh untuk memahami situasi yang sedang dihadapi.
- Pertimbangkan berbagai faktor, seperti biaya, manfaat, risiko, dan dampak jangka panjang dari setiap keputusan.
3. Evaluasi Pilihan Secara Objektif:
- Buat daftar alternatif keputusan dan evaluasi setiap pilihan berdasarkan kriteria rasional yang telah ditetapkan.
- Hindari keputusan yang hanya didasarkan pada emosi atau kebiasaan tanpa mempertimbangkan nilai praktisnya.
4. Pertimbangkan Efisiensi dan Efektivitas:
- Pertimbangkan cara paling efisien dan efektif untuk mencapai tujuan Anda.
- Pilih tindakan yang memberikan hasil terbaik dengan usaha atau sumber daya yang minimal, tetapi tetap sesuai dengan nilai dan tujuan Anda.
5. Ambil Keputusan yang Tepat Waktu:
- Jangan terjebak dalam analisis yang berlebihan (paralysis by analysis). Ambil keputusan tepat waktu berdasarkan informasi yang tersedia dan pertimbangan rasional.
- Tindak lanjuti keputusan dengan cepat untuk menghindari penundaan yang tidak perlu.
6. Refleksi dan Penyesuaian:
- Setelah keputusan diambil, pantau hasilnya dan refleksikan apakah keputusan tersebut mendukung nilai praktis dan tujuan Anda.
- Lakukan penyesuaian jika diperlukan, dan belajar dari pengalaman untuk pengambilan keputusan di masa depan.
7. Kolaborasi dan Konsultasi:
- Libatkan pihak lain dalam proses pengambilan keputusan untuk mendapatkan perspektif yang berbeda dan untuk memastikan bahwa semua aspek telah dipertimbangkan.
- Konsultasikan dengan ahli jika diperlukan untuk mendapatkan wawasan yang lebih mendalam.
Daftar Pustaka
Aristotle. (1999). Nicomachean Ethics. Translated by Terence Irwin. Indianapolis: Hackett Publishing Company.
Aristotle. (1984). The Complete Works of Aristotle. Vol. 2. Edited by Jonathan Barnes. Princeton: Princeton University Press.
Driver, Julia. (2001). "Aristotle on Practical Rationality." The Cambridge Companion to Aristotle's Nicomachean Ethics. Edited by Ronald Polansky. Cambridge: Cambridge University Press, 127-148.
Hursthouse, Rosalind. (1999). "Virtue Ethics." In The Blackwell Guide to Ethical Theory, edited by Hugh LaFollette. Oxford: Blackwell, 229-248.
Rorty, Richard. (1980). Philosophy and the Mirror of Nature. Princeton: Princeton University Press.
McDowell, John. (1995). Mind and World. Cambridge: Harvard University Press.
Solomon, Robert C. (1999). A Passion for Justice: Emotions and the Origins of Moral Philosophy. Lanham: Rowman & Littlefield.