Mohon tunggu...
Yazid Alveryo
Yazid Alveryo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sastra Indonesia, akademisi, music, and games

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Sri Krishna dan Relevansi Filosofis dalam Kehidupan Modern

4 Desember 2024   00:02 Diperbarui: 4 Desember 2024   00:05 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Rajas (aktivitas): Dikuasai ambisi dan hasrat, sering terfokus pada pencapaian materi dan kekuasaan.

3. Tamas (kegelapan): Melambangkan kebodohan dan kelesuan, sering terkait dengan kemalasan dan kebiasaan destruktif.

Konsep ini relevan dalam memahami karakter manusia di era modern. Dengan mengenali kecenderungan sifat-sifat ini, kita dapat bekerja untuk mengembangkan sifat sattva dalam diri kita, menciptakan kehidupan yang lebih harmonis dan bermakna.

Ajaran Sri Krishna untuk Kehidupan Modern

id.pinterest.com/catkul
id.pinterest.com/catkul

Dalam dunia yang penuh dengan tantangan etis dan moral, ajaran Krishna memberikan panduan praktis. Menjalankan kewajiban tanpa pamrih, seperti yang diajarkan dalam karma yoga, dapat diterapkan di tempat kerja maupun kehidupan pribadi. Prinsip ini menekankan pentingnya proses, bukan hanya hasil, dalam mencapai kebahagiaan sejati.

Selain itu, bhakti yoga mengajarkan pentingnya pengabdian kepada sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri, apakah itu Tuhan, masyarakat, atau tujuan mulia lainnya.

Prespektif penulis

Sebagai penulis, saya melihat Sri Krishna bukan hanya sebagai tokoh mitologi, tetapi sebagai simbol universal dari kepemimpinan, kebijaksanaan, dan spiritualitas. Ajarannya dalam Bhagavad-Gita adalah panduan abadi bagi manusia modern yang terjebak dalam kompleksitas kehidupan, dari krisis eksistensial hingga dilema etika.

Yang menarik, Krishna tidak menawarkan jawaban mudah. Ia justru mendorong kita untuk melihat lebih dalam ke dalam diri sendiri, mempertanyakan motivasi kita, dan menghadapi hidup dengan keberanian. Bagaimana kita bisa memimpin tanpa pamrih? Bagaimana kita bisa mencintai tanpa syarat? Dan, yang paling penting, bagaimana kita bisa menjalani hidup tanpa rasa takut?

Sebagai individu di era modern, saya merasa ajaran Krishna mengingatkan kita untuk tidak menyerah pada rutinitas yang dangkal. Ia mengajarkan keseimbangan: antara ambisi dan kebajikan, antara kerja keras dan penyerahan, antara logika dan intuisi. Perspektif ini membangkitkan harapan bahwa kebijaksanaan sejati bukanlah sesuatu yang kuno atau asing—ia hidup dalam pilihan-pilihan kecil kita setiap hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun