Mohon tunggu...
Yazid Emyu
Yazid Emyu Mohon Tunggu... -

segala yang ku corat-coret adalah anugerah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Danau Setu Patok

27 November 2011   15:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:07 1155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Minggu, begitu ramainya hari ini. Jarum jam sudah menghampiri angka 8, dan inilah saatnya bersiap-siap untuk menenangkan nalarku yang lelah ini.

Satu per-satu teman-temanku berdatangan dengan sepedanya masing-masing. Sebelum itu, tak lupa cek kanan-kiri, dan depan belakang, maksudnya adalah memeriksa persiapan untuk perjalanan minggu ini. Karena perjalanan lumayan jauh dan tak ada pepohonan yang bisa menutupi kita dari terik mentari yang begitu cerah.

Ketika anak-anak kecil bermain dengan layang-layangnya, maka inilah saatnya kita memutar roda dan berangkat. Dan ku tinggalkan salam untuk orang tua supaya tidak cemas dengan perjalananku ini.

Dua kecamatan, itulah yang harus kita lewati, agar bisa sampai di Danau Setu Patok. Danau tersebut letaknya di Desa Setu, Kecamatan Mundu, danberada di wilayah timur Kabupaten Cirebon. Dan desaku bernama Kalibangka.

Di tengah perjalanan, tepatnya di jembatan Desa Kanci. Salah satu temanku merasa pusing, sebab di jalan ini ada tempat pembuatan terasi yang teramat baunya. Bahkan ketika melintasi jalan depan salah satu pembangkit listrik yang menggunakan energi kotor, disini semua orang yang melintasinya diharapkan memakai masker dan helm berkaca, karena dapat menyebabkan kecelakaan.

Perjalanan menuju Danau masih jauh, jadi kita istirahat, itulah saran dari orang tua kita. agar bisa sampai ditujuan, kita memerlukan waktu 3 jam dari jarak desaku. Tapi, jika dari Terminal Bus Harjamukti itu bisa lebih cepat. Dengan naik angkutan elf yang arahnya ke timur, kemudian turun di depan SMK Pelayaran Mundu Pesisir, dan dari situ bisa naik ojeg dengan ongkos lima ribu rupiah untuk ke tujuan.

Ahirnya, setelah melewati begitu banyak tikungan, tujuan telah di depan mata, begitu indah. Dan sangat terkesan ketika melihat sekelompok pemuda mulai beraksi dengan memainkan sepeda BMX-nya. Berbagai variasi mereka mainkan di bibir wajah danau, mata yang takjub mulai mengeprokan kedua telapak tangannya menjadi lebih meriah.

Danau, begitu indah wujudnya, dan sesuai dengan nama yang diberikan kepadanya “danau”. Hijau sekelilingnya, biru ketika menatapnya, dan bersinar wajah-wajah yang memandangnya.

Di tempat ini, semua pengunjung tak memikirkan umur yang tercatat pada kartu identitasnya. Tapi, yang mereka pikirkan hanyalah danau yang telah mengindahkan umur mereka.

Berada dekat pohon kersem, terdapat warung kopi yang menyediakan goreng-gorengan, ini pas untuk menyempurnakan wisataku di Danau Setu Patok. Tak ingin terlewatkan, ku potret keberadaan seorang ibu yang berdiri di depan danau, yang terlihat sedang menikmati kecupan suasan alam ini.

Gratis, itulah jawaban perawan manis. Ketika aku ingin menanyakan dari mana asalnya, karna gugup aku hanya menanyakan harga tiket. Wanita itu berasal dari Bandung, dan memang pantas jika tempat ini dikenal semua penjuru.

Konon, katanya tempat ini sudah sangat lama ada, tapi tidak dikenalkan pada publik. Dan hanya penduduk asal, dan pendatang baru saja yang tau tempat ini, karna itu juga kabar meluas walau dari satu mulut.

Dari arah selatan, suara puji-pujian yang menunjukan waktu hampir maghrib terdengar, dan suara itu berasal dari pondok pesantren yang berada dekat dengan danau ini.

Entah itu muslim, ataupun non-muslim, semuanya menghormati ajakan suara itu. Karna disini masih wilayah Indonesia, maka warganya pun menghargai tradisi-tradisinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun