Mohon tunggu...
Yayuk Zulfatussaadah
Yayuk Zulfatussaadah Mohon Tunggu... Freelancer - Environmental Engineer | Auditor PROPER

Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inovasi KKN di Tengah Pandemi, Mahasiswa Undip Manfaatkan Media Ini

10 Agustus 2021   23:48 Diperbarui: 11 Agustus 2021   00:08 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Leaflet sebagai media edukasi Covid-19 (Dokpri)

Desa Boja, Batang (1/8) -- Dunia kini tengah menghadapi situasi sulit akibat pandemi Covid-19. Begitupun dengan Indonesia, kasus positif Covid-19 di Indonesia dalam beberapa bulan terakhir mengalami lonjakan yang diduga kuat akibat varian virus baru. Kebijakan penanganan pandemi Covid-19 seperti yang terbaru adalah PPKM dinilia belum cukup efektif menekan angka positif Covid-19 di Indonesia. Angka positif harian terbilang masih tinggi dengan rata-rata 40.000 kasus per harinya. Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia per 1 Agustus 2021 menunjukan bahwa positive rate Covid-19 di Indonesia bahkan menyentuh angka 27,28 %, masih jauh melebihi ambang batas yang ditetapkan WHO yaitu di bawah 5%. Penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia tentunya membutuhkan sinergi yang kuat antara pemerintah dan juga masyarakat.

Masyarakat Indonesia perlu membiasakan perilaku hidup sehat dan patuh terhadap ptorokol kesehatan agar pandemi Covid-19 dapat dikendalikan. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang tidak menghiraukan himbauan pemerintah untuk menaati protokol kesehatan. Begitupun dengan pemerintah yang kurang dalam mensosialisasikan aturan megenai protokol kesehatan hingga ke masyarakat pedesaan. Masyarakat pedesaan rentan tertular Covid-19 dikarenakan masih minimnya pengetahuan terhadap Covid-19. Faktanya masyarakat pedesaan juga mudah menerima berita hoax seputar Covid-19. Berita hoax tersebut menjadikan masyarakat pedesaan cenderung menganggap remeh Covid-19 dan abai terhadap protokol kesehatan.

Melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), mahasiswa Universitas Diponegoro mencoba membuat edukasi Covid-19 melalui leaflet dan tracing Covid-19 menggunakan Google Form. Leaflet dipilih sebagai media edukasi Covid-19 karena dinilai dapat menarik perhatian masyarakat untuk membaca pesan yang terkandung di dalamnya. Leaflet dibuat dalam 2 versi, versi pertama berisi fakta seputar Covid-19 dan versi kedua memuat pesan terkait vaksinasi Covid-19. Leaflet dipasang di tempat-tempat umum yang sekiranya sering dikunjungi masyarakat RT 05/RW 03 Desa Boja.

Penempelan leaflet di tempat umum (Dokpri)
Penempelan leaflet di tempat umum (Dokpri)
Tracing menggunakan Google Form merupakan inovasi yang didasarkan pada kondisi yang terjadi di Desa Boja. Desa Boja memiliki total kasus positif Covid-19 sebanyak 9 orang, di mana orang-orang yang kontak langsung dengan 9 orang positif Covid-19 tersebut belum terlacak dengan baik. Hal ini dikhawatirkan dapat menyebabkan penyebaran Covid-19 di Desa Boja semakin meluas. Tracing menggunakan Google Form merupakan salah satu upaya agar dapat melakukan tracing setiap hari. 

Google Form memuat informasi berupa nama, alamat, tempat yang dikunjungi dalam sehari, kontak dengan siapa saja dalam sehari, dan gejala apa saja yang dirasakan dalam sehari. Data yang telah terinput dapat disetorkan ke pihak pemerintah desa jika sewaktu-waktu ada masyarakat yang positif, sehingga dapat dilakukan upaya lanjut agar penularan Covid-19 tidak semakin meluas.

Pemanfaatan Google Form untuk media tracing Covid-19 (Dokpri)
Pemanfaatan Google Form untuk media tracing Covid-19 (Dokpri)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun