Mohon tunggu...
CAHYO BASKORO
CAHYO BASKORO Mohon Tunggu... -

Lahir di Pubalingga, lulus SD di Sokaraja,Banyumas, tamat SMPN2 TanjungKarang , Lampung,lulus SPP-SUPM Bogor 1982, 1994 peroleh AMd.Pi di Jepara. 1997-sekarang sbg karyawan PT.Wachyuni Mandira (CP Prima Grup). Sejak remaja selalu menyukai kajian psikologi, Filsafat dan Biologi. Tidak suka semua olahraga permainan /game, tapi sangat gemar Hikking. Selalu membuat coretan gambar kartun, dimana pun berada. Tidak suka sinetron TV, tapi sangat gemar serial investigasi & film animasi 3 D. Paling hobby berpikir dan merenung renung tentang apapun yg dilihat mata.

Selanjutnya

Tutup

Politik

IndoneSIA vs MalaySIA

2 September 2010   14:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:30 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Heboh ketegangan hubungan Indonesia dan Malaysia akhir akhir ini membuat saya geli. Lucu. Orang2 kok pada heboh , seakan ada sebuah peristiwa besar,peristiwa tragis nan luar biasa.  Perselisihan perbatasan antar dua negara bertetangga adalah sangat lumrah. Apalagi saat fisik perbatasan itu berupa air laut yang tidak bisa dibuat pagar atau tembok. Lagipula, batas sebuah negara itu menyangkut beberapa hal yg cukup kompleks. Dari soal bagaimana cara menetapkan sebuah garis batas negara, siapa atau lembaga apa yg berhak melegitimasi batas2 itu,pengakuan negara2 tetangga yg berbatasan langsung & dunia yg lebih luas, bagaimana batas2 itu di umumkan ke dunia luar, dan lain lain... Kedaulatan negara adalah sebuah kata sakral yg sangat efektif digunakan sebagai retorika diatas panggung politik oleh tokoh politik dinegara manapun. Bung Karno sangat lihai memanfaatkan kata2 keramat ini. Kenapa? Karena beliau adalah orang sipil. Militer dan sipil sama sama berdarmabhakti, menyumbang tenaga dan atau  fikirannya dalam upaya  mendirikan dan mempertahankan negara ini.Modal utama orang sipil untuk mengimbangi perjuangan fisik para serdadu/tentara adalah kata2 pembangkit semangat warga masyarakat/ publik. Konon, perseteruan Bung Karno dgn Malaysia bukan sekedar sengketa perbatasan, melainkan beliau mwerasa tidak nyaman, atau amat risih harus bertetangga dgn sahabatnya musuh(negara2 barat). Teman musuh adalah musuh.  http://pramedia.blogspot.com/2010/08/oohternyata-ini-alasan-bung-karno-harus.html SBY memimpin negara pada era pembangunan ekonomi. Perselisihan yg terbuka dgn pihak negara Barat sebagai simbol anti imperalisme telah berakhir.Pengakuan atas eksistensi negara tak perlu lagi diperjuangkan karena Indonesia telah diakui secara bulat oleh masyarakat dunia..Yang jadi fokus semua presiden Indonesia saat ini adalah bagaimana cara mengisi kemerdekaan, membuat rakyatnya makin sejahtera. Apakah soal kedaulatan negara ini tidak penting ? Kita harus teliti melihat akar masalahnya. Insiden penangkapan aparat KKP (dari DKP) yg menghebohkan itu adalah dampak dari belum terselesaikannnya segketa batas wilyah RI -Malaysia. Ibarat sebuah pertengkaran antra tetangga di sebuah kampung, mengenai batas2 pekarangan rumahnya. "Kakekku bilang, tanahku dibatasi oleh Pohon Duren ini....bukan pohon mangga jelek itu" "Ah, bukan, kata buyutku, tanahku ya diutara pohon beringin ini. " "Ah, bukan..kata kakekku"" Ah, tidak , buyutku bilang..begini, disini, disini dan disini." Dalam konteks Global dan strategi jangka  panjang terhadap pembangunan wilayah kawasan Asia tenggara yg kuat dan besar, maka hebohnya persengketaan wilayah Indonesia dan Malaysia adalah sebuah kemunduran karena ini sangat menghambat lajunya perkembangan Asean sebagai kawasan ekonomi raksasa , mengimbangi kekuatan China dan Jepang. Kalau di Eropa telah ada Uni Eropa, harusnya disini ada Uni Asean. Sehingga kerukunan antar anggota Asean menjadi modal utama pembentukan Raksasa ekonomi Asean tersebut. Dan kekuatan ekonomi Asean nantinya diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat di kawasan ini secara nyata dan merata. Jadi nantinya bukan saja ada TKI kita yg ada diMalaysia, tapi Indonesiapun bisa menjadi tujuan para pencari kerja dari negara Asean lain, karena  banyaknya kesempatan kerja dan tingkat Gajinya sangat menggiurkan . Kita boleh marah dan sangat jengkel, kedaulatan negara ini  diusik. Tapi harus di ingat, persoalan yang terjadi kemarin bukan semata mata pelanggaran kedaulaatan, tetapi dampak dari berlarut larutnya pmasalah persengketaan batas Wialayah antar negara. Kalau ada tentara Malaysia menyerbu dan menangkap orang kita di pulau Batam, atau malah nekad  masuk dan mengobrak abrik  Kota Medan, misalnya,baru lah itu kita sebut sebagai tantangan perang yg sejati. Ibarat ada orang yg kurang ajar  menerobos masuk kedalam rumah kita. Lalu apa makna dari peristiwa yg  menyakitkan hati di seputar selat Malaka kemarin itu? ...yah anggap saja mereka baru nyenggol2 pintu pagar belakang rumah kita. Link dibawah ini    adalah artikel tentang obsesi penyatuan dua pulau, Sumatera & Semenanjung Malaka. http://www.krishadiawan.co.cc/2010/03/jembatan-dumai-melaka-malacca-malaysia.html Sebuah jemabatan penyeberangan diatas selat Malaka.Ini akan jauh dari harapan, bila dua negara serumpun ini  masih disibukkan  oleh gangguan kerikil kerikil kecil didalam sepatu ini.Meski sang kerikil itu tajam , tapi tetaplah sebagai benda sederhana,dan  terlalu kecil untuk menghentikan langkah 2 besar kawasan AseanRaya dimasa masa mendatang. http://beritahankam.blogspot.com/2009/10/lalin-selat-malaka-dikendalikan.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun