Mohon tunggu...
Yayat S. Soelaeman
Yayat S. Soelaeman Mohon Tunggu... Penulis - Berbagi Inspirasi

writer and journalist / yayatindonesia@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ancaman Degradasi Menghantui Arema FC

25 Oktober 2023   00:20 Diperbarui: 26 Oktober 2023   21:40 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejatinya Arema yang memiliki puluhan ribu suporter fanatik bernama Aremania/Aremanita adalah klub yang baru lahir 'kemarin sore', tahun 1987. Tentu saja hal itu jika dibandingkan dengan klub perserikatan seperti Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, Persib Bandung dan lain-lain, yang lahir justru sebelum berdirinya Republik Indonesia. 

Misalnya Persib lahir tahun 1933, Persija 1928, Persebaya 18927, PSIS 1932, atau Persis Solo 1923. Namun Arema adalah klub sepak bola semi profesional yang sarat dengan prestasi dan nama besar, dan puluhan ribu pendukung setia mereka selalu hadir memenuhi stadion.

Berdasarkan laman wikipedia.org, nama Arema ternyata berkaitan erat dengan seorang Patih Kerajaan Singasari bernama Kebo Arema ketika kerajaan itu diperintah Raja Kertanegara. Kebo Arema adalah patih kerajaan gagah perkasa yang berhasil menyelamatkan kerajaan dari beberapa kali upaya pemberontakan. Kebo Arema juga yang membawa Singasari menaklukkan Kerajaan Pamalayu di Jambi dan menguasai Selat Malaka.

1-liga-1-antara-6537f5d0edff7665643224e2.png
1-liga-1-antara-6537f5d0edff7665643224e2.png

Simbol Singa (Antara)Ketika nama Arema kemudian muncul lagi di dekade 1980-an, nama itu hanya merujuk pada sebuah komunitas orang-orang asal Malang, yaitu akronim dari Arek Malang. Setelahnya, nama Arema kemudian menjelma menjadi semacam "subkultur" dengan identitas, simbol dan karakter masyarakat Malang. Arek Malang sendiri membangun reputasi dan eksistensinya melalui musik rock dan olahraga (tinju dan sepak bola). Selain tinju, sepak bola adalah olahraga yang menjadi jalan bagi Arek Malang menunjukkan reputasinya, sehingga kelahiran tim sepak bola Arema pada 1987 adalah sebuah keniscayaan.

Klub PS Arema sendiri berdiri pada 11 Agustus 1987, menjadi klub semi profesional Malang, dibidani oleh Dirk Derek (pemilik klub Armada 86) dan Acub Zaenal, mantan Gubernur Irian Jaya dan mantan pengurus PSSI periode 80-an. Acub juga sebelumnya mendirikan klub sepak bola Perkesa 78. Tujuannya adalah untuk mengikuti kompetisi semi profesional Galatama. Sedangkan klub perserikatan yang sudah lebih dahulu populer saat itu di Malang adalah Persema Malang.

Mengenai simbol Singa yang mewarnai logo Arema FC, konon diilhami oleh gambar horoskop zodiak Leo atau Singa. Leo adalah zodiak yang identik dengan bulan Agustus, sedangkan Arema sendiri tercatat didirikan pada 11 Agustus 1987.

Tentu saja akan menjadi penantian yang mendebarkan bagi para Aremania/Aremanita, ketika awal November 2023, klub kebanggaan mereka akan melakoni putaran dua kompetisi Liga 1 dari peringkat 16. Target utama tentu saja adalah menyelematkan diri dari ancaman degradasi dan menjauh dari zona degradasi. Pesaing utama Arema FC saat ini adalah dua tim penghuni zona degradasi di urutan 17 dan 18, yaitu Persikabo 1973 dan Bhayangkara Presisi, serta dua tim yang menduduki posisi 14 dan 15, yaitu PSS Sleman dan Persita Tangerang.

01-bhayangkara-facebook-2-ok-6537f6f3110fce28c1412242.jpg
01-bhayangkara-facebook-2-ok-6537f6f3110fce28c1412242.jpg

Bhayangkara FC yang terpuruk (FB Bayangkara FC) Menyisakan satu laga di putaran pertama, PSS Sleman kini mengoleksi 19 poin, kemudian Persita Tangerang (18), Arema FC (13), Persikabo (10), dan Bhayangkara (7). Sedangkan di atas mereka, terdapat tiga klub dengan poin sama, yaitu 20, Persija Jakarta, Persik Kediri dan Persis Solo. 

Selisih poin di antara delapan tim ini tidak terlalu jauh, kecuali mungkin Bhayangkara Presisi yang baru mengoleksi 7 poin, sehingga di putaran dua dipastikan akan terjadi persaingan keras untuk menambah poin.

Bagi kedelapan tim ini, terutama bagi Arema FC, Persikabo, dan Bhayangkara Presisi, setiap pertandingan di putaran kedua adalah kesempatan untuk menambah point dan peluang untuk menghindari zona degradasi. Jika ketiganya gagal menambah poin sebanyak-banyaknya, maka tidak ada ampun, ketiga klub itu harus menelan pil pahit, terlempar dari kompetisi sepak bola kasta tertinggi Indonesia. (yss)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun