Mohon tunggu...
Yayat S. Soelaeman
Yayat S. Soelaeman Mohon Tunggu... Penulis - Berbagi Inspirasi

writer and journalist / yayatindonesia@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ketika Shin Tae-yong Kehilangan Akal

10 Januari 2023   04:28 Diperbarui: 11 Januari 2023   20:10 30787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua Gol Nguyen Tien Linh (Foto: www.kompas.com)

Ketika gol yang dinanti tak kunjung datang, Shin Tae-yong semakin panik dan frustrasi, sehingga pada menit ke-79 menarik Rizki Ridho dan Marselino dan memasukkan M. Rafli dan Ilija Spasojevic.

Keputuan itu bisa dipahami, namun memainkan formasi empat penyerang di depan benar-benar gegabah dan penuh risiko. Selain serangan menjadi sporadis tak terkendali, para gelandang Vietnam juga otomatis turun memperkuat pertahanan, sehingga di kotak penalti penuh dengan pemain.

Sebaliknya, ketika Vietnam menyerang, selalu berbahaya, karena di belakang hanya ada Jordi Amat dan Fachrudin, yang juga frustrasi dan memiliki perasaan bersalah yang besar akibat dua gol yang bersarang ke gawang Nadeo Argawinata.

Sungguh menjadi hari yang pahit bagi Shin Tae-yong, karena setelah hari ini ia akan menjadi sasaran kekesalan publik. Bagaimanapun, banyak penggemar sepak bola Indonesia yang selalu menyuarakan agar tim nasional ditangani pelatih lokal.

Sangat mungkin Shin Tae-yong akan menyesali keputusannya yang kurang bijaksana dan kurang matang, sehingga tetap memasang para pemain yang tiga hari sebelumnya bermain penuh, termasuk menerapkan formasi 3-4-3 melawan Vietnam yang jelas-jelas kekuatannya masih di atas Indonesia.

Seandainya saja ia memasang Syahrian Abimanyu atau Ricky Kambuaya sejak awal, atau memainkan Edo Febriansyah menggantikan Asnawai atau Pratama Arhan, mungkin hasilnya akan berbeda.

Bahkan ketika Rachmat Irianto sudah jelas tidak bisa bermain, mengapa Shin Tae-yong lupa dengan keberhasilannya menggempur Thailand di babak penyisihan grup, dan saat itu ia memasang formasi 4-2-3-1 yang tajam, dengan variasi serangan bergelombang dari kedua sayap.

Namun bagaimanapun, Shin Tae-yong juga manusia, yang tidak pernah luput dari kekurangan dan kesalahan. Kini sudah pasti ia memiliki kesimpulan untuk menilai kualitas dan kematangan dirinya sebagai pelatih, sebagaimana ia katakan sewaktu pertama kali ditunjuk menjadi pelatih Indonesia pada Desember 2019.

"Saya ingin mengambil tantangan. Saya (juga) ingin mengevaluasi kembali diri saya di tempat baru, dan seperti apa kompetensi dan bakat yang saya miliki," katanya. (ys_soel)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun