Sedangkan di depan Yakob Sayuri dan Dendy Sulistyawan selalu menjadi hantu yang menakutkan di daerah pertahanan Vietnam.
Para penggemar sepak bola nasional memperoleh harapan besar, setidaknya Shin Tae-yong memiliki dua formasi andalan, 4-2-3-1 dan 3-5-2.
Kedua formasi tersebut sepertinya cocok dengan karakter pemain yang dipanggil, yaitu mampu bermain cepat. Kekuatan semakin meyakinkan dengan dua pemain naturalisasi yang menjadi roh permainan, Marc Klok dan Jordi Amat.
Kehilangan Akal
Lalu apa yang terjadi ketika Indonesia dihajar Vietnam 2-0 di Stadion My Dinh, Senin (9/1/2023)?
Ketika susunan pemain yang diumumkan, terasa sangat mengkhawatirkan. Betapa tidak, Shin Tae-yong kembali memainkan seluruh pemain yang bertarung melawan Vietnam di Jakarta, tiga hari sebelumnya (minus Rachmat Irianto yang cedera), padahal para pemain itu pasti sangat kelelahan, tidak bugar, dan lawannya adalah Vietnam yang akan bertarung kesetanan karena bermain di hadapan pendukungnya.
Pertimbangan memainkan Saddil Ramdani untuk menggantikan Rachmat Irianto yang cedera juga dipertanyakan, karena dengan memainkan Saddil Ramdani, formasi taktik yang dimainkan adalah 3-4-3, yaitu formasi menyerang tanpa gelandang jangkar (defensive midfielder).
Formasi 3-4-3 biasanya dimainkan untuk melawan tim dengan kualitas setara atau lebih lemah. Tentu riskan memasang formasi 3-4-3, dengan para pemain yang lelah, dan melawan Vietnam yang secara kualitas masih di atas Indonesia.
Dapat ditebak, Indonesia keteteran, karena hanya ada dua pemain di lini tengah, Marc Klok dan Marselino Ferdinan. Klok juga menjadi pemain yang menanggung beban paling berat, karena ia harus bermain sebagai defensive midfielder sekaligus gelandang box-to-box. Tentu itu mustahil, apalagi Klok bermain penuh sebelumnya dan tenaganya sudah terkuras.
Ketika Marc Klok sibuk mengamankan wilayah di depan tiga center-back, maka pasokan bola ke Marselino Ferdinan juga minim, sehingga wonder-kid Persebaya itu seperti kehilangan akal.
Sungguh berat tekanan mental yang dialami Marselino, pemain yang masih sangat muda, karena ia beberapa kali diminta Klok untuk sedikit mundur menemaninya menahan badai gempuran para gelanndang Vietnam. Padahal, ia dibebani juga untuk menyerang dan mendekat ke Dendy Sulistyawan di kotak penalti lawan.