Jakarta – Ketika Kompetisi Liga 1 musim 2021/2022 masih menyisakan enam pertandingan, para penggemar sepak bola Tanah Air dan fans setia lima klub teratas di klasemen saat ini diyakini tengah menerka-nerka sekaligus berdebar-debar menunggu tim mana yang akhirnya menjadi kampiun kompetisi kasta tertinggi Indonesia musim ini.
Bali United (60 poin), Persib Bandung (57), Arema Malang (55), Bhayangkara (55), dan Persebaya (54), adalah lima klub yang memiliki kans untuk merebut gelar juara Liga 1 musim 2021/2022. Dari lima klub itu, siapa yang akhirnya akan menjadi kampiun?
Kelima tim itu harus diakui memiliki kekuatan yang setara, dan ketika mereka saling bertemu, maka tidak ada yang dapat memastikan siapa yang akan menjadi pemenang. Artinya, satu dari lima tim terbaik musim ini, tim mana pun, sangat pantas untuk menyandang gelar juara Liga 1.
Untuk menghitung peluang lima tim itu, ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Salah satu acuannya yang pasti adalah, berapa banyak poin yang mereka miliki saat ini, dan berapa poin yang kemungkinan mereka raih pada enam pertandingan terakhir?
Kita akan mulai dari jumlah poin yang mereka miliki saat ini. Dari faktor ini, Bali United dan Persib Bandung memiliki peluang lebih besar untuk juara karena poin mereka yang tertinggi, yaitu 60 dan 57. Pengertiannya, jika Arema dan Bhayangkara ingin juara, mereka harus memenangi enam pertandingan, dan Bali United harus kalah dua kali, serta Persib harus kalah satu kali.
Khusus Persebaya bahkan syaratnya lebih berat, harus memenangi enam pertandingan, dan Bali United harus kalah tiga kali serta Persib mesti kalah dua kali. Tentu segala kemungkinan dapat terjadi, apalagi Arema dan Persebaya memiliki peluang untuk menghadang langsung Bali United dan Persib. Namun secara fakta, dari perolehan angka saat ini, ancaman terdekat Bali United adalah Persib Bandung.
Faktor lain yang menentukan adalah kualitas enam tim yang akan dihadapi lima klub itu. Secara teknis, kualitas lawan akan menentukan berapa banyak poin yang dapat diraih. Berdasarkan faktor ini, maka Bhayangkara memiliki kans besar untuk mengumpulkan poin lebih banyak, karena semua lawannya tidak seberat lawan empat tim pesaingnya.
Jika faktor raihan poin saat ini dan faktor kualitas lawan harus menjadi penentu, maka Bali United dan Bhayangkara tidak dapat dibantah akan berada di urutan paling depan untuk menduduki tangga juara.
Apakah ada faktor lain? Adalah pelatih Persib Robert Rene Albert yang menyebut bahwa Bali United diuntungkan karena pertandingan dilaksanakan di Bali. Bahkan tidak bisa dibantah juga, faktor kualitas pengadil, kebugaran pemain, dan ancaman virus Covid-19 dapat menjadi gangguan yang menentukan.
Ketika Rene Albert mengatakan bahwa Bali United memiliki peluang lebih besar untuk juara karena pertandingan digelar di Bali, baru disadari bahwa selama empat putaran, Bali United bertanding seperti di rumah sendiri, menjalani partai kandang!
Semua penggemar bola sudah paham, menjalani partai kandang adalah keuntungan besar, karena para pemain sangat hapal sudut-sudut stadion, tidak butuh aklimatisasi, dan selama berlatih, sebelum dan setelah bertanding, kapan saja, pelatih dan seluruh pemain dapat berkumpul dengan teman, saudara, anak dan istri.
Dari tiga faktor penting itu, yaitu raihan poin, kualitas lawan, dan tuan rumah pertandingan, maka dua faktor menjadi keuntungan Bali United, dan satu faktor dimiliki Bhayangkara. Lalu pertanyaannya, apakah Bali United mampu memanfaatkan keuntungan mereka menjadi ‘tuan rumah’, sehingga meraih angka maksimum, 18 poin? Juga, apakah Bhayangkara mampu meraup 18 poin melawan tim-tim menengah dan bawah?
Jika jawabannya ya, maka Bali United dipastikan tak terbendung untuk merebut gelar kampiun musim ini. Namun jika gagal memanfaatkan keuntungan tersebut, maka Bhayangkara dan Persib Bandung akan menjadi dua kandidat terdepan untuk merebutnya.
Ketika Bali United dan Bhayangkara memiliki keuntungan lebih, lalu bagaimana kans Persib, Arema dan Persebaya? Sangat menarik untuk menantikan bagaimana semangat Bandung Lautan Api, Kera Ngalam dan Green Force berjuang untuk merebut poin sebanyak-banyaknya di enam pertarungan terakhir.
Berhitung Poin                Â
Dengan 60 poin, jelas Bali United memiliki peluang lebih besar dibanding pesaingnya. Enam lawan terakhir adalah Persija, Persiraja, Arema, Madura United, Persebaya dan Persik Kediri.
Enam tim yang sulit, apalagi di putaran pertama mereka ditahan Arema dan dikalahkan Persebaya. Ujian pertama adalah melawan Persija, Minggu (6/3/2022), setelah mereka lima kali menang beruntun. Jika Bali United tampil konsisten, apalagi dengan faktor tuan rumah, maka tidak akan terlalu sulit bagi mereka meraih 13-15 poin dari enam pertandingan, dan kans untuk juara sangat terbuka.
Persib Bandung dengan 57 poin, akan menghadapi Persiraja, Arema, Madura, Persebaya, Persik Kediri, dan Barito Putra. Arema dan Persebaya mengalahkan mereka di putaran pertama, namun kini pemain Persib lebih lengkap, sehingga hasil di putaran kedua mungkin berbeda. Prediksi merebut 12-14 poin cukup terbuka di putaran ini.
Bhayangkara dengan 55 poin akan menghadapi PSS, PSIS, Persipura, Persela Lamongan, Persija, dan Persiraja. Pada putaran pertama, Bhayangkara ditahan imbang PSS, PSIS, dan Persija. Kans untuk merebut 13-15 poin cukup terbuka, namun kelemahan mereka adalah kurang konsisten dengan permainan.
Arema dengan 55 poin akan menghadapi lawan-lawan berat, yaitu Barito Putra, Persib, Bali United, Borneo, Persikabo, dan PSM. Arema cukup terbuka untuk merebut 12-14 poin. Hadangan berat akan datang dari Bali United, Persib, dan PSM. Sedangkan Persebaya, dengan 54 poin, akan menghadapi Persita, Persik, Barito Putra, Persib, Bali United, dan Borneo. Kans untuk merebut 13-15 poin cukup terbuka, terutama meraih sembilan poin penting dari Persik, Barito, dan Borneo.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor lokasi pertandingan, raihan poin saat ini, dan lawan-lawan yang akan dihadapi, maka sepertinya Bali United masih diunggulkan untuk menjadi juara, sedangkan Bhayangkara dan Persib kemungkinan akan berebut posisi runner-up, kemudian Arema dan Persebaya tampaknya akan berebut posisi empat dan lima.
Namun demikian, kejutan bisa saja terjadi, dan perebutan tahta Liga 1 akan menjadi semakin panas dan rumit apabila faktor-faktor non-teknis benar-benar terjadi, yaitu faktor pengadil/wasit, kebugaran pemain, ancaman virus Covid-19, dan jangan lupa, faktor keberuntungan! (*)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H