Mohon tunggu...
yayat sopiyati
yayat sopiyati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nyalakan Api Semangat Belajar Siswa dengan Pemberian Motivasi yang Tak Terbatas

18 November 2024   00:19 Diperbarui: 19 November 2024   14:56 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Yayat Sopiyati, Ira Legistia, Dr. Lukman Nulhakim, M. Pd,  Annisa Novianti Taufik, M. Pd

PENDIDIKAN merupakan proses membimbing peserta didik menuju kematangan jiwa dan raga. Melalui pendidikan, diharapkan peserta didik dapat mengembangkan seluruh aspek dirinya, baik intelektual, emosional, maupun sosial. Melalui pendidikan, seseorang akan terdidik dan tumbuh menjadi pribadi yang cerdas dan berprestasi. Didalam sebuah pendidikan terdapat tujuan yang harus dicapai. Tujuan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan peserta didik setelah melaksanakan pengalaman belajar. 

Tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik. Peserta didik dengan hasil belajar yang baik tentu memiliki kesemangatan dalam belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut.  Namun, masih banyak siswa merasa jenuh dan kehilangan semangat belajar hingga pada akhirnya tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai.  Salah satu faktor penyebabnya yaitu kurangnya motivasi belajar dalam diri siswa tersebut.

Motivasi bukan sekedar dorongan untuk belajar, ia adalah bahan bakar yang menggerakkan siswa untuk mengeksplorasi pengetahuan, menghadapi tantangan, dan berusaha mencapai tujuan mereka.  Menurut Khaliq (2013) dalam tulisannya menuliskan bahwa motivasi menjadi salah satu hal yang sangat penting karena dengan adanya motivasi akan menghasilkan sifat untuk bekerja keras dan juga munculnya antusias untuk menjalankan suatu aktivitas dan untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan.  Pemberian motivasi yang tepat dapat membantu siswa merasa lebih percaya diri dan bersemangat dalam proses belajar mereka.  Maka peran guru sebagai pendidik dalam memberikan motivasi dari luar menjadi sangat penting.

Cara Memotivasi Siswa

Motivasi belajar merupakan upaya memberikan dorongan kepada para siswa yang sedang belajar baik  dorongan internal maupun eksternal untuk merubah perilakunya.  Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan salah satu guru sekolah dasar kelas II, memberikan gambaran yang mendalam tentang praktik dan tantangan yang dihadapi guru dalam memotivasi siswa sekolah dasar.

Tantangan yang dihadapi guru dalam memotivasi siswa yaitu mencakup kurangnya semangat belajar pada siswa, perbedaan tingkat kemampuan belajar, hingga pengelolaan kelas yang terdiri dari siswa dengan berbagai karakter. "Dalam setiap kelas, ada siswa yang aktif, cenderung bercanda, ada juga yang serius, namun terkadang siswa yang serius dalam belajar ini  bisa terpengaruh oleh siswa yang aktif bercanda. Salah satu caranya adalah memberikan semangat di awal pelajaran melalui permainan atau kegiatan yang bisa memancing perhatian siswa. Metode seperti game atau tebak-tebakan sering kali digunakan untuk membangkitkan semangat siswa, terutama mereka yang terlihat lesu atau tidak fokus" ungkap guru dalam wawancara.

Apresiasi diberikan kepada siswa yang telah mencapai hasil belajar yang baik dengan memberikan penghargaan. Selalu berusaha untuk memberikan apresiasi pada setiap usaha yang dilakukan siswa, baik yang mencapai hasil yang baik maupun yang masih butuh perbaikan merupakan cara pemberian motivasi agar siswa tetap semangat dalam belajar. Apresiasi untuk siswa yang masih membutuhkan perbaikan dalam belajar diberikan dengan cara menghindari kata-kata yang bisa membuat siswa merasa tidak mampu atau kurang percaya diri.  "Jika ada siswa yang hasil pekerjaannya tidak sesuai harapan, saya tidak akan memberikan kritik yang menjatuhkan, tetapi lebih kepada dorongan positif seperti, 'Ayo, kamu pasti bisa! Jangan menyerah!' " ujar Bu Diana selaku guru. Tujuan dari pendekatan ini adalah agar siswa tetap berusaha meskipun hasil awalnya belum maksimal.

 Apresiasi juga diberikan kepada siswa yang telah mencapai hasil belajar yang baik dengan memberikan penghargaan. Bentuk reward yang umum diberikan di sekolah mencakup peringkat, pemberian simbol seperti memberikan tanda bintang atau centang kepada siswa yang menunjukkan prestasi atau perilaku baik, dan hadiah fisik seperti alat tulis atau buku. Pemberian reward ini tidak hanya berfungsi sebagai pengakuan atas usaha siswa, tetapi juga sebagai motivasi untuk mendorong mereka berusaha lebih keras dalam mencapai prestasi yang lebih tinggi.

Di dalam satu kelas, kemampuan siswa sangat beragam. Ada siswa yang cepat dalam memahami materi, tetapi ada juga yang lebih lambat. Dalam hal ini, memastikan bahwa siswa yang tertinggal tetap diberikan perhatian khusus, seperti bimbingan tambahan agar mereka tidak merasa tertinggal jauh dari teman-temannya. Namun, guru juga memahami bahwa tidak mungkin selalu menunggu siswa yang lambat, karena hal tersebut bisa menghambat perkembangan siswa yang lebih cepat. Oleh karena itu, strategi yang diterapkan adalah memberikan pendekatan tambahan kepada siswa yang lebih lambat tanpa mengganggu jalannya pembelajaran untuk seluruh kelas. Siswa yang membutuhkan bimbingan tambahan biasanya akan dituntun secara lebih intensif hingga mereka bisa memahami materi dengan baik.

Orang tua berperan sangat penting dalam mendukung pembelajaran siswa di rumah. Menurut seorang guru dalam wawancara bahwasanya guru hanya memiliki waktu terbatas di sekolah, sehingga dukungan dari orang tua di rumah sangat membantu anak dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah, terutama dalam memahami pelajaran yang mungkin belum mereka kuasai sepenuhnya. Oleh karena itu, sering berkomunikasi dengan orang tua untuk memberikan saran mengenai cara membantu anak belajar di rumah termasuk cara untuk membantu perkembangan anak. Misalnya, orang tua diharapkan ikut terlibat dalam memastikan tugas sekolah anak dikerjakan dengan baik, dan hal ini bisa ditandai dengan tanda tangan orang tua di buku tugas anak.

Selain itu, faktor-faktor lain seperti asupan gizi, kondisi fisik, serta lingkungan sosial juga turut mempengaruhi motivasi belajar anak. Komunikasi yang terbuka dan waktu berkualitas yang dihabiskan bersama anak sangat penting dalam membantu anak memahami dirinya sendiri dan menemukan minat belajarnya. Sayangnya, banyak orang tua yang masih menganggap bahwa tugas mereka selesai setelah mendaftarkan anak ke sekolah. Padahal, dukungan emosional dan motivasi yang diberikan orang tua di rumah sangat berpengaruh terhadap semangat belajar anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menyadari bahwa pendidikan anak adalah tanggung jawab bersama antara keluarga dan sekolah. Orang tua tidak hanya sebagai penyedia kebutuhan materi, tetapi juga harus menjadi pendidik pertama yang memberikan dorongan, motivasi, dan perhatian dalam proses belajar anak.

Proses pembelajaran di dalam kelas bukan hanya sekadar pertukaran informasi antara guru dan siswa, melainkan juga merupakan proses komunikasi yang kompleks. Terkadang, dalam komunikasi ini, terjadi kegagalan yang mengakibatkan materi yang disampaikan guru tidak diterima dengan baik oleh siswa. Kegagalan ini dapat mengakibatkan siswa merasa bosan dan kelelahan, terutama ketika penjelasan yang diberikan guru sulit dipahami. Dalam situasi seperti ini, seorang guru yang bijaksana harus menyadari bahwa kebosanan dan kelelahan siswa sering kali disebabkan oleh penjelasan yang tidak fokus dan membingungkan.  Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan pembelajaran adalah dengan merancang strategi pembelajaran yang inovatif. Penggunaan media pembelajaran yang sesuai dapat menjadi alat bantu yang efektif dalam menyampaikan materi pelajaran. Media berperan sebagai jembatan antara guru dan siswa, membantu menyederhanakan konsep-konsep yang rumit sehingga lebih mudah dipahami oleh siswa.

Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan pembelajaran adalah dengan merancang strategi pembelajaran yang inovatif. Penggunaan media pembelajaran yang sesuai dapat menjadi alat bantu yang efektif dalam menyampaikan materi pelajaran, dan juga penggunaan media yang tepat dapat membuat proses belajar menjadi lebih menarik, sehingga siswa lebih termotivasi dan terlibat aktif dalam kegiatan belajar. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, guru tersebut memanfaatkan alat-alat seperti Infocus, video pembelajaran, dan mikrofon untuk membantu siswa lebih fokus dan memahami materi dengan lebih baik. Misalnya, dengan menayangkan video pembelajaran yang relevan dengan materi, seperti sejarah para nabi untuk pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Alat-alat ini dapat membantu siswa dengan gaya belajar visual atau auditori untuk lebih mudah memahami materi dibandingkan dengan metode ceramah biasa. Teknologi juga digunakan untuk membuat pembelajaran lebih interaktif dan menyenangkan, sehingga siswa tidak cepat bosan dan tetap semangat.

Lingkungan belajar yang positif sangat penting untuk mendukung perkembangan siswa. sekolah dapat menerapkan berbagai upaya, salah satunya adalah penanaman nilai-nilai karakter melalui kegiatan keagamaan seperti membaca Juz Amma dan Asmaul Husna 30 menit sebelum pelajaran dimulai. Selain itu, penetapan aturan yang jelas dan pemberian motivasi positif dari guru juga menjadi bagian penting dalam membentuk siswa yang berdisiplin dan bertanggung jawab. Tujuan akhir dari semua upaya ini adalah menciptakan suasana belajar yang aman dan nyaman, sehingga siswa dapat berkembang secara optimal.  Dilansir dari kompasiana.com, lingkungan belajar yang positif dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan nyaman bagi anak.  Ketika anak merasa aman dan nyaman, mereka akan lebih terbuka untuk mencoba hal-hal baru dan belajar hal-hal yang lebih kompleks sehingga menimbulkan semangat untuk belajar.

Pendidikan memiliki peran penting dalam membimbing peserta didik menuju kedewasaan jasmani dan rohani. Pendidikan tidak hanya berfokus pada pengajaran, tetapi juga pada pembentukan karakter serta kepribadian siswa yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut. Motivasi belajar menjadi faktor kunci dalam proses pendidikan.  Dengan adanya motivasi ini menjadi kunci keberhasilan dalam pembelajaran. Guru tidak hanya dituntut untuk mengajarkan materi, tetapi juga untuk membangkitkan semangat dan kepercayaan diri siswa. Pendekatan yang selalu memberikan dorongan positif kepada siswa, baik yang berprestasi maupun yang tertinggal, merupakan contoh nyata bagaimana motivasi bisa menjadi alat yang efektif dalam meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa.

 

DAFTAR PUSTAKA

Khaliq, A. (2013). Konsep Motivasi Dalam Pendidikan Islam. Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam , 3 (2).

Roesly, R. R. T. (2024). Membangun Lingkungan Positif untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Anak. https://www.kompasiana.com/revirizky6843/6704b85234777c1083398-a62/membangun-lingkungan-positif-untuk-meningkatkan-motivasi-belajar-anak. Diakses pada 17 November pukul 12.00 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun