Mohon tunggu...
Yayat R Cipasang
Yayat R Cipasang Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Penulis dan editor beberapa buku di antaranya Selebritas Ramai-Ramai Bidik Senayan (Madia Publisher, 2009), Ketika Hollywood Ngambek (Departemen Keuangan RI, 2011), Pers Amnesia: Mengapa Jawa Pos Berbohong & Mengapa SBY Nginggris (C&K Publisher, 2012), Max Sopacua: Separuh Jiwaku Pergi (C&K Pulisher, 2013), Sutan Bhatoegana Ngeri-ngeri Sedap Gebrak Senayan (C&K Pulisher, 2013), Sutarto Alimoeso Jenderal Semut Membangun Bulog yang Baru (Kreatif Media, 2014), Transformasi Yanti B. Sugarda: Ibu Polling Indonesia (Change, 2014) DPR Salah Gaul (Change, 2014), Biografi Inspiratif Pemilik Trusmi Group Muslim Muda Miliarder (Gramedia, 2015) dan Negeri Kecanduan Impor (C&K Publisher, 2016). | Email: kangyayat@gmail.com | Facebook: Yayat R Cipasang | Twitter: @YayatRCipasang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sutan Bhatoegana Sempat Ditolak Calon Mertua (4)

21 November 2016   18:00 Diperbarui: 21 November 2016   18:17 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bapak mengundang Bang Sutan katanya penting," kata Unung.

Perasaan negatif lebih besar dirasakan Sutan ketika sore itu Sutan sampai di rumah Unung. Keluarga besar Unung sudah kumpul di rumah yang sekira 300 meter dari tempat tinggal Sutan. Semua muka ditatap Sutan dan tampangnya serius dan tak ada senyum. "Wah ini gelagat nggak baik," batin Sutan.

"Begini nak Sutan, Unung sudah dijodohkan dengan.... ini," kata ayah Unung sambil menepuk pundak cowok di sampingnya. Sang cowok tersenyum mesem-mesem. Sutan tambah kecut.

Unung dan Sutan sempat saling tatap dan setelah itu  tertunduk kembali. Sutan melihat air muka kejujuran. "Ah, yang penting Unung tak suka dengan cowok itu," batinnya lagi.

Belakangan Sutan tahu ayah Unung tidak suka dengan Sutan  bukan karena perangai atau tampilannya  melainkan karena Sutan orang Batak. "Dia kira semua orang batak makan anjing," kata Sutan pahit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun