Mohon tunggu...
Yayat R Cipasang
Yayat R Cipasang Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Penulis dan editor beberapa buku di antaranya Selebritas Ramai-Ramai Bidik Senayan (Madia Publisher, 2009), Ketika Hollywood Ngambek (Departemen Keuangan RI, 2011), Pers Amnesia: Mengapa Jawa Pos Berbohong & Mengapa SBY Nginggris (C&K Publisher, 2012), Max Sopacua: Separuh Jiwaku Pergi (C&K Pulisher, 2013), Sutan Bhatoegana Ngeri-ngeri Sedap Gebrak Senayan (C&K Pulisher, 2013), Sutarto Alimoeso Jenderal Semut Membangun Bulog yang Baru (Kreatif Media, 2014), Transformasi Yanti B. Sugarda: Ibu Polling Indonesia (Change, 2014) DPR Salah Gaul (Change, 2014), Biografi Inspiratif Pemilik Trusmi Group Muslim Muda Miliarder (Gramedia, 2015) dan Negeri Kecanduan Impor (C&K Publisher, 2016). | Email: kangyayat@gmail.com | Facebook: Yayat R Cipasang | Twitter: @YayatRCipasang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sutan Bhatoegana, datang Jakarta naik Hercules (2)

27 Oktober 2016   12:50 Diperbarui: 27 Oktober 2016   16:01 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumen pribadi

"Ini Pa, ada yang mengaku-ngaku saudara.  Nih dia bawa foto," kata perempuan itu.

"Kamu Sutan ya," sapanya.

 Sutan mencium tangan Om-nya. Belum sempat mengutarakan maksud dan tujuan kehadirannya, tarikan tangan omnya sudah menandakan gelagat aneh.

"Gini Sutan, Om tak bisa menerima kamu di sini. Nggak ada tempat lagi." Suara itu seperti tamparan. Suara itu seperti geledek di  siang bolong. Sutan hanya tertunduk.

"Tan, sudah ngapain diperdebatkan. Ayo ikut Om!" Om Tubagus yang dari tadi menyimak pembicaraan langsung menggamit lengan Sutan. Tanpa pamit Om Tubagus mencegat taksi dan langsung membawa Sutan ke rumah penghubung Kodam II Bukit Barisan di Berlan, Matraman. Rumah peninggalan  Belanda itu adalah kantor perwakilan Kodam II Bukit Barisan di Jakarta.

"Sudah kamu jangan sedih. Kamu tinggal di mess saja. Nanti kita bicarakan di sana saja," kata Om Tubagus dengan suara pelan. "Satu pesan Om. Kamu harus berhasil. Apa pun yang kau lakukan lakukanlah. Kalau perlu kau merampok atau mencuri dengan syarat jangan ada yang merasa kehilangan."

Keputusan sudah bulat, Om Tubagus  setelah selesai berdinas dua hari di Jakarta kembali ke Medan degan membawa kabar buruk. Sementara Sutan memilih ke Yogyakarta untuk menemui saudara lain di Kota Gudeg.

Om Tubagus berdinas  satu kantor dengan ayah Sutan di Kodam II Bukit Barisan. Sama-sama tinggal di barak. Keluarga Sutan dan Om Tubagus sama-sama menempati gudang peluru yang disekat-sekat dan disulap menjadi rumah dinas. Om Tubagus menempati nomor empat sementara keluarga Sutan nomor dua.

Panggkat boleh sama-sama kapten tetapi kesejahteraan sangat jauh berbeda.  Om Tubagus anaknya satu sebaliknya Kapten Mahyudin, ayah Sutan anaknya tujuh. Inilah yang membuat Om Tubagus yang asal Bandung, Jawa Barat, sayang sama keluarga Sutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun