Menerapkan Budaya Positif Sekolah melalui Kesepakatan Kelas
PGP- Angk2 - Kabupaten Majalengka-Yayat Nurhidayat-1.4- Aksi Nyata
A. Â Latar Belakang
Guru harus mampu menciptakan ekosistem pendidikan yang nyaman, humanis dan berkarakter agar tujuan pendidikan tercapai. Salah satu ruang lingkup kecil yang harus kita jadikan wadah belajar yang menyenangkan adalah kelas. Untuk itu diperlukan membangun budaya positif di kelas yang merangkul semua harapan, impian dan tujuan murid dalam menciptakan lingkungan belajar yang menarik dan menyenangkan. Â Harapannya budaya positif ini dapat menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan baik yang membangun motivasi intrinsik murid tersebut yang nantinya bermanfaat bagi dirinya, orang lain di sekitarnya, maupun lingkungannya.
Upaya dalam membangun budaya positif di sekolah yang berpihak pada murid diawali dengan membentuk lingkungan kelas yang mendukung terciptanya budaya positif, yaitu dengan menyusun kesepakatan kelas. Â Kesepakatan kelas tidak hanya berisi harapan guru terhadap murid, tapi juga harapan murid terhadap guru. Kesepakatan disusun dan dikembangkan bersama-sama antara guru dan murid. Â Kesepakatan harus disusun dengan jelas sehingga murid dapat memahami perilaku apa yang diharapkan dari mereka.
Sebelum membuat kesepakatan, guru harus mengetahui terlebih dahulu bentuk-bentuk  disiplin yang baik yang akan dilaksanakan. Kesepakatan kelas diantaranya berisi peraturan yang baik,  nah peraturan yang baik tersebut salahsatunya dinyatakan dalam bentuk kalimat positif, mudah dipahami, nyata dapat dilaksanakan, dapat direvisi apabila tidak memungkinkan untuk  diterapkan. Tentunya kesepakatan kelas yang memihak kepada murid, pelanggaran terhadap kesepakatan kelas seharusnya ditegaskan dari awal adanya konsekuensi apabila kesepakatan tersebut dilanggar atau dilaksanakan. Selain itu Guru selalu mengingatkan siswa tidak menjadikan hukuman sebagai fokus kesepakatan.
Harapan seorang guru, semoga kesepakatan kelas yang dibuat menjadi kebutuhan bagi siswa, sehingga hukuman dan pengfhargaan tidak dibutuhkan lagi dalam pelaksanaannya, murid dapat memotivasi diri sendiri dalam melaksanakan disiplin positif dan budaya positif di kelas.
B. Â Deskripsi Aksi Nyata
Kesepakatan kelas yang efektif dapat membantu dalam pembentukan budaya disiplin positif  di kelas, yang dapat membantu proses belajar mengajar yang lebih mudah dan tidak menekan. Disiplin positif adalah disiplin tanpa ancaman atau tanpa hukuman, menerapkan displin positif dapat meningkatkan kesadaran siswa dalam membentuk karakter positif. Disiplin positif dapat dibuat melalui kesepakatan antara guru dan siswa, agar siswa merasa terlibat dan bertanggungjawab dalam menjalanankan disiplin tersebut.
Kegiatan aksi nyata yang berisikan penerapan budaya positif melalui kesepakatan kelas memuat beberapa langkah dalam pelaksanaannya.  Keterlibatan setiap individu dalam ruang kelas diyakini dapat mewujudkan budaya positif di sekolah. Berikut ini langkah  membuat kesepakatan belajar sebagai awal penumbuhan disiplin positif di kelas  yang melibatkan semua siswa  meliputi     a) Pernyataan tujuan belajar murid ; b)Menyusun dan mempertahankan perilaku baik yang diharapkan; c) Mendokumentasikan kesepakatan Kelas dalam bentuk poster ;d) Melakukan refleksi rutin  dan e) Memastikan konsekuensi dijalankan.
Dari langkah-langkah pokok di atas, untuk selanjutnya perlu disusun bentuk kegiatannya, sehingga dapat memberdayakan dan melibatkan seluruh murid dalam mewujudkan perilaku atau kebiasaan positif di kelas.
1. Â Langkah-langkah kegiatan
Berikut  langkah-langkah yang penulis lakukan dalam menyusun kesepakatan kelas VIII H dalam menghadapi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT)  mapel  IPA  adalah :
a. Menentukan tujuan atau objektif yang ingin dicapai
Dalam WA grup Kelas VIII H, pada awal kegiatan pembelajaran biasanya penulis akan menanyakan kepada murid apa tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan tersebut. Penulis akan memberikan pertanyaan pemantik seperti "Menurut anak-anak, apa yang ingin Kalian capai terkait pembelajaran IPA ?". Respon yang didapat dari murid adalah bermacam-macam.
b. Merumuskan tindakan untuk mencapai tujuan
Murid membuat kesepakatan kelas dengan dipandu oleh guru melalui grup WA kelas VII Â H IPA secara daring dalam menghadapi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT). Â Setiap murid diberi kesempatan menuliskan ide gagasannya secara bebas tentang pembiasaan perilaku-perilaku positif dalam mencapai tujuan pembelajaran yang tertib dan menyenangkan melalui diskusi penyusunan kesepakatan kelas. Â Guru menyampaiakan tujuan pembuatan kesepakatan kelas melalui WA grup kelasa VIII H. Â Selain itu Guru mengingatkan siswa tidak menjadikan hukuman sebagai fokus kesepakatan,, ajakan kepada murid dalam menyusun perilaku-prilaku baik dan menerapkan protokol Kesehatan di kelas di PTMT KBM IPA . Untuk memperjelas dan komitmen pelaksanaan tentang kesepakatan kelas yang dibuat, , murid juga dihadirkan secara luring di ruangan kelasnya. Dengan menggunakan protokol Kesehatan yang ketat.
c. Menulis kesepakatan kelas dalam bentuk poster
Guru bersama murid menuliskan isi kesepakatan kelas lalu di buatkan dalam bentuk poster.
d. Mendokumentasikan  poster kesepakatan kelas
Poster kesepakatan kelas ditempelkan di dinding kelas .
e. Menangkap gambar (foto) poster kesepakatan kelas
Poster difoto dan dibagikan ke dalam grup WA kelas dengan tujuan agar setiap murid mempunyai salinan kesepakatan kelas tersebut.
f. Merefleksi kesepakatan kelas
Refleksi akan dilakukan secara rutin untuk mengetahui kinerja dari kesepakatan kelas. Pertanyaan yang akan penulis tanyakan seperti "Bagaimana perkembangan kelas kita terhadap pembelajaran?" atau "Bagaimana perasaanmu dengan kesepakatan kelas ini?"
2. Â Linimasa tindakan yang akan dilakukan
a.Mengsosialisasikan budaya positif dan rancangan aksi nyata ke kepala sekolah, ke guru, tenaga kependidikan, murid, komite sekolah, dan masyarakat sekitar.
b.Melaksanakan kegiatan aksi nyata penyusunan kesepakatan kelas dengan melibatkan semua warga kelas dengan merangkul semua harapan, impian dan tujuan murid dalam menciptakan lingkungan belajar yang menarik dan menyenangkan dan berpihak kepada murid
c.Melaksanakan kesepakatan kelas secara kontinyu dan konsisten dengan penuh komitmen dan tanggung jawab.
d.Mengevaluasi dan merefleksi pelaksanaan kesepakatan kelas secara berkala dengan melibatkan semua warga kelas.
3. Â Â Dukungan yang dibutuhkan
a.Orang tua di rumah dalam membiasakan budaya positif
b.Warga sekolah sebagai role model/ teladan bagi murid dalam menanamkan budaya positif.
c.Seluruh warga sekolah berkolaborasi, bergotong royong dan bergerak bersinergis dalam menciptakan serta membiasakan budaya positif dan menerapkan disiplin positif di sekolah.
4. Â Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan
Bagaimanpun kondisi di lapangan tidak menjadikan halangan untuk membiasakan penanaman budaya positif di sekolah. Budaya positif sekolah yang sudah berjalan akan terus dipertahankan dan yang belum ada akan coba dimunculkan.
C. Â Hasil Aksi Nyata
Kegiatan untuk membuat kesepakatan kelas pada  Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT)  Mata Pelajaran IPA menjadi fenomena baru di kelas pada khususnya dan di sekolah pada umumnya. Kesepakatan kelas benar-benar memberikan interaksi aktif bagi guru dan murid Hubungan yang harmonis antara guru dan murid juga tercapai melalui kesepakatan kelas.  Ini terlihat dari kerja sama dan kolaborasi antara guru dan semua murid yang memiliki latar belakang dan keunikannya tersendiri.
Kegiatan pembelajaran mapel IPA Â di kelas untuk semester baru dimulai dengan warna yang baru. Kegiatan di kelas pada awal semester dengan memberikan peraturan dari guru untuk peserta didiknya terhadap mata pelajaran tertentu yang sifatnya hanya sepihak menjadi lebih efektif dengan membuat kesepakatan kelas. Dengan kata lain, kegiatan ini sangat positif baik bagi guru maupun peserta didiknya. Guru akan memperoleh situasi yang kondusif pada saat penyampaian materi dan kegiatan mengajar lainnya. Guru benar-benar dapat memaksimalkan fungsinya di dalam kelas dengan kesepakatan kelas yang dibuat. Selain itu muridbenar-benar merasa diperhatikan dan didengarkan dengan kegiatan guru yang melibatkan mereka dalam pembuatan kesepakatan kelas. Muridakan mengetahui tujuan mereka di kelas dan konsekuensinya apabila mereka melanggar kesepakatan. Segala bentuk kegiatan di kelas akan terorganisir dengan baik dan bermakna.