Mohon tunggu...
H. Yayat Nurhidayat. S.TP.
H. Yayat Nurhidayat. S.TP. Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 1 Rajagaluh

Praktisi Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi-Coaching

26 Agustus 2021   19:01 Diperbarui: 26 Agustus 2021   19:08 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sintesis Berbagai Materi

Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa tujuan pendidikan itu 'menuntun tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya. oleh sebab itu peran seorang coach (pendidik) adalah menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Dalam proses Coaching, murid diberi kebebasan namun pendidik sebagai 'pamong' dalam memberi tuntunan dan arahan agar murid tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang 'pamong' dapat memberikan 'tuntunan' melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif agar kekuatan kodrat anak terpancar dari dirinya.

Peran Coach  dalam praktik Coaching , harapannya menjadi salah satu langkah  tepat bagi guru untuk membantu murid mencapai tujuannya yaitu kemerdekaan dalam belajar sejalan dengan pemikiran   Ki Hadjar Dewantara tentang  proses menuntun tumbuhnya kekuatan kodrat anak  mencapai keselamatan dan kebahagiaan sesuai dengan(kodrat alam dan kodrat zaman.  Masih terkait dengan kemerdekaan belajar, proses Coaching dalam konteks pendidikan itu  adalah 'menuntun tumbuhnya hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat dalam dapat membuat murid memperbaiki lakunya.  Selain itu, pertanyaan-pertanyaan dalam seorang coach (pendidik) adalah menuntun segala proses Coaching juga membuat murid lebih berpikir secara kritis dan kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia .

Dalam konteks pendidikan Indonesia saat ini, Coaching menjadi salah satu proses  'menuntun'  kemerdekaan belajar murid dalam pembelajaran di sekolah dalam proses menuntun kemerdekaan belajar murid dalam pembelajaran. Coaching  menjadi proses yang sangat penting dilakukan di sekolah terutama dengan  diluncurkannya program merdeka belajar oleh Kementerian Pendidikan dan  Kebudayaan Indonesia. Program ini dapat membuat murid menjadi lebih merdeka  dalam belajar untuk mengeksplorasi diri guna mencapai tujuan pembelajaran dan  memaksimalkan potensinya. Harapannya, proses Coaching dapat menjadi salah satu  langkah tepat bagi guru untuk membantu murid mencapai tujuannya yaitu  kemerdekaan dalam belajar.

Terkait dengan kemerdekaan belajar, proses Coaching merupakan proses  untuk mengaktivasi kerja otak murid. Pertanyaan-pertanyaan reflektif dalam  dapat  membuat murid melakukan metakognisi. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan dalam  proses Coaching juga membuat murid lebih berpikir secara kritis dan mendalam.  Yang akhirnya, murid dapat menemukan potensi dan mengembangkannya.  Murid kita di sekolah tentunya memiliki potensi yang berbeda-beda dan menunggu  untuk dikembangkan. Pengembangan potensi inilah yang menjadi tugas seorang  guru. Apakah pengembangan diri anak ini cepat, perlahan-lahan atau bahkan  berhenti adalah tanggung jawab seorang guru. Pengembangan diri anak dapat  dimaksimalkan dengan proses Coaching.

Coaching, sebagaimana telah dijelaskan pengertiannya dari awal memiliki peran yang sangat penting karena dapat digunakan untuk menggali potensi murid sekaligus mengembangkannya dengan berbagai strategi yang disepakati bersama. Jika proses Coaching berhasil dengan baik, masalah-masalah pembelajaran atau masalah eksternal yang mengganggu proses pembelajaran dan dapat menurunkan potensi murid akan dapat diatasi.

Mengingat pentingnya proses Coaching ini sebagai alat untuk memaksimalkan potensi murid, guru hendaknya memiliki keterampilan Coaching. Keterampilan Coaching ini sangat erat kaitannya dengan keterampilan berkomunikasi. Berkomunikasi seperti apakah yang perlu seorang coach miliki akan dibahas pada bagian selanjutnya dalam modul Coaching ini. Selain keterampilan berkomunikasi, beberapa keterampilan dasar perlu dimiliki oleh seorang coach.

Empat keterampilan dasar seorang coach seharusnya dapat dimiliki oleh guru ketika memerankan diri sebagai coach yaitu :
1.keterampilan membangun dasar proses Coaching
2.keterampilan membangun hubungan baik
3.keterampilan berkomunikasi
4.keterampilan memfasilitasi pembelajaran

Salah satu Teknik Coaching yang sejalan dengan semangat merdeka belajar adalah model TIRTA , yang yang menuntut  guru  memiliki empat keterampilan dasar  Coaching. Model TIRTA tersebut meliputi Tujuan (biasanya ini ada dalam pikiran coach dan beberapa dapat ditanyakan kepada coachee ), Tahap Indentifikasi permasalahan, Rencana aksi pemecahan permasalahan dan Tanggung jawab komitmen coachee   menjalan rencana aksinya. Hal ini penting mengingat tujuan Coaching yaitu untuk melejitkan potensi murid agar menjadi lebih merdeka. Melalui model TIRTA, guru diharapkan dapat melakukan praktik Coaching di komunitas sekolah dengan mudah

Selain proses Coaching ini sebagai alat untuk memaksimalkan  dan mengembangkan atau melejitkan  potensi murid dalam mengwujudkan pembelajaran berpihak  pada murid adalah melalui Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Sosial Emosional (PSE).  Pembelajaran Berdiferensiasi adalah pembelajaran yang selalu memperhatikandan mengakomodir  kebutuhan belajar muridberdasarkan minat, profil dan kesiapan belajar murid di dalam kelas. Guru sebagai coach dibutuhkan untuk menggali kebutuhan murid (coachee) sehingga guru dapat mendisain proses pembelajaran yang mampu memaksimalkan segala kekuatan dan potensi yang dimiliki murid.

Sedangkan Pembelajaran Sosial Eemosional (PSE) adalah Pembelajaran ini berisi keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan anak untuk dapat bertahan dalam masalah sekaligus memiliki kemampuan  memecahkannya, juga untuk mengajarkan mereka menjadi orang yang baik. Tidak bisa dipungkiri dalam melaksanakan tugas sebagai guru, pasti banyak masalah yang kita hadapi. Baik itu masalah dari murid, rekan kerja, orang tua, atasan, atau pun masalah yang timbul dari banyaknya tuntutan pekerjaan yang membuat stress atau tertekan.Keadaan seperti ini tentunya akan mengganggu proses pembelajaran di kelas. Kontrol emosi menjadi tidak stabil. Oleh karena itu, berkesadaran penuh (mindfulness) menjadi sesuatu yang harus dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun