Dengan kondisi tubuh yang lelah dan waktu yang sudah gelap terkadang membuat kita tak lagi fokus memperhatikan kode pete-pete. Saya pernah satu kali mengalami kesalahan menaiki pete-pete, yang seharusnya kode 02 malah menaiki pete-pete dengan kode 05.
Pernah pula suatu hari saat duduk di bagian paling belakang, saya tertidur dan tak sadar jika sudah melewati tempat seharusnya saya turun.
Belakangan, pete-pete secara umum bahkan angkutan umum di beberapa kota di Indonesia mulai tergeser  dengan kehadiran transportasi online yang semakin pesat.
Pete-pete kampus adalah contoh transportasi publik yang terbilang sukses dalam mendukung mobilitas mahasiswa dan civitas akademika pada umumnya. Meski keberadaannya yang terkadang ugal-ugalan di jalanan, tetapi pete-pete mampu mengurai kemacetan di tengah banyaknya kendaraan pribadi.
Pete-pete mampu menampung penumpang hingga 11 orang dengan latar belakang yang berbeda-beda, pete-pete menyatukan banyak orang tanpa harus ada ruang privat seperti transportasi online sekarang ini yang justru menambah kemacetan.
Pemerintah seharusnya mampu membangun sistem transportasi publik yang lebih nyaman dan aman dalam skala yang lebih besar. Bus mamminasata yang jumlahnya masih sedikit adalah contoh transportasi publik yang baik dikembangkan di kota Makassar.
Kemacetan di banyak kota di Indonesia telah menjadi masalah yang seharusnya diselesaikan. Perhatian terhadap transportasi massal sudah saatnya dilakukan dengan serius daripada menghabiskan anggaran untuk pembangunan jalan alternatif seperti jembatan dan tol layang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI