Jika slow living dapat dengan mudah kita temui di tempat yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan, bukan berarti slow living tidak bisa dijalani di kota. Â Meski demikian, pastinya tantangan untuk menjalani slow living di kota jauh lebih besar.
Jika hidup di pedesaan kita masih bisa lebih santai dengan ngobrol ringan di teras rumah sembari menikmati teh hangat dan panganan lokal di pagi hari, kehidpan di kota terkadang membuat kita tak punya banyak aktu untuk kegiatan yang seperti itu.
Menjalani slow living di kota besar dan padat, kita mesti menyiapkan perencanaan yang matang dan konsisten. Mengatur jadwal berangkat kerja agar tidak terburu-buru, mengatur porsi pekerjaan saat berada di rumah serta membuat jadwal untuk kegiatan yang lebih santai di akhir pekan.
Beban dan tekanan hidup di kota besar memang membuat kita terlalu sibuk dan kurang menikmati waktu untuk menenangkan diri. Oleh sebeb itu, mengurangi beban kerja dan beban ekonomi seperti pinjaman atau kredit barang yang agak sulit dijangkau adalah langkah yang harus ditempuh.
Selain beban pekerjaan, beban ekonomi cukup berperan besar terhadap aktivitas keseharian yang terasa berjalan semakin cepat. Hal ini tidak hanya bisa terjadi di kota, orang yang tinggal jauh dari kota dan memiliki beban ekonomi yang cukup besar pun akan sulit menjalani kehidupan yang lebih santai.
Slow Living adalah Kebutuhan akan Kualitas Hidup yang Penting Diperhatikan
Baik di kota besar atau di desa, kebutuhan akan kualitas hidup menjadi hal yang sepatutnya menjadi perhatian semua pihak. Arah pembangnan kedepannya mesti memperhatikan dengan baik bagaimana menciptakan kualitas hidup yang positif di tengah masyarakat.
Pembangunan kota yang kurang memperhatikan dampak psikologi justru akan membuat masyarakat semakin terjebak pada keruwetan yang berkepanjangan.
Tak bisa dipungkiri jika semua kesumpetan warga yang tinggal di kota-kota besar merupakan dampak dari mindset pembangunan yang terlalu materialistis dan budaya konsumtif yang tumbuh kian pesat.
Kondisi yang seperti ini membuat kebanyakan dari kita akan bergerak bagai robot yang tak kenal waktu capek, membuat kualitas hidup yang semakin berkurang dan kehidupan terasa bergerak begitu cepat.
Pemerintah harus merumuskan pembangunan yang ramah dan mnegedepankan kualitas hidup yang baik kedepannya. Bukan tidak mungkin jika pemerintah gagal menciptakan kehidupan yang lebih santai dan sederhana maka masyarakat akan lebih banyak mengalami stress karna hidup yang melelahkan.
Kondisi ekonomi, kesehatan, pendidikan, keamanan dan transportasi yang memadai menjadi perhatian yang cukup penting untuk mencapai kualitas hidup yang baik dan menjalani yang namanya slow living.