Mohon tunggu...
Rahmat Hidayat
Rahmat Hidayat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penjaga Toko | Toko Rahmat Mandiri | Membaca | Menulis | Puisi | Sosial Budaya | Diari | Jeneponto | Sulawesi Selatan | Email : rahmatcembo@gmail.com | Blog : lentera-turatea.blogspot.com |

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Harapan dan Tantangan Gaya Hidup Slow Living

23 Desember 2024   18:32 Diperbarui: 23 Desember 2024   18:32 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi slow living. Sumber : pexels.com / Magda Ehlers

Di tengah hidup yang semakin konsumtif dan begerak serba cepat, perkembangan perkotaan yang kian padat dan kurang terkendali, mucul sebuah konsep hidup yang lebih enjoy, tanpa tergesa-gesa yang dikenal dengan istilah slow living.

Yah, slow living atau gaya hidup yang lebih santai dan sederhana menjadi perbincangan banyak orang di medsos. Sebuah pilihan hidup untuk menjalani aktivitas tanpa banyak tekanan dan memberikan lebih banyak waktu untuk menikmati hidup.

Slow living cukup identik dengan kehidupan yang ada di pedesaan, dengan kondisi yang sejuk dan view alam yang memanjakan bisa membuat hidup terasa lebih santai dan tidak terburu-buru.

Sementara kehidupan di kota besar menunjukkan gaya hidup yang lebih cepat dan tergesa-gesa, penuh dengan tekanan dan beban hidup yang lebih kompleks dibanding di desa.

Maka tak jarang kita mendapati orang-orang yang ingin beralih untuk mejalani slow living akan berpindah tempat  dari suatu kota besar ke desa atau wilayah yang lebih sederhana.

Tetapi bukan berarti gaya hidup slow living tidak dapat diterapkan oleh orang yang hidup dan beraktivitas di kota. Menurut saya, slow living adalah pillihan hidup yang bisa dijalankan oleh siapa saja dan di mana saja.

Slow Living di Desa dan di Kota

Seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, slow living tidak mesti dilakukan di desa apalagi harus rela-rela mengorbankan segalanya untuk berpindah tempat guna menjalaninya. Baik di kota maupun di desa, konsep slow living adalah pilihan hidup yang bisa dijalani.

Praktik slow living sebenarnya sudah banyak bisa kita temui pada kehidupan di desa. Hidup sederhana dan bekerja secukupnya untuk kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat desa menunjukkan kehidupan yang lebih santai dengan beban dan tekanan hidup yang wajar.

Baca juga: Semut Tak Serakah

Banyak orang aka merasa jika saat pulang ke kampung halaman ia akan merasakan sensasi hidup yang lebih baik dan nyaman. Berbeda dengan suasana yang dirasakan saat di kota yang penuh dengan aktivitas yang cukup padat.

Seperti itulah kira-kira gambaran yang bisa dirasakan jika kita menjalani konsep slow living. Hidup dengan sederhana dan melewati waktu bersama keluarga menjadikan hidup terasa lebih berkualitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun