Mohon tunggu...
Rahmat Hidayat
Rahmat Hidayat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penjaga Toko | Toko Rahmat Mandiri | Membaca | Menulis | Puisi | Sosial Budaya | Diari | Jeneponto | Sulawesi Selatan | Email : rahmatcembo@gmail.com | Blog : lentera-turatea.blogspot.com |

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tangan Ibu

21 Desember 2024   23:03 Diperbarui: 21 Desember 2024   23:03 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi genggaman ibu. sumber : pixabay.com / sasint

Aku yakin, tak akan bisa mengingat sediktpun
perihal tangan ibu yang menggendong tubuhku
saat pertama kali lahir ke dunia,
tetapi saya pasti merasakan layaknya bayi pada umumnya,
sentuhan ibu yang penuh kasih kepada anaknya

Ibu adalah makhluk penyayang yang diciptakan Tuhan,
mengasihi dan membesarkan anak dalam pelukannya,
dalam ayunannya, dalam belaiannya

Tangan ibu yang membasuh tubuh mungil anaknya ketika dimandikan,
menepuk-nepuk saat menidurkan dan membelainya kala di pangkuannya

Kala aku sudah mulai bisa menerima makanan,
tangan ibulah yang pertama kali menyiapkan makanan,
memberi suapan, dan membersihkan sisa makanan
yang berlepotan di bibir sang mungil

Tangan ibu, kasih yang sudah kurasa meski belum mampu mengingatnya
Ketika sang anak sudah belajar berjalan,
genggaman tangan ibu yang menuntunnya,
membawanya berlari dan menimang dikala terjatuh

Beranjak ke usia kanak-kanak,
aku sudah mulai bisa mengingat kembali,
tangan ibu saat beradu di dapur
menyiapkan segala kebutuhan keluarga 

Aku sudah bisa mengingat kembali
tangan ibu memakaikan baju seusai mandi
mengenggam tanganku saat ke sekolah

Tangan Ibu, tali kasih yang memberi kehidupan,
tangan ibu adalah tali cinta yang memberi perlindungan
tangan ibu tali sayang yang memberi kehangatan

Aku sudah sangat ingat
tangan ibu yang menengadah memohon doa
untuk kehidupan buah hatinya

Tangan ibu sesekali membasuh air mata
saat rindu kepada anaknya
yang sudah mengembara jauh dari sisinya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun