Mohon tunggu...
Rahmat Hidayat
Rahmat Hidayat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penjaga Toko | Toko Rahmat Mandiri | Membaca | Menulis | Puisi | Sosial Budaya | Diari | Jeneponto | Sulawesi Selatan | Email : rahmatcembo@gmail.com | Blog : lentera-turatea.blogspot.com |

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

PPN 12 %: Pengaruhnya Terhadap Pemilik Warung Kelontong

1 Desember 2024   15:00 Diperbarui: 1 Desember 2024   15:00 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenaikan harga minyak misalnya, dengan pertambahan seribu atau dua ribu rupiah, maka konsumen terkadang menunda atau mencari alternatif warung yang lain untuk berbelanja. Kondisi seperti inilah yang sering kali membuat pemilik warung terpaksa menunda beberapa saat untuk menaikkan harga barang, yang tentunya berdampak pada keuntungan yang didapatkan.

Berdasarkan pengalaman sebagai pemilik warung kelontong, kenaikan harga produk sangat berpengaruh terhadap keuntungan yang didapatkan. Produk makanan dengan kemasan seribu misalnya, sebelum kenaikan harga PPN dari 10 ke 11 %, harga per bal yang biasanya diperoleh seharga delapan ribu rupiah, mengalami kenaikan sebesar lima ratus rupiah.

Kenaikan seperti ini yang kemudian membuat keuntungan pemilik warung semakin menipis. Keuntungan yang sebelumnya seribu lima ratus rupiah per bal, kini hanya tersisa seribu rupiah per balnya. Kenaikan PPN menjadi 11 % pada periode lalu sangat berdampak dimana hampir bersamaan dengan kenaikan harga bahan bakar.

Kenaikan harga bahan bakar yang hampir bersamaan dengan kenaikan PPN menjadi 11 % membuat semua produk mengalami kenaikan harga. Biaya transportasi dalam pendistribusian produk menjadi salah satu alasan kenaikan harga produk dari produsen.

Kondisi seperti ini membuat para pemilik warung semakin terjepit, dengan keuntungan yang semakin menipis, biaya transportasi untuk belanja barang juga meningkat ditambah daya beli masyarakat yang turut mengalami penurunan.

Minimnya keuntungan yang diperoleh dan membengkaknya biaya kebutuhan sehari-hari menjadikan pemilik warung semakin terjepit. Masih rendahnya daya beli masyarakat, tipisnya keuntungan dan besarnya biaya kebutuhan sehari-hari sebaiknya menjadi perhatian pemerintah untuk tidak menaikkan pajak pertambahan nilai menjadi 12 %.

Manaikkan PPN menjadi 12 % tentu saja membuat harga semua produk kembali mengalami kenaikan sama seperti ketika kenaikan PPN menjadi 11 %. Jika pemerintah benar-benar menaikkan PPN pada awal tahun 2025 nanti, maka bisa dipastikan pemilik warung akan semakin pusing menghadapi kenaikan harga dan menentukan keuntungan yang akan didapatkan.

Seperti contoh permasalahan yang telah saya sebutkan sebelumnya, produk makanan dengan kemasan seribuan yang jika kembali mengalami kenaikan, maka harga per balnya bisa diperkirakan naik menjadi sembilan ribu lima ratus rupiah per balnya.

Para penjual di warung kelontong mau tak mau akan menaikkan harga eceran yang sebelumnya seharga seribuan menjadi seribu lima ratus untuk menambah keuntungan. Dampak kenaikan harga ecer ini juga pastinya akan membuat konsumen enggan untuk berbelanja.

Turunnya tingkat penjualan bukan tidak mungkin akan membuat sebagian besar  pemilik warung kelontong untuk gulung tikar karena tak mampu mengimbangi pemasukan dan pengeluaran biaya rumah tangganya.

Jika pemerintah berdalih meningkatkan pendapatan negara melalui skema menaikkan PPN menjadi 12 %, saya merasa bahwa masih bayak sektor lain yang bisa dimaksimalkan oleh pemerintah untuk menjaga kantong keuangan negara agar tidak bocor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun