Bulan dimana umat muslim akan menjalankan kewajiban puasa sebulan penuh sebagai ibadah semata-mata pembuktian ketakwaan pada-NYA, sebagaimana dijelaskan dalam Al Quran, "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa."Â (Â QS.Al-Baqarah (2):183), hampir tiba. Marhaban ya Ramadhan!
Ramadhan adalah bulan yang dipilih Allah SWT untuk menurunkan kitab-kitab dan ajaran-ajaran-NYA. Dikutip dari Rahasia Pencinta Ramadhan, Watsilah bin al-Atsqa meriwayatkan dari Rasulullah bahwa beliau pernah bersabda:
Mushaf Ibrahim telah diturunkan pada malam pertama di bulan Ramadhan, kemudian Taurat diturunkan pada malam keenam bulan Ramadhan, Injil diturunkan pada malam ketiga belas bulan Ramadhan, Zabur diturunkan pada malam ke delapan belas bulan Ramadhan, sedangkan Al Quran diturunkan pada malam ke dua puluh empat bulan Ramadhan.
Yang istimewa adalah ajaran pertama Al Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah Al Alaq ayat 1-5 yang diawali dengan kata  yang berarti BACALAH. Ini disampaikan kepada Nabi Muhammad yang kala itu tidak tahu tulis-menulis dan baca-membaca namun Malaikat Jibril tetap memaksanya.
Ini menunjukkan bahwa membaca merupakan hal dasar dalam belajar. 151.825 artikel dalam Kompasiana pun telah menunjukkan pentingnya membaca. Ini pun disadari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan sehingga harus mengeluarkan Peraturan Menteri (Permen) No.23/2015 yang didalamnya mewajibkan pelajar membaca selain buku mata pelajaran selama 15 menit sebelum hari pembelajaran (setiap hari).Â
Ketika seseorang ingin belajar harus mampu tahan godaan dari segala macam hawa nafsu. Di era modern saat ini, hawa nafsu itu datang dalam beragam bentuk, mulai dari menonton begitu banyak ragam tayangan menarik dari aneka media, bermain permainan elektronik, dan lain-lain.Â
Bukan berarti tidak boleh menyalurkannya, tetapi sebagaimana puasa mengajarkan ada masanya untuk menyalurkan hawa nafsu tersebut, saat azan maghrib dikumandangkan. Terlepas dari apakah penyaluran tersebut "balas dendam" yang kerap dilakukan oleh orang, yang dimaksud di sini pada dasarnya hanyalah kesadaran diri untuk mengelola kapan harus ditahan dan kapan harus disalurkan.
Merayakan suatu pencapaian akan membawa perubahan dalam hidup dan pencapaian akan tujuan. Meskipun belajar merupakan suatu proses seumur hidup namun akan selalu ada suatu pencapaian kecil sebagai prestasi hasil dari pembelajaran tersebut. Diolah dari artikel  6 Reasons Why You Should Celebrate Success mengungkapkan beberapa alasan perayaan pencapaian prestasi, yaitu:
- Untuk belajar dan beradaptasiÂ
Memahami apa yang telah dijalankan akan menginspirasi dan mengulangi kembali di masa mendatang di lain pekerjaan dan tujuan. Intinya adalah bagaimana menjadi lebih baik.Â
- Untuk membangun pola pikir keberhasilan
Bagian besar dari suatu kesuksesan berada dalam pola pikir, ini berarti tentang bagaimana memiliki pola pikir sukses. Teknik seperti afirmasi (affirmations) dan visualisasi (visualisation) memegang peranan dalam pelaksanaan, namun merayakan kesuksesan adalah teknik untuk mempertajam dan memperkuat (cultivation) pola pikir sukses. Ketika diri sadar dan merayakan kesuksesan maka diri akan memulai cara pandang sebagai seseorang "yang telah sukses" daripada seseorang yang "berusaha menjadi sukses".
- Untuk memotivasi
Motivasi juga sangat terkait dengan pola pikir -karena termotivasi oleh kesuksesan diri. Untuk itu memberikan diri banyak kesempatan menjadi sukses sebanyak yang bisa dilakukan.
- Untuk merasakan kebahagiaan
Salah satu alasan merayakan kesuksesan karena itu cara sederhana merasakan kebahagiaan. Ini akan memicu perubahan dalam kehidupan karena diri selalu menginginkan menjadi lebih baik, lebih senang dan lebih bahagia.
- Untuk menyalurkan kimia otak
Merasakan kebahagiaan akan memicu reaksi kimia dalam otak. Dopamin akan dilepaskan dalam otak dan akan terasa membahagiakan sehingga diri akan selalu ingin merasakannya seterusnya.
- Untuk berbagi kesuksesan
Merayakan kesuksesan bukan hanya tentang diri sendiri melainkan memberikan kesempatan bagi orang lain untuk bergabung dan akan termotivasi mengikuti dan mencapai kesuksesan tersebut.
Selamat Belajar selama Bulan Ramadhan 1437 H!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H