Mohon tunggu...
Ibnu Khayath Farisanu
Ibnu Khayath Farisanu Mohon Tunggu... Pengajar -

masih belajar - belum menjadi penulis produktif

Selanjutnya

Tutup

Nature

PowerPoint Bukan Word

19 Januari 2015   21:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:48 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena kemajuan teknologi komputer saat ini, jika ada presentasi maka dipastikan akan ada PowerPoint bersamanya. Tidak peduli apa jenis pekerjaannya, akan sulit menghindar dari PowerPoint (Taman, 2012). Menurut data statistik dari seluruh dunia, diperkirakan lebih dari 500 juta pengguna PowerPoint, 30 juta presentasi dibuat setiap hari dan 120 juta orang membuat presentasi bisnis dan pendidikan (PowerPointInfo, 2012). Meskipun sedemikian populer digunakan, ternyata ada beberapa masalah yang muncul.  PowerPoint disamakan sebagai resep obat yang memiliki efek samping serius: menyebabkan kebodohan, membuat kebosanan, membuang waktu, dan menurunkan kualitas dan kredibilitas komunikasi (Tufte, 2003). Bahkan ketika Max Atkinson, pakar presentasi dunia, menanyakan ke banyak orang tentang pengalaman melihat presentasi PowerPoint yang berkesan, kebanyakan menjawab hanya satu! (BBC News, 2009). Mantan Menteri Pertahanan AS, Robert Gates, menyebut slide PowerPoint sebagai sebuah “kutukan” dalam setiap pertemuan di Pentagon (Yu, 2014). David Ogilvy pun menyindir,”kebanyakan orang menggunakan PowerPoint seperti orang mabuk menggunakan tiang lampu -untuk penopang bukan sebagai penerangan” (Forbes, 2014). Keberadaan PowerPoint memang memudahkan dalam proses penyajian materi namun kemudahan itu ternyata membuat terlena penyaji sehingga menjadikan slide presentasi adalah catatan yang akan disampaikan. Karena ada fasilitas pencetak menjadi hand-out, akhirnya mengetik materi menggunakan PowerPoint. Atau dalam peribahasa umum, satu kayuh, dua tiga pulau terlampaui; satu kali mengetik, jadi catatan dan presentasinya. Inilah mengapa pada akhirnya slide presentasi yang ditampilkan penuh dengan tulisan panjang yang memusingkan saat disajikan bagi pemirsanya. Dan semakin diperparah dengan ketergantungan penyaji pada slide presentasinya sehingga apa yang disampaikan adalah membaca apa yang ditampilkan dalam slide presentasi sama persis kata per kata sampai titik komanya. Padahal jika merujuk fungsi dasar aplikasinya, PowerPoint adalah alat bantu visual untuk memberikan kekuatan (power) pada inti (point) yang ingin disampaikan, sedangkan untuk membuat catatan tulisan panjang adalah lazim menggunakan Word sebagai aplikasinya. Oleh karena itu, alasan efektif dan efisien terkait tulisan teks panjang yang dibuat di PowerPoint sebaiknya ditinggalkan. Pahamilah, PowerPoint dibuat bukan untuk keperluan pribadi sang penyaji melainkan untuk ditampilkan kepada pemirsa yang saat ini sudah terpapar aneka macam tampilan visual. Mulailah belajar membuat slide presentasi lebih baik yang mempunyai nilai seni desain!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun