Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Healing dengan Camping bersama Koteka di Paseban Fly Resort Sukabumi

5 Februari 2023   09:00 Diperbarui: 5 Februari 2023   09:00 2300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tenda besar bisa untuk 5 orang (dok.yayat)

Banyak cara orang untuk melepaskan diri sejenak dari semua rutinitas. Kalau saya, bisa dengan cara ngopi sendirian atau traveling sembari menikmati suasana alam. Nah saya seneng banget berkesempatan ikut Koteka Trip ke Sukabumi pada 28-29 Januari lalu. Kebetulan banget saya butuh healing dan refreshing eh kepilih buat ikutan camping. Iya Koteka Trip kali ini adalah camping di Paseban Fly Resort Sukabumi.

Jujurly saya terakhir camping tuh waktu ikut pramuka jaman saya masih SMP. Banyak teman blogger yang sering camping. Kayaknya seru. Makanya saya berangkat dengan rasa penasaran, kayak gimana rasanya camping tuh.

Kami bersebelas berangkat ke Sukabumi menggunakan kereta api Argo Pangrango dari stasiun Bogor. Perjalanan memakan waktu 2 jam. Jalur Bogor-Sukabumi adalah jalur yang ramai. Maka kalau Anda ingin pergi ke Sukabumi menggunakan Argo Pangrango, lebih baik membeli tiket dari jauh hari.

Tenda besar bisa untuk 5 orang (dok.yayat)
Tenda besar bisa untuk 5 orang (dok.yayat)

Tiba di stasiun Sukabumi, jam menunjukkan pukul 10.30 WIB. Kami menuju mobil yang telah datang menjemput. Bersama-sama kami berangkat ke lokasi Paseban Fly Resort yang ditempuh selama 45 menit tanpa macet.

Paseban Fly Resort, Pengalaman Camping yang Menyenangkan

Tiba di Paseban Fly Resort, satu kata terucap dari mulut saya, "wow". Saya terkejut karena lokasi camping begitu asri, bersih dan luas. Perjalanan menempuh jalan sempit menanjak dan berbatu terbayar dengan pemandangan hijaunya pepohonan dan deretan tenda warna warni di depan mata. Selain asri dan nyaman, suasana juga begitu tenang karena lokasi jauh dari jalan ramai.

Hari di puncak siang namun udara dingin menyentuh kulit. Tentu hawanya dingin karena Paseban Fly Resort berada di Kawasan camping Pondok Halimun area kaki Gunung Gede Pangrango. Bahkan kabut sudah turun ketikajam menunjukkan pukul 4 sore.

cabin dengan kaca (dok.yayat)
cabin dengan kaca (dok.yayat)

Kawasan Paseban Fly Resort milik Departemen Kehutanan namun dikelola oleh Bumi Paseban Alami (BPA) dalam bentuk Izin Usaha Sarana dan Pra-Sarana (ISWA) yang dikeluarkan oleh BKPN sejak tahun 2020 dengan jangka waktu selama 55 tahun untuk mengelola kawasan seluas 4,09 hektar ini.

Sayangnya saat akan dibuka untuk umum, Covid-19 menyerang hingga Paseban Fly Resort urung untuk dibuka. Kondisi pandemi digunakan Paseban Fly Resort untuk berbenah. Pada Agustus 2021 akhirnya Paseban Fly Resort dibuka untuk umum. Selain berkemah, aktivitas yang ditawarkan di sini adalah berbagai kegiatan outdoor, seperti kegiatan piknik keluarga, main di sungai, wisata air terjun, wisata ke kebun teh dan lain-lain.

rumah pohon (dok.yayat)
rumah pohon (dok.yayat)

Paseban Fly Resort punya beberapa jenis penginapan yang bisa dipilih sesuai kebutuhan yaitu rumah cabin kaca untuk 5 orang dengan harga 500 ribu rupiah, rumah cabin tanpa kaca kapasitas 5 orang dengan harga 400 ribu rupiah, rumah pohon kapasitas 7 orang dengan harga 600 ribu rupiah, glamping kapasitas 7 orang dengan harga 600 ribu rupiah, tenda dengan kapasitas 4 sampai 6 orang dengan harga mulai dari 150 ribu rupiah. Ini semua harga permalam ya.

Fasilitas kamar mandi umum ada di 4 lokasi dengan masing-masing 4 kamar mandi di tiap lokasi. Tersedia Mushola juga. Sementara untuk rumah cabin, villa dan glamping ada kamar mandi di dalam dengan water heater. Untuk perlengkapan camping lain seperti kompor, peralatan masak, bahkan sleeping bag bisa disewa di lokasi.

glamping tempat menginap (dok.yayat)
glamping tempat menginap (dok.yayat)

Namun kalau malas masak, jangan khawatir, kita bisa pesan makanan kok. Ada nasi liwet, nasi goreng, nasi ayam penyet, mie rebus yang bisa kita pesan di sini. Mau beli goreng-gorengan seperti tahu goreng, bakwan atau pisang goreng pun bisa. Jangan lupa beli wedang bandrek di sini ya. Bandreknya enak dengan rasa jahe yang pekat sekali. Segelas bandrek panas harnya adalah 6 ribu rupiah. Saking enaknya sampai saya beli bandrek bungkusan buat dibawa pulang.

Lahan parkir sangat luas. Jadi untuk tamu yang datang rombongan, nggak kesulitan untuk parkir mobil. Terbukti dengan tamu rombongan yang datang berbarengan dengan kami. Tamu berjumlah ratusan itu menyewa puluhan tenda dan membawa belasan mobil. Semua mobil terparkir di lahan parkir.

Tenda di pinggir sungai (dok.yayat)
Tenda di pinggir sungai (dok.yayat)

Untuk hiburan, Paseban Fly Resort menyewakan karaoke. Kita juga bisa minta disediakan api unggun supaya acara camping makin seru. Karena berada di kaki Gunung Gede Pangrango maka udara sangat dingin. Bawalah jaket tebal atau selimut tebal supaya tidur nyaman tidak kedinginan.

Paseban Fly Resort juga menyediakan paket wisata seperti tracking ke kebun teh, mendaki Gunung Gede Pangrango atau tracking ke air terjun yang banyak terdapat di sana. Nah.. kami para peserta Koteka Trip diajak mengunjungi Curug Cibeureum, air terjun alami yang sering didatangi para pendaki.

Para peserta Koteka Trip dan ibu Titi, Dirut Paseban Fly Resort (dok.Koteka)
Para peserta Koteka Trip dan ibu Titi, Dirut Paseban Fly Resort (dok.Koteka)

Curug Cibeureum yang Mempesona

Kami berangkat dari lokasi camping jam 8 pagi pada 29 Januari setelah sarapan dan melakukan pemanasan ringan. Pemanasan ini penting untuk menghindari kram, mengingat kami akan menempuh 2 jam perjalanan jalan kaki. Ada pemandu yang mendampingi kami jadi aman dan nggak akan nyasar.

Karena jalannya jauh menembus hutan dan jalurnya turun serta menanjak, kesiapan fisik memang diperlukan. Jika fisik tak kuat lebih baik jangan memaksakan diri untuk ikut. Namun saya meyakinkan diri sendiri bahwa saya kuat menyambangi Curug Cibeureum. Selain karena penasaran dengan curug ini, tanggung juga sudah sampai ke lokasi camping tapi kok nggak ikut menjelajahi hutan sekalian.

Curug cibeureum (dok.yayat)
Curug cibeureum (dok.yayat)

Nyatanya memang jalur menuju Curug Cibeureum bukan jalur yang sulit dilalui karena jalur ini memang diibuat khusus untuk orang-orang yang ingin mengunjungi Curug. Tantangannya adalah berjalan kaki menyusuri jalur yang menanjak dan berbatu-batu itu cukup melelahkan. Apalagi batu-batu ini banyak dilapisi lumut karena suhu yang lembab, jadi licin.

Kaki harus ekstra menjejak. Kadang saya berpegangan pada pohon atau teman agar tak jatuh terpeleset. Kalau Anda ke sini, pakailah sepatu yang alasnya tidak licin dan pakai pakaian yang tertutup. Banyak lintah yang iseng menempel di kulit seperti yang dialami beberapa teman. Hutan yang kami lalui adalah hutan konservasi jadi satwa liar yang dilindungi banyak terdapat di sini. Namun hari ini, hanya lintah yang kami temui.

Koteker menuju Curug Cibeureum (dok.Koteka)
Koteker menuju Curug Cibeureum (dok.Koteka)

Ada 3 pos yang bisa menjadi tempat istirahat. Bisa untuk melepas lelah atau berfoto untuk keperluan konten. Pemandangan alam yang indah dengan pepohonan hijau yang rapat memang sayang jika tak diabadikan.

Setelah melewati beberapa sungai yang airnya bening, akhirnya kami sampai ke tujuan, air terjun Cibeureum. Suara air yang turun dengan deras terdengar kencang sekali. Saya takjub memandangi air terjun yang tinggi. Pegalnya kaki spontan hilang setelah melihat indahnya air terjun Cibeureum.

Terima kasih Koteka (dok.koteka)
Terima kasih Koteka (dok.koteka)

Air terjun Cibeureum tingginya sekitar 60 meter dan debit airnya besar. Nama Cibeureum ini diambil dari Bahasa Sunda yang terdiri dari dua kata, yaitu Ci yang berarti Air dan Beureum yang berarti Merah. Dinamakan Cibeureum karena ada sebuah fenomena alam yang terjadi pada suatu pagi, yaitu warna air terjun yang kemerahan karena disinari cahaya matahari.

Inginnya berlama-lama tapi hari beranjak siang dan kami harus kembali ke perkemahan. Sungguh pengalaman yang tak terlupakan, bisa mendatangi Curug Cibeureum dan menikmati suasana camping yang menyenangkan di Paseban Fly Resort Sukabumi. Semoga satu hari saya bisa datang lagi ke sini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun