Test pramusim MotoGP 2022 di Mandalika International Street Circuit tanggal 11-13 Februari 2022 berakhir sudah. Para pembalap sudah kembali ke negaranya masing-masing dan bersiap untuk seri pembuka MotoGP 2022 yang akan berlangsung di Qatar.Â
Namun test pramusim di Mandalika menyisakan banyak catatan dan PR buat tuan rumah. Beberapa masalah yang kurang menyenangkan terjadi sejak test hari pertama.
Issue tentang batu gravel yang tajam, trek yang kotor banyak kerikil hingga aspal yang mengelupas, mewarnai 3 hari test pramusim kemarin. Tentu ini jadi catatan khusus untuk Dorna mengingat balapan di Mandalika akan berlangsung tanggal 20 Maret, berdasarkan kalender sementara MotoGP 2022.Â
Saya coba merangkum hasil test pramusim di Mandalika menurut apa yang saya baca.
Pembalap Datang dan Jalan-Jalan
Para pembalap datang dengan formasi lengkap. Ada tim Aprilia Racing (Maverick Vinales, Aleix Espargaro), Tim Ducati Lenovo (Jack Miller, Francesco Bagnaia), Tim Gresini Racing MotoGP (Enea Bastianini, Fabio Di Giannatonio), LCR Honda (Takaaki Nakagami, Alex Marquez), Monster Energy Yamaha (Fabio Quartararo, Franco Morbidelli), Mooney VR46 Racing Team (Luca Marini, Marco Bezzecchi), Pramac Racing (Johann Zarco, Jorge Martin).
Lalu ada tim Red Bull KTM Factory Racing (Brad Binder, Miguel Oliveira), Repsol Honda Team (Marc Marquez, Pol Espargaro), Team Suzuki Ecstar (Joan Mir, Alex Rins), Tech3 KTM Factory Racing (Raul Fernandez, Remy Gardner) dan Team WithU Yamaha RNF MotoGP (Andrea Dovizioso, Darryn Binder).
Kedatangan para pembalap disambut masyarakat Indonesia dengan sukacita. Timeline social media penuh dengan foto-foto para rider yang menikmati hari senggang sebelum test. Ada yang jajan kelapa muda, jalan-jalan ke bukit Merese, sepedaan sambil beli pulsa, dan lain-lain.
Komentar para pembalap tentang Mandalika seragam. Semua mengatakan Kuta Mandalika punya pemandangan alam yang fantastis, penduduknya ramah, dan punya kebiasaan unik. Kita patut bangga karena foto-foto mereka Ketika menikmati alam Mandalika tersebar ke penjuru dunia.
Trek Kotor, Gravel yang Tajam dan Aspal yang Mengelupas
Hari Jumat, 11 Februari 2022 dimulailah test pramusim hari pertama. Hujan deras sempat melanda Kuta Mandalika dan menyisakan kondisi trek yang berlumpur akibat debu tebal bercampur air. Kondisi ini tentu membahayakan para pembalap. Test dihentikan selama 45 menit untuk membersihkan trek.
Debu dan pasir berasal dari pembangunan di sekitar sirkuit. Kita tahu Sirkuit Mandalika masih berbenah mempersiapkan balapan untuk bulan depan. Beberapa fasilitas pendukung sirkuit masih dibangun seperti tribun penonton.Â
Debu dan pasir dari pembangunan ini disinyalir terbang ke atas trek. Dugaan lainnya adalah trek kotor karena tidak pernah dipakai untuk balapan lagi setelah menggelar event Superbike beberapa bulan lalu.
Pembersihan trek tak membuahkan hasil maksimal. Andrea Dovizioso bilang, ia tak melihat perbedaan antara trek yang sudah dibersihkan dan belum dibersihkan.Â
Pertemuan darurat yang diadakan menghasilkan keputusan bahwa para pembalap harus menyelesaikan 20 lap (mandatory ride) sebelum jam 3 sore demi mencapai hasil test hari itu, tetap dengan kondisi trek yang kotor. Dovi bilang, para pembalap melakukan test motor sambil melakukan pembersihan trek dengan ban motor mereka.
Ada 5 pembalap yang terjatuh di test hari pertama yaitu Francesco Bagnaia, Marco Bezzecchi, Fabio Di Giannantonio, Jorge Martin, dan Takaaki Nakagami. Bezzecchi malah mengalami 3 kali jatuh. Tapi para rider tak mengalami cedera. Pol Espargaro menjadi pembalap yang tercepat di penutupan test hari pertama.
Kondisi trek lebih baik di hari Sabtu. Issue trek kotor tidak mengemuka di test hari kedua. Issue-nya ganti menjadi gravel yang setajam pisau. Jorge Martin mengatakan ia melebar di tikungan 10 dan mengalami kecelakaan di tikungan 15. Normalnya gravel ini seperti batu kecil tapi di sini (Mandalika) seperti pisau dan menyakitkan, katanya.
Ada tiga pembalap yang mengalami crash cukup parah di hari Sabtu yaitu Raul Fernandez, Jorge Martin, dan Andrea Dovizioso. Motor Dovi rusak parah namun Dovi tak cedera. Luca Marini menggeber motor dan menjadi pembalap tercepat yang mencatatkan waktunya di penutup test hari kedua.
Berlanjut ke test hari ketiga atau hari terakhir, dibuka dengan berita Joan Mir yang absen mengikuti test hari terakhir karena mengalami gangguan pencernaan. Dokter yang memeriksa menduga Mir mengalami keracunan makanan dan telah memberinya obat. Makanya yaaaa Joan Mir, kalo mamam bakso gak usah pake cabe sekebon.
Di hari ketiga, ada issue mengenai batu-batu kecil (kerikil) yang menghantam para rider di trek. Kerikil ini terlontar dari ban motor pembalap yang mengenai pembalap di belakangnya. Quartararo dan Aleix Espargaro menduga kerikil ini berasal dari aspal yang mengelupas ketika dilewati motor pembalap. Kondisi ini terjadi di tikungan 1 sampai namun yang terparah adalah tikungan 1.
Selain Quartararo dan Aleix, Alex Marquez dan Darryn Binder juga mengalami "ditembak" dengan batu di tikungan 1. Bukti nyata tentang lontaran batu ini ada pada Pecco Bagnaia, yang menunjukkan lengan kirinya merah dan lebam akibat terjangan batu tersebut. Padahal udah pakai racing suit yang tebal lho.
Kemudian Bezzecchi harus mengganti helmnya karena visor di salah satu helmnya retak kena lontaran batu. Test sempat terhenti sebentar saat para pejabat dari Dorna turun ke lintasan untuk memeriksa kondisi aspal. Test hari ketiga ditutup dengan Pol Espargaro menjadi pembalap yang tercepat.
Aspal Bermasalah Butuh Solusi Cepat
Simon Patterson, seorang jurnalis MotoGP secara detail menulis tentang masalah aspal Mandalika ini dalam artikelnya. Dari sumber internal di MotoGP didapat kabar bahwa kerikil yang terlepas dari aspal ini terjadi karena jenis batu agregat yang digunakan dalam konstruksi aspal tidak sesuai dengan yang direkomendasikan oleh konsultan ahli. Batu tersebut diganti dengan batu lokal.
Benarkah batu rekomendasi konsultan ahli diganti dengan batu lokal?Â
Saya belum menemukan komentar MGPA mengenai masalah aspal, namun menurut sumber Jawa Pos, batu untuk lapisan bawah aspal Mandalika didatangkan dari Palu namun masalahnya bukan di batu itu melainkan tanah di bawah lapisan batu itu yang mengalami pemadatan selama bertahun-tahun lalu mengeras seperti batu. Hmmm... mbulet yak.
Ada kabar untuk membatalkan atau mengundur jadwal seri Mandalika, namun solusi pengaspalan ulang menggunakan material yang benar nampaknya akan diambil. Masalahnya mesin khusus untuk pengaspalan ulang tidak ada di Lombok jadi harus didatangkan dulu dari luar. Sementara balapan seri Mandalika berlangsung 5 minggu lagi. Keburu nggak tuh?
Belum ada pernyataan resmi dari FIM dan Dorna soal ini. FIM Safety Officer Franco Uncini dan Loris Capirossi bilang tak mungkin mengadakan race dengan kondisi trek seperti itu. Solusi terbaik agar balapan berlangsung aman, sedang dicari mengingat Dorna sangat ingin balapan MotoGP digelar di Indonesia.
Keinginan Dorna bukan tanpa dasar. Antusias masyarakat Indonesia menonton balapan MotoGP sangat tinggi dan itu good for business. Meski begitu, faktor keamanan pembalap tetap menjadi yang utama. Tahun lalu ada 3 pembalap muda yang tewas karena kecelakaan, so safety track menjadi vital.
Pendapat para pembalap harus didengar juga. Kalau para pembalap bilang treknya tidak safety yaaaaa harus dibenahi. Tahun lalu para pembalap komplen berat dengan trek Sirkuit Austin Texas (CoTA/Circuit of The Americas) yang bergelombang dan keberatan balapan di sana jika bagian yang bergelombang itu tidak diaspal ulang.
CoTA akhirnya mengaspal ulang bagian yang bergelombang tersebut hingga balapan F1 dan MotoGP bisa digelar di sana tahun lalu. Awal tahun ini, pengaspalan ulang kembali di lakukan di hampir seluruh lintasan CoTA.
Pengaspalan ulang butuh biaya yang besar tergantung panjang lintasan yang diaspal ulang. Untuk mengaspal ulang sirkuit Catalunya, pengelola sirkuit menggelontorkan dana sekitar 50 milyar rupiah. Sementara pengaspalan ulang sirkuit Silverstone menelan dana 96 milyar rupiah. Nggak kebayang sik berapa besaran dana untuk mengaspal ulang sirkuit Mandalika.
Yhaaaa makanya untuk membangun sirkuit balapan kelas international itu nggak mudah. Itulah sebabnya dibutuhkan saran dan rekomendasi dari konsultan yang memang ahli soal sirkuit balapan dan tahu banget standar FIM untuk sebuah sirkuit. Melenceng dikit, urusannya kayak gini nih. Ribet. Tambah ribet karena urusan balapan dicampur aduk sama politik dan banyak kepentingan (upssss..).
Sebagai penikmat balapan, saya dan fans balapan lainnya tentu ingin Mandalika menggelar MotoGP dengan aman. Namun kita tak bisa tutup mata dengan beberapa masalah yang ada karena nyawa pembalap menjadi taruhannya.Â
Mendukung Mandalika dan Dorna menyelesaikan permasalahan ini tentu sikap yang lebih baik, ketimbang menutup mata lalu menuduh semua pihak yang memberikan kritik membangun sebagai pembenci yang tak suka Indonesia menggelar MotoGP.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H