Hari ini, Minggu 30 Mei 2021, berlangsung MotoGP seri Mugello Italia. Balapan ini jadi balapan kandang buat para pembalap MotoGP seperti Franco Morbidelli, Luca Marini, Danillo Petrucci, Enea Bastianini, Lorenzo Savadori, Michele Pirro, Francesco Bagnaia, dan tentu saja Valentino Rossi.
Sayangnya para pembalap Itali ini nggak bisa berbuat banyak. Hanya Danilo Petrucci dan Valentino Rossi yang finis di 10 besar. Pemenang seri Mugello adalah Fabio Quartararo yang menang mudah karena tak ada lawan berarti. Miguel Oliveira si dokter gigi berdiri di podium dua dan Joan Mir meraih podium 3.
Balapan seri Mugello berlangsung dalam suasana duka karena tewasnya pembalap muda di kelas Moto3 yaitu Jason Dupasquier. Jason, pembalap dari tim CarXpert PruestelGP, mengalami kecelakaan saat kualifikasi Moto3 kemarin.Â
Ia cedera dan dibawa ke rumah sakit menggunakan helicopter. Sayang Jason tak mampu bertahan karena lukanya. Kabar duka disampaikan oleh Dorna tepat sebelum balapan Moto2 dimulai.
Balapan adalah olahraga yang berbahaya. Walau banyak peraturan tentang keamanan, tetap saja para pembalap beresiko kehilangan nyawa di track. Saya berharap, Jason menjadi korban balapan yang terakhir. Jangan ada korban lagi. Ride in peace Jason.
Mugello Penuh Drama
Sempat terjadi drama perubahan podium. Oliveira tercatat melampaui kecepatan batas sirkuit di sisi paling luar, itu lho pembatas track yang warna warni, hingga harus tergusur ke podium 3.Â
Namun Joan Mir ternyata juga melewati kecepatan batas track. Jadi perubahan podium batal terjadi. Oliveira tetap podium 2 dan Joan Mir tetap podium 3. MotoGP ini kadang memang lucu.
Exceeding track limit memang menyebalkan buat para pembalap dan penikmat balapan. Sama seperti yang terjadi hari ini. Beberapa jurnalis MotoGP dan bahkan mantan pembalap MotoGP, Ben Spies, mengatakan bahwa aturan mengenai kecepatan di batas track ini menggelikan dan sudah seharusnya diubah.
Di luar drama exceeding track limit, seri Mugello juga punya banyak drama. Dimulai dengan kejadian Enea Bastianini yang menabrak bagian belakang motor Zarco ketika selesai warm up hingga motor Enea terkapar di trek. Kejadiannya pas di starting grid, jadi Enea harus menyusul balapan dari pitlane.
Insiden ini sempat diinvestigasi Race Direction, namun hasil investigasinya adalah ini insiden biasa yang tak perlu berbuah penalty. Enea Bastianini akhirnya balik ke garasi sebelum menyelesaikan lap pertama.
Drama selanjutnya adalah, jatuhnya Marc Marquez setelah bersenggolan dengan Brad Binder di lap kedua. Marc tak mendapat cedera namun ia harus pulang dari Mugello tanpa poin. Performa Marc di Mugello tak begitu baik. Ia harus berjuang di Q1 sebelum akhirnya berhasil maju ke Q2.
Drama lainnya adalah jatuhnya Pecco Bagnaia ketika ia sedang memimpin balapan. Bagnaia jatuh di lap kedua sama seperti Marc Marquez. Padahal digadang-gadang Pecco bisa menahan lajunya Fabio Quartararo. Tapi hasil berkata lain.
Dokter Gigi Unjuk Gigi
Buat saya di balapan kali ini, Miguel Oliveira jadi Man of The Race. Memulai balapan dari posisi 7, Miguel merangsek ke posisi 4 dan naik ke posisi 3 ketika Bagnaia jatuh.Â
Si dokter gigi ini, setia membuntuti Johann Zarco dan mencari celah untuk menyalip. KTM pakai sasis baru, tapi ketenangan dan kesabaran Oliveira yang membuat ia akhirnya bisa mengalahkan Zarco.
Memulai debut di kelas MotoGP sejak 2019, pembalap asal Portugal ini pernah menang 2 kali di seri Portugas pada tahun 2020. Sementara ketika menjalani kelas Moto2 selama 2 tahun, ia pernah menang 6 kali dan di tahun 2015 di balapan Moto3, ia menang 6 kali.Â
Catatan prestasinya terhitung lumayan dan nggak jelek jelek amat. Ia jadi pembalap Portugal kebanggaan negaranya.
Fans Rossi Harus Legowo
Rossi mencatat 7 kali kemenangan di Mugello, dulu yaaa dulu banget. Tahun ini fans Rossi harus berlapang dada menerima hasil balapan The Doctor yang mengecewakan. Rossi start dari posisi 19 di Mugello, dengan susah payah ia berhasil finis ke 10. Yaaa walau gegara banyak pembalap yang jatuh di depannya.
Demikian komen beberapa haters. Dalam wawancara The Doctor dengan mbak MotoGP Lucy Wiryono beberapa waktu lalu, Vale mengakui ia masih berusaha menyesuaikan diri dengan motor Petronas.
Settingan ban jadi PR buat timnya karena harus mengatur setingan yang tepat untuk free practice, kualifikasi dan race. Kesulitannya bertambah karena rival-rivalnya adalah para pembalap muda yang punya skill balapan luar biasa, punya target menang dan performanya maksimal sepanjang minggu. Namun ia fokus terus bekerja keras demi meraih hasil yang baik.
Mengenai kelangsungan kariernya di MotoGP, Vale bilang ia baru menentukan masa depannya setelah race kesembilan atau memasuki summer break. Vale dikontrak setahun oleh Petronas SRT.Â
Mengingat sekarang sudah pertengahan tahun dan melihat performanya yang nggak juga bagus, orang penasaran langkah apa yang akan diambil Vale tahun depan.
Saat ini eranya pembalap muda yang mudah menyesuaikan diri dengan teknologi modern di MotoGP.
Ikuti saja perjalanan Vale di MotoGP tanpa banyak menuntut. Toh ia sudah kenyang dengan raihan prestasi yang sulit ditandingi oleh pembalap lain.Â
Di saat pria seusia dirinya sudah santai di kursi goyang sambil memandang rumput, VR46 masih menghisap asap knalpot dari lawan-lawannya, karena balapan adalah passion baginya. Io Sto Con Vale.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H