ASI teramat penting untuk bayi. Pemberian ASI eksklusif akan membuat bayi terhindar dari penyakit dan juga stunting. Namun ada kondisi di mana seorang ibu tak bisa maksimal memberi ASI pada bayinya karena ASI tak lancar. Misalnya si ibu menderita penyakit seperti diabetes atau bermasalah dengan berat badan misalnya terlalu kurus atau bahkan sang ibu sedang stress.
Di depan rumah saya ada seorang ibu muda. Ia menantu tetangga saya yang baru saja menempati sepetak rumah milik mertuanya. Usianya sekitar 25 tahun. Punya bayi perempuan umur 8 bulan, anak pertama. Tiap pagi si ibu muda ini, Mbak Dewi namanya, berjemur di teras rumah bersama bayinya. Saya sama berjemur di teras rumah saya.
Beberapa kali kami saling sapa. Sama tetangga harus sopan, apalagi sama tetangga yang pintunya berhadapan muka sama pintu rumah saya. Si bayi sangat senang melihat saya memberi makan kucing di teras rumah. Rumah saya kerap didatangi kucing yang langganan minta makan. Melihat si kucing makan, sang bayi kerap tertawa-tawa dengan riangnya.
Saya suka melihat bayi mbak Dewi. Sungguh sehat dan lincah sekali. Matanya berbinar-binar ketika memandang. Si bayi juga tak takut pada orang yang baru pertama ia lihat. Saya jarang mendengar bayi ini menangis. Kalaupun ia merengek, itu karena ia ingin keluar dari rumah dan melihat saya memberi makan kucing di pagi, siang dan sore hari.
"Nggak boleh dekat-dekat dek, liat kucingnya dari sini aja", kata mbak Dewi.
Saya menoleh dan tersenyum melihat bayi mbak Dewi yang antusias sekali dengan kucing. Saya sapa mbak Dewi dan saya puji bayinya yang sehat sekali.
"Susunya apa dek? Sehat banget badannya," sapa saya. Mbak Dewi ganti tersenyum dan bilang, "iya mbak, Alhamdulillah bayi saya sehat, susunya cuman ASI mbak sama MPASI yang saya masak sendiri," jawabnya.
"Wah... bagus banget mbak, masih menyusui, nggak dikasih tambahan susu formula?" tanya saya.
"Nggak mbak, ASI aja, lebih sehat, lagipula susu formula mahal," katanya. Saya anggukkan kepala.
"Padahal waktu bayi saya 3 bulanan, saya nyaris memberinya susu formula, gara-gara ASI saya nggak lancar keluarnya," tuturnya. Wah saya langsung tertarik ingin mendengar ceritanya.
"Kok bisa mbak? Kenapa nggak lancar? Trus sekarang jadi lancar ya ASI nya?" Tanya saya. Saya duduk di kursi teras rumah saya bersiap menyimak cerita mbak Dewi. Meski ngobrol, saya menerapkan Physical Distancing lho. Jarak saya dan mbak Dewi sekitar 2 meteran.
Pekerjaan marketing itu padat dengan target. Ada target yang harus ia capai setiap bulan. Jika tak tercapai maka ada konsekuensi yang harus ia tanggung, salah satunya hilangnya bonus.
Sebenarnya mbak Dewi sudah 2 tahun bekerja sebagai marketing. Ia sudah akrab dengan target. Namun kelahiran anak pertama, membuatnya jor-joran mengejar target, demi bonus dan gaji untuk memenuhi kebutuhan si buah hati.
Suaminya bekerja di sebuah minimarket dan menyambi jadi driver ojek online. Tentu pendapatannya tak cukup jika mbak Dewi tidak bekerja, apalagi saat itu rumahnya masih mengontrak.
Stressnya mbak Dewi ditambah dengan kesibukan mengurus bayi. Lelah kerap dialami mbak Dewi. Ia sering kurang tidur akibat stress dan kelelahan. Kondisi ini membuat produksi air susunya kian berkurang. Bayinya kerap rewel karena lapar. Bayi rewel bikin orang tua jadi pusing. Mbak Dewi dan suaminya kerap berdebat karenanya.
Tak tega bayinya terus rewel, mbak Dewi dan suaminya memutuskan memberinya susu formula. Mereka ngobrol dengan temannya sesama ibu muda, mencari susu formula yang cocok untuk bayinya. Alih-alih mendapat rekomendasi soal susu formula, mbak Dewi malah disarankan oleh temannya untuk minum pelancar ASI.
Pentingnya ASI buat Bayi
Si teman mbak Dewi menyarankan minum pelancar ASI karena ini alternatif yang lebih bagus ketimbang memberi bayinya susu formula. Apalagi bayinya masih berusia 3 bulan.
ASI penting untuk bayi karena selain bisa meningkatkan imunitas, ASI punya gizi lengkap dan sesuai yang bisa membuat bayi tumbuh sempurna. ASI juga mengurangi resiko obesitas pada bayi. Secara psikologis, ASI membantu memperkuat ikatan emosional antara ibu dan sang bayi.
Bagi ibu sendiri, ASI adalah kontrasepsi alami. Ibu yang bermasalah dengan berat badan ketika melahirkan, bisa turun berat badannya karena memberikan ASI. ASI juga mengurangi resiko ibu menderita kanker payudara dan ovarium.
ASI rendah lemak, punya vitamin A, B dan C serta laktosa yang lebih banyak dari susu formula. Protein dalam ASI mudah dicerna bayi. Dibandingkan susu formula, ASI punya 50% zat besi yang terabsorbsi sementara susu formula hanya 10% saja yang terabsorbsi. ASI adalah nutrisi paket lengkap dengan harga hemat sementara susu formula harganya cukup mahal.
Untuk ASI yang tidak lancar, bisa digunakan Laktogogue untuk melancarkannya. Laktogogue adalah obat atau zat yang dipercaya dapat membantu dan merangsang, mempertahankan dan meningkatkan produksi ASI ibu menyusui. Pelancar ASI istilahnya. Laktogogue ada dalam bentuk obat sintetik, hormon atau herbal.
Laktogogue dalam bentuk obat sintetik penggunaanya harus diawasi karena ada efek samping. Sementara Laktogogue dalam bentuk hormone pemakaiannya dibatasi dan diawasi karena ada efek samping. Laktogogue paling aman adalah dalam bentuk herbal. Daun katuk adalah salah satu Laktogogue dalam bentuk herbal.
Katuk paling dikenal sebagai sayuran untuk melancarkan ASI. Daun katuk mengandung protein, serat, vitamin A B C dan K, kalsium, besi, kalium, fosfor dan magnesium. Selain memperlancar ASI, daun katuk juga berkhasiat untuk mengatasi sembelit dan menyembuhkan luka.
Selain daun katuk, daun bangun-bangun kerap digunakan untuk melancarkan ASI. Daun bangun-bangun terutama dikonsumsi oleh para ibu setelah melahirkan di di daerah Toba Sumatera Utara.
Dalam daun bangun-bangun terdapat saponin, flavonoid, polifenol, zat besi, karatenoid yang tinggi, vitamin C B1 B2, beta karotin, niacin, asam-asam lemak, asam oksalat dan lemak. Daun bangun-bangun juga berfungsi sebagai obat luka, obat sariawan, obat batuk dan meningkatkan hormon-hormon menyusui seperti prolactin dan oksitosin.
Selain sayuran, ikan gabus juga bisa digunakan untuk melancarkan ASI. Ikan gabus mengandung protein yang tinggi (albumin dan asam amino), asam lemak, mineral (zat besi, zinc, kalsium dll) dan beberapa vitamin. Meski sedang menyusui rajin-rajinlah makan ikan supaya tidak ditenggelamkan ibu Susi.
Si teman menyarankan minum HerbaASIMOR yang mana berisi kaplet salut selaput pelancar ASI. Dalam tiap kaplet salut selaputnya mengandung fraksi Galatonol 300 mg yang berasal dari ekstrak herbal katuk dan ekstrak herbal daun torbangun 300 mg.
Selain itu juga mengandung fraksi striatin 30 mg yang berasal dari ekstrak ikan gabus 30 mg. Cukup 1 kaplet selaput dua kali sehari bisa melancarkan ASI. Mbak Dewi mengikuti saran sang teman. Selain itu ia menenangkan diri, tetap bekerja namun menjauhi stress dan menikmati prosesnya menjadi ibu muda.
Dengan dukungan penuh dari suaminya, mbak Dewi kembali menyusui bayinya. ASI keluar dengan lancar. Sang bayi happy dan membuat orang tuanya tersenyum lagi. Kisah yang happy ending ya.
Nah lebih kerennya lagi, dari produk HerbaASIMOR, telah dilakukan Uji Penggunaan Konsumen, di mana 39 dari 40 orang ibu menyatakan puas dan sangat puas terhadap HerbaASIMOR, 2 dari 3 ibu merasakan perubahan peningkatan volume ASI hanya dalam kurun waktu 2-3 hari saja.
Ibu-ibu yang diuji ini juga membuktikan bahwa hanya dalam 2 minggu pemakaian HerbaASIMOR, 1 dari 2 ibu mendapatkan volume ASI sebanyak antara 75 ml sampai 120 ml setiap kali memompa ASI.
Gak cuma itu aja loh. HerbaASIMOR untuk kawal awal kehidupan  pastinya memberikan manfaat bagi adik bayi. Simak nih penjelasan dari Head of Marketing Consumer Health Dexa bahwa bayi yang ibunya mengonsumsi HerbaASIMOR kualitasnya meningkat, frekuensi buang air kecil bayi lebih sering dan berat badan bayi bertumbuh baik! Menurut pengujian itu, berat badan bayi laki-laki rata-rata naik 0,51 kg selama dua minggu, sementara untuk bayi perempuan rata-rata naik 0,34 kg. Waaahhh...keren banget!
Udah ah, saya nggak mau terlalu panjang lebar karena memang banyak sekali manfaat yang disampaikan di acara launching HerbaASIMOR semalam. Tapi kalau mau tahu lengkapnya bisa dilihat di Instagram loh di @asimor.id atau bisa juga di website HerbaASIMOR. Buat mamsi papsi yang tertarik membeli produk ini, bisa langsung di intip di sini.
Oh ya, ada pesan penting nih mamsi! Kalau sudah beli HerbaASIMOR, jangan lupa untuk menyimpannya di tempat yang sejuk atau di bawah suhu 300 Celcius, di tempat kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung.
Kembali lagi ke cerita Mbak Dewi, saya sungguh senang mendengar kisahnya. Banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari usaha ibu muda ini. Menutup obrolan, saya tanya, gimana cara ia mengatur kerja selama pandemi, kan kerjanya di rumah aja.
Ia bilang karena tidak stress, pekerjaan justru lancar. Kuncinya adalah berusaha, berdoa, nggak ngoyo dan ingat tujuan ia bekerja, yaitu untuk kebahagiaan keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H