Ramadan hampir berakhir. Nggak terasa ya.. seminggu lagi kita berlebaran. Udah beli kue kering belum? Baju Lebaran? Beberes rumah? Duh pekerjaan masih banyak nih, saya belum sempet beli kue Lebaran. Selain pekerjaan juga lagi banyak, undangan buka bersama juga makin sering saya terima. Kesempatan bersilaturahmi sambil berbuka puasa makin habis nih, begitu kata teman yang mengundang.
Saya tak selalu hadir untuk berbuka puasa bersama. Yang menjadi perhitungan saya untuk menerima atau tidak adalah lokasi berbuka puasa. Kalau deket boleh deh saya datangi, tapi kalo jauh mohon maap saya absen hadir. Namun saya bilang kepada si pengundang bahwa saya akan berusaha datang ketika ada acara Halal Bihalal. Biasanya setelah Lebaran, undangan untuk Halal Bihalal sama banyaknya dengan undangan bukber.
Beberapa kelompok pertemanan rutin mengadakan bukber tiap Ramadan dan saya selalu berusaha datang. Salah satunya adalah Koplak Yo Band (KYB). Ini komunitas yang lahir di Kompasiana. Anggotanya tadinya kompasianer, namun seiring berjalannya waktu, yang masih aktif menulis di Kompasiana hanya segelintir anggotanya saja.
Member KYB bukan hanya muslim, namun juga non muslim. Ada yang beragama Islam, Kristen, Budha dan Hindu. Sejak awal tak sedikitpun perbedaan prinsip beragama menjadi masalah dalam pertemanan kami. Kami saling memberi selamat kalau ada seorang teman merayakan sebuah perayaan di agamanya.
Saat bukber sebenernya nggak ada peraturan tertulis bahwa teman yang non muslim makan dan minumnya setelah bedug Maghrib, sama seperti yang sedang berpuasa. Kami yang muslim membebaskan, karena puasa kami nggak akan batal hanya gara-gara melihat teman minum jus jeruk di depan muka. Namun teman-teman ini malah yang menghormati kami. Kalo buka bersama ya makan dan minumnya bareng setelah bedug Maghrib.
Sama terjadi saat Halal Bihalal. KYB juga rutin nih halal bihalal. Teman-teman yang non muslim ya sama ikutan halal bihalal dan bawa kue-kue juga.Begitu juga saat Natal, kami kadang datang ke rumah teman yang merayakan natal, sekedar untuk ikutan makan-makan.
Kebiasaan ini nggak bikin prinsip kami goyah kok. Tetep aja kami taat dengan agama masing-masing dan hal ini sudah berjalan bertahun-tahun. Makanya saya sedih kalo di luar orang sibuk merasa agamanya paling benar dan menganggap agama lain sebagai musuh. Nggak begitu juga maliihhh..
Mereka melakukan ini atas dasar toleransi dan atas nama persatuan bangsa. Bahwa warga negara Indonesia terdiri dari berbagai suku dan agama. Ketika masyarakat yang beragama Islam sedang beribadah di bulan suci, mereka mendukung dan menghormati itu dengan cara yang sederhana.. berbagi makanan berbuka.
Semestinya momen Ramadan memang bukan hanya sebagai bulan di mana kita melaksanakan ibada puasa, namun juga bulan di mana kita sadar bahwa orang baik itu banyak di sekitar kita. Orang baik yang saling mendukung agar masing-masing kita melaksanakan ibadah agamanya dengan lancar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H