Hari-hari jelang Lebaran, Jakarta bersiap ditinggal pergi sebagian penduduknya. Warga Jakarta sebagian besar adalah pendatang. Momen Lebaran tentu digunakan untuk kembali ke kampung asal masing-masing dan bersilaturahmi dengan orang tua dan sanak saudara. Momen Lebaran juga digunakan buat jalan-jalan, sekalian libur Lebaran.
Setelah bertahun-tahun selalu mudik ke kampung saya di Jogja, tahun ini saya absen mudik dan mungkin akan absen di Lebaran tahun-tahun mendatang. Karena ayah yang biasa saya sambangi saat Lebaran, sudah berpulang dua bulan lalu. Jadi Lebaran di Jakarta saja kali ini.
Mudik itu sebenarnya nikmat walau melelahkan. Karena yang mudik bisa jutaan orang, ya sudah pasti hal yang wajar kita alami selama mudik adalah macet, kalau mudik menggunakan kendaraan pribadi. Saya selalu menggunakan mobil ketika mudik. Mobil lebih praktis mengangkut saya dan keluarga yang lima orang jumlahnya. Pengennya sik naik kereta api, apa daya tiketnya selalu kehabisan ketika dibeli.
Kelebihan mudik menggunakan mobil, kita bisa berhenti di tempat yang kita mau. Liat tempat kece, brenti poto-poto. Istirahat bebas di manapun (di rest area tapinya). Trus bisa bawa barang sesuka kita. Yaaa meski ada batasannya sik, jangan sampai mobil isinya barang semua. Lalu kalau mau jalan-jalan di kampung halaman juga enak karena ada mobil.
Mudik jadi momen besar di Indonesia, so banyak pihak yang turun langsung ikutan membuat fasilitas untuk memperlancar kegiatan mudik. Seperti rest area yang dibangun oleh produsen mobil. Saya paling suka nih, karena produsen mobil biasa memberi pelayanan menarik di rest areanya. Saya pernah berhenti di rest area sementara yang dibangun oleh sebuah brand mobil, yang kebetulan mobilnya saya pakai mudik. Mayan dapet pijit gratis dan cek kendaraan gratis.
- Siapkan fisik yang sehat dan prima sebelum mudik.
- Periksa kondisi kelayakan kendaraan.
- Sebelum dan selama mengemudi tidak minum-minuman keras dan obat yang menyebabkan ngantuk.
- Istirahat tiap 4 jam perjalanan.
- Jangan paksakan mengemudi bila lelah dan mengantuk.
- Disiplin dan patuhi rambu lalu lintas.
- Kendalikan kecepatan kendaraan terutama pada kondisi jalan rusak atau bergelombang, saat hujan dan cuaca buruk.
- Kendaraan tidak melebihi muatan dan menyalahi peruntukannya.
- Gunakan masker dan lindungi diri dari asap, debu dan polusi.
- Tidak menerima makanan atau minuman yang diberikan oleh orang yang tidak dikenal.
- Pilihlah jajanan yang bersih, jika membawa bekal pilih makanan yang tidak cepat basi.
- Lihat tanggal kadaluarsa bila membeli makanan dan minuman kemasan.
- Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum dan sesudah makan.
- Konsumsi makanan atau minuman yang bersih dan sehat.
- Buanglah sampah pada tempatnya.
- Buang air kecil/besar di toilet yang tersedia.
- Tidak menggunakan gadget selama berkendara.
- Bila sakit manfaatkan pos kesehatan terdekat.
Itulah pesan dari Kemenkes dan dinas perhubungan agar mudik kita lancar. Yang terpenting juga adalah untuk menjaga emosi tetap stabil selama mudik. Emosi yang meningkat bikin perjalanan mudik makin berat. Bayangkan happy nya kita bertemu orang tua dan sanak saudara ketika tiba di tujuan. Mudik itu asyik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H