Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Boikot dan Uninstall Merebak Gara-gara Cuitan Bos Bukalapak

15 Februari 2019   08:00 Diperbarui: 15 Februari 2019   13:44 6555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zaman Copras Capres sekarang ini memang membuat orang jadi sensi. Apapun yang menyangkut pilpres, pasti mendulang komentar yang ramai sekali di sosial media. Netizen yang haus kerusuhan, membuat semua hal yang sebenernya sederhana, jadi rusuh maksimal kalo menyangkut Pilpres.

Malam tadi, Founder dan CEO Bukalapak Achmad Zaky mungkin tak bisa tidur nyenyak. Cuitannya membuat gempar jagat "pertwitteran". Risikonya seseorang yang merupakan tokoh publik, jika ia mengeluarkan pendapat pribadi dan publik tak setuju dengan pendapat itu, maka Institusi atau perusahaan si tokoh tersebut akan kena imbas. Itulah yang terjadi pada Bukalapak.

Berawal dari cuitan Achmad Zaky di akun twitter @achmadzaky kemarin malam tentang data budget Research and Development negara-negara tahun 2016.

Amerika ada di posisi 1 dengan 511 bilion dolar, diikuti China dengan 451 billion dolar. Indonesia ada di posisi 43 dengan 2 bilion dolar. Achmad Zaky tak menuliskan sumber dari data tersebut. Namun bukan ini yang membuat netizen pendukung paslon 01 meledak, melainkan kalimat di akhir cuitan yang berbunyi "mudah-mudahan presiden baru bisa naikin".

Sumber: Instagram @Bukalapak | Kolase: Tribunnews.com
Sumber: Instagram @Bukalapak | Kolase: Tribunnews.com
Kita tahu pak Jokowi sangat mendukung Bukalapak. Beliau bahkan dianggap sebagai Bapak Buka Lapak karena begitu dekatnya ia dengan marketplace ini. Pak Jokowi pun datang di saat Bukalapak ulang tahun. Kalimat "Presiden baru" dalam cuitan Achmad Zaky dianggap oleh netizen sebagai pengharapan ada presiden baru yang menggantikan pak Jokowi di tahun 2019 dan ini merupakan pengkhianatan terhadap dukungan pak Jokowi pada Buka Lapak.

Tahu kan yaaa... kalo netizen ngamuk tuh efeknya apa. Hashtag #uninstallbukalapak langsung menjadi trending topik nomor satu di jajaran trending topik Indonesia. Kalau buka timeline hashtag tersebut, isinya sungguh serem. Achmad Zaky langsung meralat cuitannya beberapa jam kemudian. Ia bilang "Presiden Baru" yang ia maksud itu bisa siapapun, termasuk bisa jadi pak Jokowi sendiri.

Ia juga menjelaskan twit tersebut bertujuan menyampaikan fakta bahwa Indonesia perlu investasi di riset dan SDM kelas tinggi supaya jangan kalah dengan negara lain. Tak lupa ia bilang bahwa pemerintah selama ini sangat menyemangati Bukalapak. Kemudian ia meminta maaf atas terjadinya misperception atas kata-kata di twitnya dan juga  bilang bahwa pak Jokowi sudah dianggap seperti ayahnya sendiri.

Ilustrasi pasangan calon presiden dan wakil presiden 2019.(KOMPAS)
Ilustrasi pasangan calon presiden dan wakil presiden 2019.(KOMPAS)
Twit yang berisi data Research and Development yang terdapat kata "Presiden Baru" sudah ia hapus. Penjelasan ini telat sebenarnya, netizen pendukung 01 sudah terlanjur ngamuk. Selain uninstall aplikasi Bukalapak, para netizen juga menuliskan review buruk di apps Bukalapak di Playstore. Manajemen Bukalapak nampaknya sedang sport jantung malam tadi.

Apa benar Achmad Zaky melakukan blunder? Kalo dibaca lagi dengan kepala dingin, sebenarnya cuitan Achmad Zaky ini biasa aja. Lepas dari tak adanya sumber data pada cuitan Achmad Zaky, berharap perbaikan pada pemimpin baru itu sah-sah aja.

Klarifikasi Achmad Zaky soal Presiden Baru buat saya cukup masuk akal. Karena kalaupun pak Jokowi jadi Presiden lagi di 2019, ia memang presiden baru di tahun ini, karena jabatan presiden lamanya sudah berakhir. Gitu sik. Jadi ini masalah istilah aja sebenernya.

Jikapun Achmad Zaky mengharapkan presiden baru itu bukan pak Jokowi, itu juga boleh-boleh aja. Di negara demokratis seperti Indonesia, wajar jika punya pilihan berbeda.

Pak Jokowi sendiri pastinya tak melarang seandainya Achmad Zaky memilih paslon 02 dalam pilpres mendatang. Dukungan Pak Jokowi pada Bukalapak adalah dukungan seorang pemimpin untuk kemajuan marketplace lokal. Apa dengan dukungan itu artinya Bukalapak dan seluruh orang yang bernaung didalamnya harus memilih paslon 01 di pilpres besok? Nanti dulu Ferguso.

satu cuitan punya berbagai reaksi (dok.medium.com)
satu cuitan punya berbagai reaksi (dok.medium.com)
Jangankan Achmad Zaky yang bukan siapa-siapanya pak Jokowi. Kalau Kaesang mencoblos paslon 02 dalam pilpres, pak Jokowi juga nggak berhak melarang, karena itu keputusan masing-masing orang. Paling-paling pak Jokowi mencoret Kaesang dari daftar di Kartu Keluarga. Misalnya lho ini... misalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun