Pernah liat video kura-kura yang hidungnya kemasukan sedotan plastik? Video ini viral dan orang mulai menyadari bahayanya sampah sedotan plastik bagi kehidupan hewan laut.Â
Gerakan No Straw mulai dilakukan oleh beberapa restoran cepat saji terkemuka. Sayangnya di warung-warung pinggir jalan, kesadaran untuk mengurangi sedotan plastik belum ada. Padahal warung-warung inilah yang menyumbang sampah sedotan plastik dalam jumlah besar.
Malam itu saya mampir ke Roti Bakar Eddy di kawasan Kebayoran Baru. Perut lapar dan pengen roti bakar, pas kebetulan lewat kawasan Al Azhar, minggirlah saya di tenda roti bakar yang bukan cuma menjual roti bakar tapi juga aneka macam makanan. Malam itu Roti Bakar Eddy ramenya nggak ketulungan. Nyaris seluruh kursi diduduki pengunjung yang sebagian besar datang berombongan.
Saya dan dua teman saya duduk menunggu pesanan makanan datang. Tak lama, minuman pesanan kami datang duluan. Saya minum teh tawar panas dan dua teman saya minum es teh manis. Yang membuat mata saya terbelalak adalah di masing-masing gelas minuman ditaruh sedotan plastik. Yang mana sebelumnya saya sudah pesan ke mas penjual makanan agar tak menaruh sedotan di minuman saya.
Saya tak tahu apakah sedotan itu dibuang atau dipakai lagi. Kejadian ini sudah beberapa kali terjadi. Saya pesan minuman dan wanti-wanti jangan dikasih sedotan dan ketika datang ya minumannya dikasih sedotan.Â
Saya memang tak pernah lagi memakai sedotan plastik untuk minum kalah sedang jajan karena saya selalu membawa sedotan alumunium kemana-mana.
Saya melihat ke meja di sekeliling saya yang dipenuhi pengunjung. Banyak gelas minuman di atas meja, juga botol-botol minuman bersoda, semuanya dengan sedotan plastik tertancap di dalamnya. Misalnya saat itu ada 50 pengunjung, dengan 50 gelas dan masing-masing gelas ada 1 sedotan. Berapa sedotan terbuang dalam satu hari, berapa sedotan terbuang dalam seminggu...setahun? Dan ini hanya dari satu lokasi tempat makan. Duh merinding saya membayangkannya.
Menurut sebuah survei, Indonesia adalah negara yang mengonsumsi lebih dari 93 juta sedotan plastik setiap harinya. Sementara di dunia ada 500 juta sedotan plastik yang dibuang oleh masyarakat setiap harinya.Â
Menurut organisasi kebersihan, sedotan plastik adalah adalah 1 dari 10 sampah plastik yang paling banyak berada di lautan. As we know, plastik adalah sampah yang nggak bisa terurai sepenuhnya. Plastik tak mudah hancur dan akan jadi partikel kecil yang mencemari lingkungan dan membahayakan makhluk hidup.
Buat saya malah sedotan plastik mengurangi kenikmatan meneguk minuman. Memang saat ini edukasi sudah dilakukan namun kebanyakan melalui digital yang mana hanya kalangan yang akrab dengan dunia digital saja yang tersentuh oleh edukasinya.
Suatu hari saya pernah bertanya ke penjual minuman di pinggir jalan, tempat saya membeli sebotol air mineral dan si ibu penjual memberi saya sedotan. Pernah dikasih tahu bahaya sedotan nggak bu, dari siapapun gitu? Tanya saya. Si ibu menjawab sambil tersenyum, "Nggak pernah mbak." Hari ini saya adalah orang pertama yang memberi tahu bahaya sedotan plastik pada si ibu.
Jika orang belum tersadarkan dengan bahaya sedotan plastik pada lingkungan karena menganggap "lingkungan" adalah sesuatu yang remeh, cobalah membaca artikel-artikel kesehatan soal bahayanya sedotan plastik pada kesehatan.Â
Sedotan plastik terbuat dari senyawa polypropylene, polysturene dan beberapa campuran kimia lain. Pembuatan sedotan plastik yang tak sesuai standar bisa menimbulkan penyakit akibat tercampurnya minuman dengan bahan kimia pembuat sedotan.
So ditunggu lo.. kiprah para lembaga swadaya masyarakat, komunitas, pemerintah, program CSR perusahaan swasta yang mau bahu membahu memberi edukasi secara masif pada para pedagang makanan di pinggir jalan agar mereka mau mengurangi penggunaan sedotan plastik. Jangan lupa...kita dan keluarga serta lingkungan sekitar... jangan gunakan sedotan plastik lagi ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H