Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Gunakan Sedotan Plastik Tanpa Terkendali, Warung Pinggir Jalan Perlu Diedukasi

14 Februari 2019   17:17 Diperbarui: 14 Februari 2019   20:16 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah liat video kura-kura yang hidungnya kemasukan sedotan plastik? Video ini viral dan orang mulai menyadari bahayanya sampah sedotan plastik bagi kehidupan hewan laut. 

Gerakan No Straw mulai dilakukan oleh beberapa restoran cepat saji terkemuka. Sayangnya di warung-warung pinggir jalan, kesadaran untuk mengurangi sedotan plastik belum ada. Padahal warung-warung inilah yang menyumbang sampah sedotan plastik dalam jumlah besar.

Malam itu saya mampir ke Roti Bakar Eddy di kawasan Kebayoran Baru. Perut lapar dan pengen roti bakar, pas kebetulan lewat kawasan Al Azhar, minggirlah saya di tenda roti bakar yang bukan cuma menjual roti bakar tapi juga aneka macam makanan. Malam itu Roti Bakar Eddy ramenya nggak ketulungan. Nyaris seluruh kursi diduduki pengunjung yang sebagian besar datang berombongan.

Saya dan dua teman saya duduk menunggu pesanan makanan datang. Tak lama, minuman pesanan kami datang duluan. Saya minum teh tawar panas dan dua teman saya minum es teh manis. Yang membuat mata saya terbelalak adalah di masing-masing gelas minuman ditaruh sedotan plastik. Yang mana sebelumnya saya sudah pesan ke mas penjual makanan agar tak menaruh sedotan di minuman saya.

nggak usah pakai sedotan, diteguk aja langsung (dok.freepik.com)
nggak usah pakai sedotan, diteguk aja langsung (dok.freepik.com)
Saya langsung protes ke si mas nya, kan saya bilang nggak usah pakai sedotan. Si mas bilang.. "Oh maaf mbak", lalu mengambil sedotan dari gelas minuman saya dan membawanya pergi. 

Saya tak tahu apakah sedotan itu dibuang atau dipakai lagi. Kejadian ini sudah beberapa kali terjadi. Saya pesan minuman dan wanti-wanti jangan dikasih sedotan dan ketika datang ya minumannya dikasih sedotan. 

Saya memang tak pernah lagi memakai sedotan plastik untuk minum kalah sedang jajan karena saya selalu membawa sedotan alumunium kemana-mana.

Saya melihat ke meja di sekeliling saya yang dipenuhi pengunjung. Banyak gelas minuman di atas meja, juga botol-botol minuman bersoda, semuanya dengan sedotan plastik tertancap di dalamnya. Misalnya saat itu ada 50 pengunjung, dengan 50 gelas dan masing-masing gelas ada 1 sedotan. Berapa sedotan terbuang dalam satu hari, berapa sedotan terbuang dalam seminggu...setahun? Dan ini hanya dari satu lokasi tempat makan. Duh merinding saya membayangkannya.

Menurut sebuah survei, Indonesia adalah negara yang mengonsumsi lebih dari 93 juta sedotan plastik setiap harinya. Sementara di dunia ada 500 juta sedotan plastik yang dibuang oleh masyarakat setiap harinya. 

Menurut organisasi kebersihan, sedotan plastik adalah adalah 1 dari 10 sampah plastik yang paling banyak berada di lautan. As we know, plastik adalah sampah yang nggak bisa terurai sepenuhnya. Plastik tak mudah hancur dan akan jadi partikel kecil yang mencemari lingkungan dan membahayakan makhluk hidup.

bahayanya sedotan plastik (dok.tirto.id)
bahayanya sedotan plastik (dok.tirto.id)
Perlu edukasi besar-besaran untuk para penjual makanan dan minuman di pinggir jalan tentang bahayanya sedotan. Jika memang tak mau menghilangkan sedotan sepenuhnya, setidaknya dikurangi saja pemakaiannya. Kan nggak perlu juga minum dari gelas bermulut besar kok pakai sedotan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun