Mengingat kandungan sayuran organik yang dianggap lebih menyehatkan, sayuran organik tetap dibeli walau harganya lebih mahal dari produk non-organik. Harga mahal ini disebabkan karena pertanian dan peternakan organik memerlukan perawatan khusus. Perlu kerja lebih untuk menanam dan beternak tanpa bantuan pupuk kimia, pestisida dan obat-obatan. Biaya membeli pakan organik itu bisa dua kali lebih besar ketimbang pakan yang biasa.
Produk Pangan Organik Lebih Sehat daripada Non-organik?
Apakah produk organik memberikan efek kesehatan yang lebih dibandingkan produk biasa? Dalam soal sayuran organik, menarik untuk mendengarkan pendapat Prof Dr Ir Ali Khomsan MS seorang Guru Besar di bidang Gizi Masyarakat dari fakultas IPB yang mengatakan bahwa tidak ada perubahan signifikan antara tanaman yang ditanam organik dan non-organik (sumber dari sini ).
Beliau mengatakan, belum ada penelitian yang meyakinkan bahwa pangan organik lebih bergizi dari non-organik.Hasil penelitian menunjukkan perbedaan misalnya komoditas A yang ditanam secara organik gizinya tinggi sementara komunitas B tidak. Hasil yang nggak seragam ini membuat kesimpulan soal gizi tanaman organik lebih besar dari non-organik menjadi belum cukup meyakinkan.
Pak Ali Khomsan juga menambahkan, kalau bahan pangan organik dianggap lebih sehat itu lebih mengarah pada dampak keamanan pada lingkungan karena tak adanya penggunaan pestisida pada proses penanamannya. Ini membuat tanaman organik lebih aman dari cemaran pestisida. Pemberian pupuk organik juga membuat tanah lebih subur dan itu membuat lingkungan jadi lebih sehat.
Konsumen juga harus memperhatikan cara pencucian sayuran organik sebelum mengonsumsinya. Sayuran harus dibilas di bawah air mengalir agar kotoran dan debu yang menempel pada sayuran hilang bersama air. Lalu sayuran harus dikonsumsi saat masih segar. Sayuran organik lebih cepat membusuk karena tak ada unsur bahan pengawet, maka belilah secukupnya saja.
Saya masih penasaran dengan anggapan bahwa produk pangan organik lebih sehat dari non-organik maka saya berselancar di dunia maya dan menemukan sebuah artikel di website Indonesia Organic yang menyebutkan bahwa New Castle University Inggris telah melakukan riset dengan cara mengumpulkan 340 laporan penyelidikan yang meneliti perbedaan antara produk makanan organik dan non-organik.
Hasil riset menyatakan bahwa kandungan zat antioksidan pada makanan organik 18%-69% lebih tinggi dibandingkan dengan makanan non-organik. Kandungan logam berat pada sayur dan buah organik 48% lebih rendah dibandingkan sayur dan buah non-organik. Sementara residu pestisida pada sayuran organik 4 kali lebih sedikit. Riset ini telah dipublikasikan di majalah British Journal of Nutrition pada 15 Juli 2014.