Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan featured

Cerita Sebuah Pohon yang Bukan Hanya Jadi Peneduh

31 Oktober 2018   19:15 Diperbarui: 8 November 2019   12:21 5076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sebuah pohon (dok.freepik.com)

Suatu hari, seorang teman yang sedang jalan-jalan bareng saya, mencandai saya, "tuh ada pohon, foto tuh, nanti kebawa mimpi kalo nggak foto," katanya sambil tertawa. Ia bercanda begitu bukan tanpa alasan, karena ia tahu saya suka banget berfoto dengan pepohonan. Tiap ada jejeran pohon atau tanaman pasti poto.

Makanya ketika saya pulang ke kampung saya di Jogja, tiap pagi saya tak pernah absen ke sawah. Buat foto-foto dengan padi atau tanaman jagung atau tebu. Kadang bude saya di kampung mencandai saya juga ketika melihat saya jalan kaki pagi-pagi ke sawah. "Mau foto-foto di sawah lagi ya mbak?", katanya. Saya jawab dengan tawa kecil biasanya.

Saya memang suka berfoto dengan pepohonan. Pohon selain meneduhkan, juga bikin foto jadi kece, Instagramable kalo istilah jaman sekarang. Namun bukan gara-gara instagram juga sih saya doyan foto sama pohon, tapi karena suka sama pohon hehehe. Selagi pohon masih ada, maka nikmatilah berfoto dengannya. Eh.. emang pohon bisa nggak ada? Hmmm..

Pernah menonton film kartun Dr Seus The Lorax? Film ini berkisah tentang seorang pemuda bernama Tedd yang membuat sebuah benda yang bisa digunakan menjadi syal, topi, handuk dan lain-lain. Semua orang menyukai T-Need, benda yang dibuat Tedd. Demi memenuhi permintaan orang-orang pada T-Need, Tedd menebang pohon yang ada, karena T-Need berbahan dasar daun pohon. Akhirnya semua pohon ditebang dan hutan menjadi gundul.

Foto dulu mumpung sepi (dok.pri)
Foto dulu mumpung sepi (dok.pri)
Apa yang terjadi di film tersebut bisa aja terjadi di dunia nyata kalau kita tidak bisa menjaga kelestarian pohon. Di Jakarta saja keberadaan pohon makin berkurang. Iya sih di Jakarta memang ada beberapa taman dibuat untuk ruang terbuka hijau, tapi liat deh beberapa ruas jalan protokol. Pohon-pohon yang besar-besar itu ditebang untuk pembangunan jalan. Jadi panas gitu .. mana ini lagi musim kemarau kan di mana matahari cetar bersinar di atas kepala.

Jangankan jalan-jalan protokol, coba lihat lingkungan tempat tinggal saya. Pohon besar bisa dihitung dengan jari. Dulu... ketika saya baru pindah ke tempat tinggal saya ini, banyak pohon besar di sekitar saya. Ada pohon duren, pohon mangga, pohon rambutan, pohon nangka.. banyak deh. Saya ingat ketika musim rambutan tiba, pemilik pohon membagi-bagi rambutan yang berbuah hampir tiap hari, karena pohonnya besar dan buahnya banyak.

Sekarang, bekas pohon-pohon ini sudah berganti rumah. Tanah untuk jalanpun sudah ditutup dengan semen dan aspal. Hanya ada tanaman dalam pot, itupun tak semua rumah punya. Pemilik rumah mungkin terlalu sibuk untuk menanam tanaman di pot sekalipun. Sejatinya pohon itu bukan hanya untuk memberi keteduhan, tapi juga untuk menyelamatkan air, dalam konteks besarnya pohon menyelamatkan bumi dari pemanasan global.

Sebuah pohon bernama Trembesi

Sekeliling rumah saya di kampung, dipenuhi dengan pohon pisang. Pohon pisang tumbuh dengan rapat karena tanah di kampung sungguh subur. Saya sering duduk memandangi pohon pisang yang beberapa diantaranya sudah berbuah. Daun pisang yang rapat, sungguh meneduhkan.

Trembesi (dok.monica Anggen)
Trembesi (dok.monica Anggen)
Ada sebuah pohon yang membuat teduh karena kanopi daunnya lebih besar dari tingginya. Sekilas pohon ini nampak seperti payung. Namanya Trembesi. Di Jawa Barat pohon ini disebut Ki Hujan karena pohon ini sering meneteskan air dari tajuknya yang disebabkan kemampuannya menyerap air lebih banyak. Di musim hujan Trembesi bermanfaat mencegah erosi karena Trembesi memperlambat laju air hujan yang jatuh ke tanah.

Trembesi merupakan pohon yang tumbuh cepat. Dalam waktu 10 tahun ia bisa mencapai tinggi 12-25 meter sementara bentang daun-daunnya bisa mencapai 20 meteran. Sebagai pohon peneduh, Trembesi menyerap karbon dan polutan lebih tinggi dari pohon lainnya. Misalnya dibandingkan dengan pohon Akasia, pohon Trembesi menyerap CO2 sebesar 28,5 ton/tahun/pohon.

Berlindung di bawah pohon Trembesi sangat meneduhkan. Ketika hari sedang panas, duduklah di bawah Trembesi dan lihatlah matahari berusaha menembus daun-daunnya yang kecil namun rapat. Dahan Trembesi yang tumbuh tak beraturan terlihat bagai cakar.

pohon yang meneduhkan (dok.agung han)
pohon yang meneduhkan (dok.agung han)
Jika sedang berbunga, bunga warna putih dengan bercak merah muda pada bagian bulu atasnya akan menyembul di sela-sela dedaunan. Bunga Trembesi panjangnya mencapai 10 cm dari pangkal hingga hulu ujung bunga. Bunga ini menghasilkan nektar yang menarik serangga guna membantu penyerbukan.

Trembesi bisa dikembangbiakkan dengan berbagai cara. Bisa melalui pembibitan, pemotongan dahan dan ranting dan pencangkokan batang. Kalau dalam skala besar, bisa melalui perkecambahan biji dan pembibitan biji. Biji dihasilkan Trembesi melalui buahnya yang berwarna coklat kehitaman kalau sudah masak.

Trembesi merupakan pohon yang mampu bertahan di tanah gersang dan kering atau di lahan kritis misalnya bekas tambang. Karena karakteristiknya yang menyimpan air, maka Trembesi cocok ditanam di lahan untuk penghijauan atau di daerah gersang misalnya pinggiran jalan tol. Air yang diserap Trembesi juga mencegah banjir yang menyebabkan erosi.

Hijau menyegarkan (dok.pri)
Hijau menyegarkan (dok.pri)
Kepedulian pada lingkungan bukan hanya jadi tanggung jawab perorangan atau pemerintah namun juga tanggung jawab bersama termasuk perusahaan swasta... kan bumi ini milik bersama yekan. Salah satu perusahaan swasta yang peduli dengan lingkungan, terutama soal penghijauan adalah Djarum Foundation melalui programnya Djarum Trees For Life.

Djarum Trees For Life yang merupakan Bakti Lingkungan Djarum Foundation lagi gencar banget menanam Trembesi. Bukan hanya ditanam sendiri tapi juga dibagikan ke masyarakat trus masyarakat menanamnya di lahan sendiri. Tanggal 3 November besok Djarum Trees For Life akan melakukan penanaman Trembesi di Jembatan Kalikuto Tol Semarang -- Batang. Ada 10 ribu batang Trembesi yang akan ditanam sepanjang tol Semarang Batang.

Acara penanaman ini bareng sama acara balap sepeda Tour De Borobudur yang dilaksanakan oleh BTN dan akan dibuka oleh Gubernur Jateng Pak Ganjar Pranowo. Pak Ganjar juga akan melakukan penanaman Trembesi secara simbolis. Tanggal 3-4 November juga akan digelar Kejuaraan Downhill bergengsi bernama 76 Indonesia Downhill 2018 di Ternadi Kudus Jawa Tengah.

Biarkan bumi indah dan hijau (dok.pri)
Biarkan bumi indah dan hijau (dok.pri)
Event Downhill digelar di area konservasi Djarum Trees For Life. Jadi olahraganya di area yang penuh pohon. Ngebayanginnya asyik. Kalo saya jadi salah satu pesertanya, maka saya akan lebih sering berhenti buat foto-foto sama pohon heuheuheu. Kudus adalah tempat Djarum Foundation membangun Pusat Pembibitan Tanaman (PPT) pada tahun 1979. Salah satu tanaman yang dikembangbiakkan di sini adalah Trembesi.

Jika makin banyak orang sadar lingkungan dan sadar akan pentingnya pohon, saya yakin kisah di film Dr Seus The Lorax tak akan terjadi di kehidupan nyata. Makanya.. mulailah peduli dengan pohon. Kalo nggak ada tanah kosong seperti di lingkungan rumah saya, jadikan pot sebagai tempat menanam. Nanti kalau tanamannya sudah banyak, ajak saya ke rumah ya.. saya mau numpang foto.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun