Asian Games 2018 yang berlangsung di negara kita memang harus kita sambut gembira. Banggalah kita jadi negara tempat berlangsungnya kompetisi olahraga Internasional. Namun di balik rasa bangga, ada kerepotan yang terjadi dalam rangka mempersiapkan gelaran akbar ini. Persiapan harus matang dan pelaksanaan Asian Games 2018 harus dikawal agar lancar.
Tahun 2015 Indonesia pernah punya nama buruk karena terbakarnya ratusan hektar hutan yang berakibat negara tetangga mendapat kiriman asap. Perlu waktu beberapa lama bagi pemerintah untuk memadamkan kebakaran. Kerugian dari kebakaran dan asap ini sungguh besar. Jangan sampai lah ya terjadi lagi kejadian ini di negara kita.
Saat ini kita sedang mengalami musim kemarau, panas banget hawanya. Di musim kemarau gini, kejadian apa yang sering terjadi? Kebakaran. Minggu lalu lingkungan rumah teman saya di daerah Matraman dilanda kebakaran. Puluhan rumah habis terbakar. Untungnya kejadian ini nggak memakan korban jiwa.
Palembang adalah daerah dengan resiko kebakaran yang tinggi karena Palembang dikelilingi oleh hutan yang berpotensi terbakar karena kemarau panjang. Di saat orang sedang riuh gembira menyambut Asian Games, ada yang sedang berjibaku mengamankan hutan agar tak terjadi kebakaran yang akan mengganggu jalannya gelaran Asian Games 2018.
Bapak Gustaf Rantung, Head of Teknologi and Data Management di Fire Management APP Sinar Mas memaparkan apa dan gimananya tugas APP Sinar Mas pada saya dan teman-teman siang itu. Target APP Sinar Mas untuk Asian Games 2018 adalah "No Fire No Haze". Palembang dan Jakarta harus bebas api dan bebas asap kebakaran dan ini penting karena titik kemarau di Sumsel adalah bulan Agustus-September. Pas gelaran Asian Games 2018 kan.
Pada kondisi normal, standar operasi untuk deteksi api adalah di bawah 0,2 hektar namun jelang gelaran Asian Games 2018 wilayah deteksi api ditingkatkan menjadi 0,1 hektar. Artinya titik api sekecil apapun akan langsung dipadamkan dengan cepat. Pemadam api yang pada kondisi normal datang ke titik api kurang dari 2 jam maka jelang Asian Games pemadam api wajib datang kurang dari 1 jam.
Lalu  pada kondisi normal api dikontrol selama 8 jam, sekarang api dikontrol paling lama 4 jam. Artinya dalam waktu paling lama 4 jam api harus benar-benar mati. Perubahan juga terjadi pada pengawasan api di area lahan konsesi. Saat ini wilayah zero fire dan zero haze juga mencakup 5 km di luar lahan konsesi. Jadi makin luas aja deh lahan yang harus di awasi.
Meski punya armada yang siap tentu APP Sinar Mas tak akan bisa melaksanakan tugas ini tanpa bantuan pihak lain misalnya masyarakat. Sebenernya kebakaran tidak timbul karena api yang tiba-tiba muncul melainkan akibat ulah tangan manusia. Pembakaran lahan untuk area perkebunan menjadi sebab utamanya. Ini juga yang menyebabkan kebakaran hutan besar tahun 2015 lalu.
Menyadari masyarakat sekitar lahan memegang peranan penting dalam kelancaran tugas ini, APP Sinar Mas melakukan edukasi mengenai kebakaran pada masyarakat sekitar lahan. Kegiatan edukasi dilakukan untuk menekan kebiasaan masyarakat membakar hutan untuk membuka lahan perkebunan.
Ada 2 kegiatan yang dilakukan oleh APP Sinar Mas dalam kegiatan edukasi ini. Yang pertama adalah kampanye di sekolah dan desa di sekitar wilayah yang resiko kebakarannya tinggi. Yang kedua adalah meminimalkan keinginan orang untuk membakar lahan. Kebakaran terjadi karena dibakar dan 0% karena cuaca.
Pemetaan ini didasarkan pada beberapa hal diantaranya daerah itu sering terjadi kebakaran, kontur daerah yang sulit dlalui jika terjadi kebakaran, sumber air kurang atau adanya lahan gambut. Lahan gambut bikin kebakaran makin sulit dipadamkan karena pada kebakaran lahan gambut, apinya bukan hanya ada di atas tanah tapi juga di dalam tanah (di bawah tanaman gambut).
Saya beruntung diajak melihat Situation Room (ruang pengawasan) yang mengawasi area konsesi selama 24 jam 7 hari seminggu. Situation Room di Sinar Mas Plaza adalah pusat pengawasan. Namun di distrik-distrik Palembang ada pengawasan juga. Jadi pengawasannya berlapis gitu.
Situation room nya tak besar, mungkin seluas ruangan tempat saya dan teman-teman mendengarkan paparan pak Gustaf tadi. Ada 4 layar besar di tembok. Di depannya ada meja dengan jejeran komputer. Masing-masing petugas bekerja dengan 2 layar komputer. Tentu masing-masing layar berisi data yang berbeda.
Situation Room akan memverifikasi titik hotspot dengan cara melalui komunikasi dengan distrik yang menerjunkan petugasnya ke lokasi. Setelah diketahui penyebab hotspot ini muncul maka akan dilakukan standar operation jika hostspot itu merupakan cikal bakal api. Yang di layar tadi artinya hari itu ada 292 hotspot di Indonesia, 135 hotspot di seluruh Sumatera Selatan dan 18 hotspot di lahan konsesi.
Semua pergerakan personel terlihat melalui Situation Room. Kita sih yang awam begini nggak tahu kalo ada helikopter lagi patroli di kawasan konsesi, tapi melalui kode-kode di layar, para petugas mengetahui aktivitas ini. Dengan melihat Situation Room, saya yakin APP Sinar Mas mampu mencapai target KPI No Fire No Haze. Kalo nggak tercapai, ini akan berpengaruh pada tidak diterimanya bonus dan insentif karyawan seperti yang terjadi tahun 2015.
Venue ini berstandar International, terdiri dari 2 lantai dengan luas 4,200 meter persegi di lahan seluas 2,8 hektar. Di dalamnya ada 300 tempat duduk penonton yang bisa menyaksikan pertandingan dari 40 lintasan bowling. Total keseluruhan venue bernilai 27 miliar rupiah.
Lahan tempat venue adalah milik pemerintah daerah Sumsel, APP bertugas membangunnya. Setelah selesai venue diserahkan kepada pemda dan sepenuhnya menjadi milik pemda. Buat APP Sinar Mas, Asian Games 2018 adalah kesempatan untuk memberikan kontribusi pada bangsa Indonesia dan APP Sinar Mas bangga karenanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H