Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Serba-serbi Jual Produk Lokal ke Dunia Internasional

7 Juni 2018   14:58 Diperbarui: 7 Juni 2018   14:55 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto bersama semua pembicara (dok.yayat)

Kekaguman kita pada kesuksesan seorang pengusaha, kadang membuat kita lupa bahwa ada kesulitan di baliknya. Jalan menuju kesuksesan sejatinya tak selalu mulus dan saya paling suka mendengar pengusaha menceritakan kisah di balik kesuksesannya. Ada banyak pelajaran hidup yang bisa kita ambil dari kisah-kisah itu.

Susan Dietch, namanya. Saya mendengar Ibu Susan berkisah ketika menghadiri diskusi interaktif dengan JNE bertema From Local to Global, Preparing Local Companies to Enter Global Market pada tanggal 31 Mei 2018 yang bertempat di kantor pusat JNE di bilangan Tomang Jakarta. Ibu Susan Dietch adalah pemilik brand The Legra, sebuah merek yang menjual produk fashion buatan Indonesia.

Jika orang lain memulai usahanya di Indonesia dan baru melakukan go international, kebalikan dengan Ibu Susan. Ibu Susan justru membuka usahanya di Los Angeles Amerika Serikat. Ceritanya tahun 2015, Ibu Susan pindah ke LA dan ia melihat orang Amerika itu suka belanja karena memang punya banyak alasan untuk belanja. Maksudnya, banyaknya acara di Amerika membuat orang-orang harus berbelanja untuk menghadapi acara-acara tersebut.

David Dietch (dok.yayat)
David Dietch (dok.yayat)
Acara-acara itu misalnya Thanksgiving, Valentine's Day, acara menyambut musim panas atau musim dingin dan lain-lain. Nah untuk menyambut momen spesial itu, orang-orang berbelanja barang-barang sekedar buat mempercantik rumah atau penampilan diri. Ibu Susan melihat ini sebagai kesempatan buat menjual produk Indonesia.

Selain itu, yang membuat Ibu Susan getol pengen jualan di Amerika adalah karena penduduk Amerika tuh 326 juta, sebuah pasar yang besari banget. Amerika juga punya bermacam etnik karena penduduknya berasal dari berbagai negara. Amerika juga menjadi pusat fashion, media, seni dan punya banyak selebriti yang selalu diperhatikan penampilannya.

Kenapa memilih menjual produk Indonesia? Kalo kita ya..lihat tas dari rotan akan berpikir itu biasa karena di Indonesia tas dari rotan itu banyak macamnya. Jadi nggak spesial gitu. Berbeda dengan orang-orang di Amerika yang melihat tas dari rotan itu sebagai seni. Susah bikinnya makanya dicari.

Ibu Susan Dietch menjelaskan gimana produk lokal bisa dijual di dunia International (dok.yayat)
Ibu Susan Dietch menjelaskan gimana produk lokal bisa dijual di dunia International (dok.yayat)
Untuk mendapatkan tas rotan yang di Indonesia bertebaran itu, orang Amerika harus mengeluarkan biaya mahal untuk tiket pesawat, hotel dan lain-lain. Nah ketika tas rotan yang mereka nilai unik itu ada di depan mata, ya udah pasti deh mereka membelinya. Celah ini yang membuat Ibu Susan membuat The Legra. Mulailah ia mencari pengrajin tas dari rotan, topi rotan dan aneka sepatu di Indonesia.

Bukan hal yang mudah karena pasar Amerika itu sangat mengutamakan kualitas. Cacat sedikit saja akan mereka kembalikan dan hilang deh kepercayaan pada penjualnya.

Ibu Susan dibantu oleh suaminya, David Dietch. Mr. David adalah pemilik perusahaan Dietch PR. Perusahaan ini semacam konsultan untuk di Amerika. Saat ini Dietch PR menjadi konsultan untuk brand-brand terkenal di Amerika.

Dengan masukan dari suaminya, Ibu Susan jadi belajar tentang kualitas sebuah produk, cara pemasarannya, desain yang unik, pengiriman barang yang aman dari Indonesia dan peraturan-peraturan soal penjualan di Amerika.

salah satu produk The Legra (dok.thelegra,com)
salah satu produk The Legra (dok.thelegra,com)
Tidak terhitung berapa kali Ibu Susan mendapat masalah dalam usahanya. Namun kata bu Susan kalau sudah mendirikan sebuah merek maka kita harus yakin dan tahan mental. Itulah kenapa Ibu Susan melarang kita membuat merek atau produk bila hanya coba-coba. Kalau memutuskan membuat sebuah brand ya harus berani mempertahankan dan konsisten menjalankannya.

Berpikir soal profit memang perlu, tapi seorang pemilik brand harus memberikan bagian khusus untuk marketing. Ibu Susan bilang perlu tuh mengirim produk kita ke para influencer atau public figure untuk mereka pakai. Ya tentu produk ini diberikan secara gratis.

Jika para influencer atau public figure ini suka dengan produk kita dan memakainya, ini bisa jadi iklan buat brand kita. The Legra walau saat ini sudah punya banyak pelanggan, tapi tetap memberikan produk-produknya ke para influencer.

Karena produk-produk The Legra dibuat di Indonesia dan dikirim dari Indonesia maka Ibu Susan harus mencari ekspedisi yang terpercaya. Ekspedisi ini penting karena urusannya mengirim barang pesanan.

Nah kalo ekspedisinya tidak profesional, akan berpotensi bikin barang jadi rusak atau malah tidaksampai ke penerimanya. Nama baik brand sebagai pemesan akan rusak di mata pelanggan. Apalagi kirimannya keluar negeri. Lebih berisiko lagi kan.

foto bersama semua pembicara (dok.yayat)
foto bersama semua pembicara (dok.yayat)
Mengenal JNE Freight

JNE adalah salah satu jasa pengiriman besar di negeri ini. Jasa pengiriman yang dilakukan oleh JNE itu bukan hanya di dalam negeri tapi juga dilakukan untuk pengiriman dari dan keluar negeri.

Untuk kita tahu mana JNE pengiriman domestik dan international, lihat dari lambang JNE-nya saja. Kalau JNE pengiriman domestik garis di huruf E-nya merah, sementara pengiriman International garis di huruf E-nya hijau.

JNE untuk pengiriman international disebutnya JNE Freight. JNE Freight terbagi dalam JNE Jasa Kepabeanan, JNE Air Freight dan JNE Ocean Freight.

Untuk JNE Jasa Kepabeanan tugasnya adalah mengecek kelengkapan dan validitas izin ekspor atau impor, mendampingi dan menyaksikan proses cek fisik, memonitor keberadaan barang apabila terjadi clearance delay dan pengantaran ke pemilik barang.

JNE Air Freight melayani pengiriman ekspor atau imporbarang berukuran besar ke negara manapun di dunia, servis lengkap mulai dari persiapan sampai ke pengantaran barang mudah terbakar (dangerous goods), mengirimkan dokumen atau parcel ke semua negara dan mengirimkan barang secepat mungkin menggunakan penerbangan dalam waktu singkat.

Oh ya.. JNE Air Freight pengirimannya dilakukan dengan menggunakan pesawat udara. JNE Ocean Freight, sesuai namanya, pengiriman barang dilakukan menggunakan kapal laut. Untuk pengiriman barang melalui laut atau udara itu ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

jaringan JNE freight (dok.JNE)
jaringan JNE freight (dok.JNE)
Pada acara diskusi interaktif itu, bapak Reza Arfandi dari JNE Freight mengatakan bahwa kelebihan menggunakan Air Freight adalah waktu pengirimannya cepat (2-14 hari), door to door, bisa dicek pengirimannya secara realtime melalui website.

Sementara kekurangannya adalah biaya pengirimannya mahal, berat barang dan ukuran barang yang dikirim terbatas serta ada regulasi yang ketat, misalnya barang berbentuk cairan sulit dikirim menggunakan pesawat jika tak ada dokumen khusus.

Pada jenis pengiriman lewat laut, kelebihannya adalah ukuran dan berat barang yang dikirim tak terbatas, biaya pengirimannya rendah, pilihan pengiriman terbaik untuk buyer to buyer. Kekurangannya adalah durasi pengirimannya yang lama, bisa sebulanan kalau untuk negara yang jauh dan sulit dicek perjalanan barang kirimannya secara realtime.

Lalu pengiriman jenisapa yang cocok untuk pemilik brand di luar negeri? Ibu Susan bilang, sebelum memutuskan menggunakan jenis pengiriman, harus diketahui dulu jenis barang yang akan dikirim.

Misalnya untuk produk pakaian musim dingin. Nah cek dulu kapan musim dingin terjadi dan berlangsung berapa lama. Jangan sampai produk sampai di negara penerima setelah musim dingin berakhir gara-gara durasi pengiriman yang lama.

Pak Reza mengingatkan apapun jenis pengiriman yang dipilih, pengirim harus menyertakan dokumen lengkap mengenai barang tersebut dan cek regulasi di negara tujuan. Apalagi jika barang yang dikirim masuk dalam kategori barang restricted atau diawasi. Lalu penting juga untuk mengecek bea masuk dan pajak impornya. Boleh kok tanya-tanya ke JNE dulu sebelum memutuskan mau mengirim barang melalui laut atau udara. Staff JNE akan menjelaskannya dengan senang hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun