Jalan Malioboro Yogyakarta selalu ngangeni buat saya.. sama seperti kangennya saya pada kampung halaman saya di Yogya. Sebulan ini saya terhitung sering bolak balik Jakarta Yogya Jakarta. Bukan buat kerja atau jalan-jalan tapi untuk mengurus sebuah urusan keluarga. Selama beberapa hari di Yogya jalan-jalan saya hanya sekitar sawah dan rumah. Buat saya itu sudah cukup menyegarkan pikiran.
Di waktu yang sedemikian sempit, saya selalu sempatkan menengok Malioboro. Sembari saya menunggu kereta ke Jakarta berangkat dari stasiun Yogyakarta (Tugu) yang jaraknya teramat dekat dengan Malioboro.
Saya tak hendak belanja batik yang bertebaran di sisi kanan dan kiri jalan Maliboro, walau beberapa kali tertarik untuk memegangnya. Namun saya hanya duduk di bangku besi yang tersedia di sepanjang jalan Malioboro sambil menyeruput kopi favorit saya.
Hari itu.. siang menjelang sore, mas Koling.. sebut saja begitu karena saya tak pernah menanyakan siapa namanya (maafkan ya mas), tersenyum ramah pada saya sembari menyapa "di Yogya lagi nih mbak".. dan saya jawab dengan tak kalah ramah.. "ya mas, pengen minum Koling jadi ke Yogya lagi". Sungguh saya nggak bermaksud modus. Namun entah kenapa jawaban lebay itu keluar dari mulut saya. Babang Vale maafkan saya ya.
Mas Koling menyeduh kopi sembari mengobrol tentang bermacam kopi. Robusta Lampung ini enak mbak karena pahit dan sedikit asam.. kalo Kopi Toraja juga enak, pahit dan kental.. mbak pernah minum Kopi Flores? Favoritnya mbak yang mana? Begitu cerocosnya. Meski kopi jalanan tapi service mas Koling sudah seperti Barista di caf-caf terkenal.
Posisi gerobak Koling ini ada di depan Mal Malioboro yang ramai dengan lalu lalang orang. Gerobak Koling ini bukan satu-satunya yang ada di jalan Malioboro. Ada 3 gerobak Koling tersebar di jalan ini. Jam bukanya adalah jam 11 siang hingga jam 11 malam, penjaganya terbagi dalam 2 shift dan kesemuanya berpakaian lurik khas Yogya.
Hari itu bukan hari libur tapi saya lihat banyak rombongan pelajar yang mengenakan kaos seragam. Rupanya mereka sedang tour ke Yogjakarta. Beberapa diantaranya mampir ke gerobak mas Koling untuk membeli kopi. Tentu bukan kopi hitam yang mereka beli, tapi kopi latte dingin. Harganya sama 15 ribu aja.