Flight attendant atau cabin crew adalah adalah personel dalam penerbangan yang bertatap langsung dengan penumpang pesawat. Kita menyebutnya sebagai pramugara untuk cabin crew laki-laki dan pramugari untuk cabin crew perempuan. Mereka berpakaian seragam sesuai maskapainya masing-masing. Yang mencolok dari mereka secara fisik adalah mereka cantik dan ganteng serta postur tubuhnya tinggi dan langsing.. proporsional gitu.
Postur dan penampilan memang menjadi salah satu syarat utama untuk menjadi seorang pramugari dan pramugara. Syarat lainnya adalah kudu mahir berbahasa Inggris. Penampilan menarik emang wajib ya karena para Flight Attendant (FA) itu melayani para penumpang dari kelas menengah sampai atas. Ya nggak enak dong diliatnya kalo penampilan FA itu acak-acakan.Â
Kalau orang melihat FA hanya dari sisi fisik, sebenernya perjalanan mereka untuk menjadi seorang FA itu sungguh panjang. Mereka harus melewati masa pendidikan yang cukup lama prosesnya. Bukan hanya ujian mental tapi juga ujian untuk kemampuan mereka. Karenaitu penampilan bukan hanya jadi faktor utama seorang FA tapi juga otak yang cerdas harus mereka punya.Â
Tugas utama seorang FA adalah melayani penumpang selama penerbangan berlangsung. Â Tugas FA dimulai saat penumpang pesawat masuk ke kabin. FA akan berdiri di pintu pesawat menyambut para penumpang, menanyakan tempat duduknya dan mengarahkan penumpang ke tempat duduknya.
Flight Attendant akan melakukan demo cara menggunakan alat keselamatan. Gimana cara pakai pelampung, gimana cara keluar dari pintu pesawat kalau terjadi kecelakaan dan lain-lain. Beberapa maskapai sudah menggunakan video untuk demo alat keselamatan ini namun masih banyak maskapai yang melakukan demo melalui peragaan dari pramugarinya secara langsung.
FA juga akan melayani makan dan minum para penumpang. Juga mengingatkan untuk melipat meja, menegakkan sandaran kursi dan membuka menaikkan penutup jendela.. lah apal yak heheh. FA tempat saya bertanya jika saya mengalami kesulitan di dalam pesawat. Misalnya bertanya soal cara mengunci pintu toilet.
Ketika melakukan penerbangan untuk pertama kalinya beberapa tahun lalu, bener lho saya nggak tau cara mengunci pintu toilet. Saya bertanya pelan pada mbak pramugari yang duduk di dekat toilet. Di belakang toilet pesawat ada ruang untuk para FA menyiapkan makanan dan minuman pada para penumpang. Mbak Pramugari yang ramah lalu memberitahu saya cara mengunci pintu toilet. Dalam hati si mbak nya mesem kali ya ada penumpang yang nggak tau cara mengunci pintu toilet hihihi.
Nah ada ibu-ibu yang keukeuh tasnya dipangku dan nggak mau ditaruh di bawah. Sampai ia marah-marah ke pramugari. Si ibu baru nurut setelah penumpang di sekitarnya menegur. Saya penasaran deh tuh tas isinya apaan sampe maunya di kekep aja. Sang Pramugari yang kena omel tetep senyum dan berlaku ramah meski bersikap tegas juga pada si ibu.
Pada tanggal 5 April 2018 saya dan teman-teman Kompasiana mengunjungi Garuda Indonesia Training Center. Ini adalah tempat Garuda Indonesia melatih para pilot dan flight attendant nya. Bukan hanya melatih pilot dan flight attendant baru yak.. tapi yang sudah senior juga melakukan latihan secara berkala di sini.
Misalnya para pilot. Pilot melakukan training per 6 bulan sekali dan itu berlangsung terus selama mereka menjadi pilot Garuda Indonesia. Dari latihan ini mereka dinilai lagi apakah mereka masih layak untuk menerbangkan pesawat. Ibaratnya mesin yaa.. mesin kan ada maintenancenya. Kalo pas mantenance ternyata mesinnya udah rusak yaa kudu diganti. Gitu kasarnya.
Di GITC mereka melalukan training selama 3-4 bulan. Kalau lulus dari training ini mereka akan mendapatkan licence atau sertifikat dari Garuda Indonesia. Setelah memegang licence ini, baru deh mereka sah untuk terbang sebagai Flight Attendant (FA). Traning belum selesai sampai sini. Setelah mereka menjadi FA, mereka terus melakukan training lanjutan, Recurrent istilahnya. Recurrent dilakukan ada yang setahun sekali ada juga yang dilakukan 2 tahun sekali.
Berat nggak sih pendidikannya? Ya berat pastinya, tapi kalau dilakukan secara enjoy, rasanya nggak berat juga, begitu kata salah seorang pramugari di sana. Ia mengatakan itu ketika selesai melakukan evakuasi pesawat. Sekujur badannya basah akibat mencebur ke dalam air yang merupakan ajang latihan evakuasi pesawat. Wajah cantiknya terlihat bersemangat walau ia mengatakan itu dengan nafas yang terengah-engah.
Evakuasi pesawat adalah latihan yang paling dramatis menurut saya. Para flight attendant melakukan latihan penyelamatan di ruang yang memang di desain seperti keadannya di dunia nyata. Ada kolam besar yang dipenuhi air. Ada sekoci penyelamat, ada badan pesawat. Suara petir menderu-deru mengiringi para flight attendant ini berlatih. Biar rasanya bener-bener seperti kenyataanya.
Evakuasi pesawat adalah salah satu kemampuan yang harus dimiliki para FA. Nah dari kesempatan mengunjungi GITC kemarin, saya baru tau juga bahwa para FA juga harus mencicipi makanan yang akan disediakan di pesawat. Tujuannya agar mereka tau kualitas dan rasa makanan. Jadi ketika saya datang ke sebuah ruangan di GITC saya melihat para FA beramai-ramai sedang mencicipi makanan yang terhidang di meja. Mereka bukan lapar, tapi sedang test food.
Jika melihat proses pendidikan yang mereka lakukan saya benar-benar menaruh simpati pada para FA. Sekaligus bangga juga sih bahwa masih banyak lho perempuan yang penampilannya sempurna tapi otaknya juga keren punya. Saya bikin nih video seoal kunjungan saya ke Garuda Indonesia Training Center kemarin. Liat yak.. terutama di bagian akhir saat para FA melakukan latihan evakuasi pesawat, bikin merinding liatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H