Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kredit Barang di Tukang Kredit Keliling, Mahal Sih tapi Butuh

4 April 2018   17:35 Diperbarui: 5 April 2018   09:23 4112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
emak emak ngobrol (dok.motherscircle.com)

Laki-laki itu menghampiri kumpulan emak-emak yang sedang ngobrol di samping rumah saya. Para emak di lingkungan saya emang senang ngeriung dan ngobrol. Topik obrolan bisa bermacam-macam. Dari soal tukang sayur langganan yang telat dateng sampe tarif instagram Syahrini yang satu postnya seharga 1 mobil. Obrolan bisa berlangsung sejak pagi sampai siang. Istirahat bentar buat ishoma alias istirahat, sholat dan makan siang lalu lanjut ngobrol lagi sampe sore. Yawlaaa ngobrol aja ada ishomanya.

Laki-laki yang datang tadi langsung diberondong pertanyaan oleh para emak. "Ada barang baru apa?", "Daster pesenan saya mana Pak?", "Saya nyicil segini dulu ya, tenang aja besok bayar dobel" dan lain-lain. Ternyata...laki-laki ini adalah tukang kredit pemirsa. Berdasar kamus primbon made in Itali, tukang kredit bermakna pedagang yang menjual barang-barang dengan cara cicilan. Cicilan bisa per hari atau per minggu sesuai kesepakatan. Bapak ini jenis tukang kredit keliling yang kerjanya keliling aja dari rumah ke rumah.

Laki-laki ini... sebut saja namanya mawar... eehhh Pak Kredit Keliling.. disingkat Keling, menjual aneka barang-barang yang dibutuhkan para emak. Mulai dari sendal, daster, panci teflon.. sampe kulkas. Iya.. toko palugada alias apa lu mau gw ada gitu. Emang barang-barangnya nggak dibawa semua macem orang pindahan, kecuali sendal atau daster. Untuk peralatan rumah tangga seperti panci kulkas atau mesin cuci, Pak Keling hanya membawa katalognya aja. Di katalog ini tertera jumlah cicilan per hari or per minggu dari masing-masing barang.

isi rumah begini bisa dikredit (dok.flapex.com.br)
isi rumah begini bisa dikredit (dok.flapex.com.br)
Hari itu ibu depan rumah.. sebut saja namanya Melati, memanggil saya yang baru saja selesai menyapu teras. "Mbak.. katanya perlu rice cooker, tuh beli sama Pak Keling aja.. enak bisa nyicil", katanya. Saya memang sedang perlu rice cooker baru karena yang saya miliki sekarang udah ada tanda-tanda minta diganti. Rice Cooker sering mati sendiri dan kalo masak nasi tuh lamaaaa banget. Bisa 2 kali balapan belum mateng juga. Padahal beras yang dimasak juga nggak sampai setengah liter.

Saya sungguh kagum dengan perhatian Bu Melati.. hla wong saya aja nggak inget buat ganti rice cooker saat liat Pak Keling. Perhatian plus kepo beda dikit yak. Atas dasar kesopanan pada Bu Melati, saya hampiri si Pak Keling. Lalu saya tanya berapa cicilan buat rice cooker. Sembari saya kasih kalimat "tanya dulu ya Pak..", karena jujur saya emang cuma mau tanya dan bukan langsung membelinya.

Para buibuk tetangga langsung usil, "Waaahhh mau beli rice cooker baru nih, satu buat di bawah dan satu di atas yaaaaa". Saya menanggapi dengan senyum santai dan bilang "Ini baru tanya-tanya buuuu". Dikira rumah saya kost-kostan kali ya, hingga butuh 2 rice cooker buat lantai atas dan lantai bawah. Lagi-lagi... usil dan kepo itu beda tipis.

set panci.. bisa dikredit juga (dok.prelo.co.id)
set panci.. bisa dikredit juga (dok.prelo.co.id)
Pak Keling menyodorkan katalog pada saya, isinya beragam perlengkapan rumah tangga mulai dari setrika, panci set sampai lemari. Ada beberapa merk rice cooker terpampang di situ. Tanpa saya minta, Pak Keling langsung menjelaskan kelebihan setiap merk rice cooker-nya. Merk A bisa buat ngukus juga buuu.. kalo merk B awet lho.. trus merk C dipakai sama Syahrini. Hebat ya Pak Keling tau bermacam kelebihan rice cooker. Sebagai seorang emak saya merasa gagal.

Sebuah merk rice cooker dengan berbagai fungsinya yang memang menjadi idaman saya dijual dengan harga cicilan 8 ribu per hari dan diangsur selama 3 bulan. Otak saya langsung menghitung.. whaatttt... seharga 700 ribuan totalnya. Sementara pasaran buat rice cooker ini berkisar 300-330 ribu rupiah. Wuidih selisihnya lumayan. Bisa buat beli rice cooker lagi.

Saya tahu harga barang kalau dijual secara kredit emang lebih mahal. Tau banget.. cuma semacam nggak rela kalo harganya jadi dua kali lipat dan memang rata-rata barang yang dikredit ini harganya jadi berlipat. Contoh sebuah daster yang dibeli oleh seorang ibu.. sebut saja namanya Ibu Dahlia. Sepotong daster batik ini dicicil bu Dahlia seharga 3 ribu rupiah per hari selama sebulan. Harga daster ini 90 ribu.. padahal di pasaran, kalo pegang bahan dan jaitannya.. daster ini dijual 30 ribuan.

emak emak ngobrol (dok.motherscircle.com)
emak emak ngobrol (dok.motherscircle.com)
Saya yakin ibu-ibu ini tahulah berapa harga barang yang mereka beli dengan cara mencicil. Harganya yes pasti berlipat.. tapi kok tetep kredit? Jawabannya.. karena dengan cara meng-kredit kayak gini jadi punya barang impian. Uang 30 ribu buat sebagian dari kita mungkin tak masalah, namun buat para ibu yang kudu rajin ngatur duit belanja itu besar nilainya.

Sementara jika menyisihkan uang 3 ribu per hari ya nggak terasa juga. Uang belanja nggak terganggu cash flow-nya. Itung-itungan sederhananya begitu. Makanya saya juga nggak menuduh para emak ini nggak bisa ngitung, mereka hanya "berpikir kreatif" tentang cara menyisihkan recehan uang belanja menjadi barang idaman. Tentu faktor kedisiplinan berperan penting banget di belanja model cicilan begini.

Jika cicilan "delay" berhari-hari maka uang yang dibayarkan jadinya besar juga. Makanya Pak Keling pernah kena komplen karena nggak narik uang cicilan setiap hari. Uangnya jadi kepake kannn.. bayarnya jadi dobel kan.. gede ini bayarnya.. gitu komplennya para emak. Jadinya pPak Keling memang menarik uang cicilan setiap hari. Sabar ye Pak... emang mesti tabah kalo berurusan sama para emak.

barang-barang yang bisa dikredit juga (dok.homeappliancesworld.com)
barang-barang yang bisa dikredit juga (dok.homeappliancesworld.com)
Selain itu, mengambil barang dengan cicilan pada tukang kredit keliling begini lebih simple. Nggak perlu setor macem-macem dokumen buat syarat kredit dan nunggu persetujuan. Asal tahu nama dan di mana rumahnya kredit barang pasti disetujui. Buat tukang kredit keliling sebenernya riskan sih, bisa aja tiba-tiba emak yang kredit kabur kan.

Pak Keling untung gede dong? Untung iya... untung gede belum tentu. Coba deh dipikir dengan ongkos bolak-balik si Pak Keling buat nagih.. setiap hari lho. Belum lagi ongkos dan tenaga yang dikeluarkan untuk membeli barang dagangan. Trus kadang Pak Keling rugi juga karena emak yang kredit padanya tiba-tiba pindah nggak tahu ke mana. Ini pernah kejadian dan bikin para emak makin asik ngeriungnya. Ada gosipaannnn.

Lalu harga dari Pak Keling yang mahal gitu dibolehkan dong? Balik lagi ke pembelinya. Kalo emak yang beli barang kreditannya aja nggak keberatan ya ngapain kita ribut? Saya lebih memilih mengembalikan katalog barang ke Pak Keling dan sambil senyum saya bilang, "Lain kali aja ya Pak". 

Perkara para emak yang  usil dan tanya "Yaaaaa kok nggak jadi beli?", tinggal saya jawab "Baru ingeetttt mau dikirimin rice cooker dari Itali".

Note : tulisan ini ditulis juga di blog pribad saya di Daffana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun