Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ganti Bahan Bakar adalah Cara Cerdas Kurangi Pencemaran Udara

4 Februari 2018   19:23 Diperbarui: 6 Februari 2018   13:27 806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
let's save earth (dok.indiacelebrating.com)

Mobil yang dibuat untuk konsumsi orang Eropa tentu berbeda dengan mobil konsumsi domestik. Fisik mobil untuk Eropa lebih besar, stir nya stir kiri dan standar mesinnya pun beda.

Kemudian standar teknologinya juga udah pasti berbeda. Saat ini produsen mobil nasional menerapkan dua standar teknologi produksi yaitu Euro 4 untuk mobil yang diekspor ke Eropa dan Euro 2 untuk mobil yang dipasarkan di dalam negeri. Kalau pemerintah sudah bisa menyamakan standar Euro dengan Eropa maka teknologi yang ditetapkan oleh para produsen mobil akan sama.

let's save earth (dok.indiacelebrating.com)
let's save earth (dok.indiacelebrating.com)
Lalu kalo bicara soal pencemaran udara yang udah saya singgung sedikit tadi, kendaraan bermotor adalah penyebab utama terjadinya pencemaran udara. 70 -- 86 persen pencemaran udara di perkotaan disebabkan oleh kendaraan bermotor. Mata merah merupakan akibat paling ringan dari pencemaran udara. Akibat paling beratnya banyak.

Gangguan pernapasan merupakan gangguan kesehatan yang paling sering dialami oleh masyarakat perkotaan. Udara kotor yang masuk ke paru-paru menyebabkan pernafasan terganggu dan kalau berlangsung terus menerus akan berakibat akut. Kita bisa terkena Bronkitis atau malah kanker Paru. 

Pencemaran udara juga berbahaya untuk tumbuh kembang anak. Kandungan timbal pada udara yang tercemar akan mengganggu sel-sel yang sedang tumbuh pada seorang anak.

Kalau udara yang tercemar terhirup terus menerus oleh ibu yang sedang hamil, efeknya bukan hanya ke ibu hamil tersebut tapi juga ke calon bayinya yang akan lahir. Di sebuah artikel saya membaca bahwa ada penelitian yang menemukan fakta bahwa ibu hamil yang tinggal di pinggir jalan raya dan daerah berpolusi berpotensi melahirkan anak autis 3 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan ibu hamil yang tinggal tidak di daerah berpolusi.

Jadi... terima saja jika pemerintah melalui Pertamina mengganti bahan bakar dengan kualitas yang lebih baik. Harga yang lebih mahal tidak sebanding dengan besarnya biaya yang kita keluarkan jika menderita sakit akibat menghidup udara penuh polusi. 

Lagipula... bahan bakar dengan kualitas yang lebih baik bikin mesin juga awet kok.. which is bikin kita jarang ke bengkel gara-gara mesin kendaraan bermasalah. Irit juga akhirnya kan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun