Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ditegur Bule dan Sepeda yang Tak Hilang

26 Oktober 2017   23:16 Diperbarui: 27 Oktober 2017   16:52 6638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepedanya keren kan (dok.yayat)

Kadang kita suka membawa kebiasaan di negara sendiri ke negara orang lain. Saya terbiasa jalan kaki sambil main handphone, entah itu membalas whats app atau sekedar mengecek info di twitter. Pagi tadi saya kena tegur seorang bule gara-gara menunduk melihat handphone sambil berjalan kaki. "Hei.. focus on the street!" kata si bule yang wajahnya lumayan ganteng. Si bule ini berkata seperti itu sambil ia minggir memberi saya jalan. Saya hanya berucap "sorry".

Ini pengalaman saya di Kuala Lumpur hari ini. Padahal saat itu saya tidak sedang membaca whats app atau update status di sosmed melainkan sedang melihat peta dalam perjalanan menuju hotel tempat saya menginap. Namun tetap itu salah walaupun saya tambah alasan bahwa trotoar sepi saat itu dan saya tidak menyeberang jalan raya sambil melihat handphone. Saya cuma nyengir dalam hati melihat bule itu berlalu.

Stasiun Imbi Bukit Bintang (dok.yayat)
Stasiun Imbi Bukit Bintang (dok.yayat)
Saya menyadari seharian ini saya teramat jarang melihat orang lalu lalang sambil membaca handphone. Kebanyakan jika ia sedang membaca handphone maka posisinya sedang berhenti sambil berdiri atau duduk. Saya tepok jidat jadinya dan saya tepok jidat lagi melihat sepeda. Sepeda?

Dalam perjalanan menuju ke hotel di daerah Bukit Bintang, saya melihat beberapa sepeda ditaruh di trotoar. Beberapa ada papan keterangan namun beberapa tak ada, sepeda itu tersandar begitu saja dan rupa sepedanya sama. Ketemu sekali dua kali saya masih tak peduli karena saya pikir itu milik orang di sekitar itu. Namun ketika beberapa sepeda tersandar dengan papan keterangan saya jadi tertarik untuk mengamati.

KLIA Ekspress (dok.yayat)
KLIA Ekspress (dok.yayat)
Ternyata sepeda ini bisa kita pinjam pakai untuk kemanapun. Caranya adalah dengan menggunakan aplikasi yang bisa di download di android dan ios. Setelah kita daftar scan barcode di sepeda, maka sepeda ini bisa langsung kita gunakan. Tak ada juga orang yang menjaga sepeda-sepeda ini. Beberapa diletakkan di trotoar yang ramai orang lalu lalang, namun ada juga yang tersandar di pagar parkiran sepi. Tak ada rantai yang mengikat si sepeda, jadi kalau mau diangkut ya gampang aja. Kebayang nggak kalau kondisi serupa dilakukan di Jakarta? Nggak sampe 4,6 menit hilang tuh sepeda.

Rute Monorail dan LRT (dok.yayat)
Rute Monorail dan LRT (dok.yayat)
Seorang teman yang tinggal di Kuala Lumpur bilang hal ini biasa dan ia tak pernah mendengar ada sepeda yang hilang. Hal serupa terjadi pada mobil juga. Jadi sering kali ada mobil tua yang teronggok di pingkir jalan atau di sebuah lokasi dan bertahun-tahun tetap di situ sampai pengelola kota mengangkatnya. Di Jakarta mobil-mobil kayak gini udah langsung dikiloin jadi besi tua.

Besok akan saya tulis pengalaman lain selama saya nonton MotoGP Sepang. Eh jangan bilang-bilang sama bule tadi ya. Karena gara-gara asyik memperhatikan handphone saya nyasar saat naik monorail. Sssttt....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun