Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Karena Ini Saya Lancar Bekerja Sebagai Buzzer

4 September 2017   20:40 Diperbarui: 4 September 2017   21:42 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya bukan orang yang suka berganti-ganti pada satu hal. Misal merk handphone. Saya setia pada 1 merk sejak dulu yang menurut saya paling bagus performanya. Meski sekarang banyak handphone baru bertebaran dengan spesifikasi yang lebih canggih, namun tetap handphone favorit saya adalah Samsung. Pun dengan pekerjaan. Dulu saat masih kerja kantoran saya baru pindah ke kantor lain setelah bekerja di tempat yang sama minimal 5 tahun.

Seumur-umur punya nomor handphone, saya baru ganti nomor dua kali. Yang pertama kali terpaksa saya ganti karena handphone beserta nomornya hilang kecopetan dua belas tahun yang lalu. Setelah itu saya ganti dengan nomor yang saya pakai sekarang ini... nomor dari provider XL. Pilihan saya jatuh ke XL karena XL menawarkan beragam pelayanan yang okeh punya.

Kesetiaan saya pada XL membuahkan berbagai promosi. Saat XL sedang melakukan proses perpindahan sinyal ke 4G, saya ganti kartu 4G dengan bonus gratis kuota internet 10GB. Lumayan banget buat internet addict seperti saya. Lalu sudah setahun ini saya menggunakan paket internet 26GB sebulan dan free 20 menit telepon. XL sering memberikan promo pada pengguna lama yang setia menggunakan kartu XL. Promo paket 26GB ini salah satunya. Paket ini saya beli seharga 129 ribu aja.

Simpang lima Semarang (dok.yayat)
Simpang lima Semarang (dok.yayat)
Mau beli paket ini? Nggak ada lagi. Karena paket promo ini nggak dijual lagi oleh XL, makanya saya harus melakukan perpanjangan otomatis biar tetep bisa pakai paket promonya. Kalo nggak perpanjang otomatis, paket promo akan hangus dan saya harus beli paket internet yang baru. Saya memang butuh banyak kuota internet dalam sebulan. Untuk 26GB, biasanya tersisa 1 atau 2 GB aja sebelum saya melakukan perpanjangan otomatis.

Kuota internet saya gunakan buat blogging, browsing dan mengurusi akun-akun sosial media saya. Selain itu, jika malam hari, kuota internet ini digunakan oleh anak-anak saya juga dengan cara tethering. Saya berikan anak-anak kuota internet sekedarnya di masing-masing handphone, cukup untuk mereka gunakan siang hari. Ini salah satu cara menghemat penggunaan internet dari anak-anak.

Pekerjaan saya sepenuhnya tergantung pada internet dan sinyal internet yang lancar. Pekerjaan menulis memang tidak sewaktu-waktu tapi pekerjaan saya di sosial media tak bisa terhalang gara-gara sinyal internet up and down. Pekerjaan apa sih? Buzzer. Secara garis besar, Buzzer adalah pengguna sosial media yang dibayar untuk mempromosikan produk tertentu.

Pantai Losari Makassar (dok.Zata Liguow)
Pantai Losari Makassar (dok.Zata Liguow)
Sekarang ini lumrah bagi sebuah brand mempromosikan diri lewat sosial media, dalam hal ini twitter. Ada brand yang membayar seorang selebtwit (selebritis dengan follower twitter banyak) untuk mencuit tentang produknya dan dibayar dengan nominal tertentu. Ada juga brand yang tidak meng-hire seorang selebtwit melainkan banyak pengguna twitter dengan jumlah follower tertentu... misalnya minimal follower 2000.

Dalam rangka bekerjasama dengan seorang buzzer, ada brand yang memilih buzzer dengan ketertarikan tertentu. Misalnya brand kamera, ia akan memilih buzzer seorang selebtwit yang hobby traveling atau brand alat masak akan memilih buzzer yang hobby dengan masak memasak. Namun di Indonesia nggak melulu seperti ini yang terjadi.

Yang pernah saya alami, banyak brand yang lebih memilih kuantitas alias membayar banyak pemilik akun twitter dengan jumlah follower yang ditentukan. Nominalnya juga macam-macam, tergantung kesepakatan pemilik brand dan akun twitter yang di-hire. Beberapa yang pernah saya alami, bukan hanya fee yang saya dapatkan tapi saya bisa pergi ke sebuah daerah yang sebelumnya tak pernah terpikir bisa saya datangi. 

Si biru di commuter line (dok.yayat)
Si biru di commuter line (dok.yayat)
Dalam film Bukaan 8, profesi buzzer sedikit diulik. Chico Jericho di film ini berperan sebagai seorang calon bapak yang kesulitan membayar biaya persalinan istrinya. Ia menawarkan mempromosikan rumah sakit tempat istrinya dilahirkan melalui akun twitternya yang punya follower berjibun agar fee nya bisa untuk membayar persalinan istrinya. Pihak rumah sakit mengatakan bahwa mereka punya standar fee untuk ini. Jadi kannn... buzzer emang bukan rahasia lagi.

Apakah promosi lewat twitter ini efektif bagi para pemilik brand? Pengguna twitter di Indonesia mencapai 328 juta dan ini menyebabkan Indonesia masuk dalam 5 besar negara dengan jumlah pengguna twitter terbanyak. Saking senengnya mencuit, seringkali hashtag dari Indonesia masuk dalam jajaran trending topic dunia karena itu lepas dari sisi efektif atau tidak efektif, promosi lewat twitter akan terus dilakukan. Minimal orang-orang tau bahwa sebuah brand sedang diperbincangkan di twitter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun