Walau saya lebih sering menggunakan motor kemana mana untuk alasan kepraktisan, tapi terkadang saya membutuhkan transportasi berupa mobil. Jumlah keluarga saya lima, kalau mau pergi berbarengan menuju satu tempat, nggak praktis kalau menggunakan motor karena motor hanya bisa dinaiki oleh dua orang dewasa.
Saya pernah mengalami kejadian ngeselin tapi lucu kalau diingat. Suatu hari saya, suami dan 3 orang anak saya yang sudah remaja, mau ke sebuah mall untuk makan bersama. Kala itu hari terakhir bulan Desember. Sudah menjadi kebiasaan di keluarga kami jika menjelang tahun baru, maka kami akan makan bersama di restoran. Nggak harus restoran mahal, yang penting tempatnya nyaman, makanannya enak dan harganya murah.
Jadilah hari itu kami putuskan buat pergi ke mal Gandaria City, untuk makan sekalian menikmati suasana mal yang biasanya ramai menjelang tahun baru. Karena ada dua motor nangkring di rumah, maka saya dan suami membonceng masing-masing anak kedua dan anak ketiga, sementara anak sulung menggunakan ojek online. Meski dua anak saya sudah berusia 17 tahun tapi saya belum mengajari mereka mengendarai motor.
![si putih (dok.yayat)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/24/wuling-1-599ed7828723cc543c0c0e12.jpg?t=o&v=770)
Tunggu punya tunggu ternyata si sulung nggak juga datang. Saya telpon tapi telponnya nggak diangkat. Mulailah saya khawatir. Si sulung sudah beberapa kali ke mal ini maka mestinya sih nggak nyasar, tapi kok nggak datang-datang. Empat puluh menit kemudian si sulung menghubungi dan memberi tahu bahwa ia diturunkan di pintu masuk yang jaraknya jauh dari lobby tempat saya menunggu.
Mal memang bisa punya lebih dari 1 pintu masuk, tapi kalo mal nya besar seperti Gandaria City ini maka jarak satu pintu masuk ke pintu yang lain kan jauh juga. Si sulung ini anaknya nggak sabaran, seperti saya. Maka kondisi ini bikin dia misuh-misuh. Begitu ketemu dengannya saya tanya kok bisa turun di pintu yang berbeda dengan yang kami sepakati. Ternyata driver ojek online nya mencari jalan berbeda buat menghindari macet. Tapi.. tetep kena macet dan akhirnya malah muter-muter.
Akhirnya 40 menit terbuang percuma, mestinya kan kami sudah duduk manis di restoran menyatap makanan. Tujuan naik motor itu salah satunya adalah biar kami cepet sampai tujuan tapi malah jadi ribet. Tapi pas makan, si sulung nggak misuh-misuh lagi sih, wong perutnya kenyang hehhehe.
![baris kedua (dok.yayat)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/24/wuling-3-599ed7edc2d918453b586d12.jpg?t=o&v=770)
Faktor sumpek ini yang bikin saya sangat memilih jenis mobil yang dipakai kalo mudik. Saya tak akan menyewa mobil yang kabinnya sumpek. Rute mudik saya itu jauh.. ke Jogja. Pernah karena dapet mobil dengan harga sewa yang murah (mobil temen), saya pakai saya walau saya tau kondisi di dalam akan sumpek diisi keluarga 5 orang plus barang-barang bawaan. Saya pikir nggak apa apa lah wong mobilnya terawat. Ternyata sepanjang jalan anak bungsu saya pusing dan tidak nyaman. Merasa bersalah deh saya.
Maka ketika saya datang ke GIIAS pada tanggal 17 Agustus lalu, saya terpesona melihat mobil produksi Wuling Motor, Confero S namanya. Wuling Motor adalah produsen mobil yang berasal dari Tiongkok. Ia baru saja masuk ke Indonesia. Meski di Indonesia ia merupakan produsen baru, tapi di negara asalnya Wuling Motor telah menjual mobil sebanyak 2 juta buah. Wow...
![bagasi (dok.yayat)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/24/wuling-4-599ed827f0f79020b4023f34.jpg?t=o&v=770)
Terus keunggulan Confero S dari Wuling apa? Yang paling mencolok secara fisik adalah kabinnya lega. Confero S adalah mobil tipe MPV dengan jumlah seat 7 dan 8 seat. Jadi kalo Confero S yang isinya 7 seat maka di baris tengah kursinya model captain seat. Sementara kalau seat isi 8 maka di baris tengah kursinya sama dengan kursi baris belakang. Karena kabin yang lega maka penampakan Confero S dari luar terlihat besar.
Saat saya mencoba duduk di baris ketiga, yang biasanya sempit banget, ternyata kaki saya bisa menekuk dengan nyaman dan nggak bersentuhan dengan kursi di depannya. Bener-bener lega. Kursi baris ketiga bisa dilipat agar bagasi jadi lebih luas. Bahkan sepeda bisa masuk ke bagasi ini. Cara melipat kursinya juga gampang. Wah saya jadi kepikiran waktu mudik banyak bawa barang. Ditaruh di bagasi yang lega begini kan lebih enak, karena nggak mengambil jatah kursi penumpang. Kulit tempat duduknya juga lembut banget.
![yang merah jangan sampe lepas (dok.yayat)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/24/wuling-5-599ed867746503509d557f02.jpg?t=o&v=770)
Lalu.. yang bikin saya mesem waktu melihat kondisi kabin Confero S adalah ada banyak colokan handphone. Wuling tau bener ya bahwa handphone nggak bisa dipisahkan dari kehidupan. Bahkan emak-emak juga butuh eksis, nggak cuma para anak muda aja. Emak-emak juga butuh colokan biar handphone selalu on dan kegiatan update status lancar.
USB charging di kursi depan dan kursi belakang tersedia di semua tipe Confero S. Sementara untuk tempat ngecharge di kursi tengah tersedia di tipe C dan L. Saya nyoba dong nyolok di tempat ngecharge ini ... eh ternyata berfungsi, padahal kan mobil yang dipamerkan di GIIAS ini kondisinya mati. Ternyata.. USB charging itu punya sistem always on. Jadi tetep nyala walau mesin mobil mati. Lah kok bisa ya.
Emak-emak kayak saya nih kalo nanya soal mobil ke salesnya pasti bukan nanya soal mesin. Karena emak-emak nggak ngurusin mesin... kecuali mesinnya babang Valentino Rossi (eeehhh). Maka saya tanya lah ke babang sales yang setia menjelaskan soal spesifikasi Confero S pada saya, ini mobil aman nggak? Saya kan khawatir kalo mobilnya kenapa-napa.. apalagi kalo belom lunas.
![lega (dok.yayat)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/24/wuling-6-599ed9451ceeef1e4e6a4b02.jpg?t=o&v=770)
Lalu safety belt ada di tiap row kursi. Kalo penumpang di kursi depan nggak pake seatbelt, ada indikator di dasbor yang akan nyala dan bunyi-bunyi gitu. Â Confero S juga punya fitur buat mengunci kursi bayi di kursi baris tengah. Jadi buat emak yang bawa babynya aman lah ngunci kursi bayi di sini. Confero S juga punya sistem anti maling. Kunci mobilnya punya sistem keamanan yang melindungi kendaraan dari pencurian.
Buat emak-emak yang nggak mahir parkir (kayak saya) nggak khawatir nubruk karena Confero S tipe L tersedia rear parking camera yang memandu para emak buat parkir. Di Confero S tipe C dan L juga punya sensor parkir di depan dan belakang. Jadi markir mobil di lahan yang sempit terbantu banget dengan sensor ini. Kalo udah pake sensor parkir kayak gini tapi para emak masih nubruk segera ke warung terdekat mak. Makan cilok aja udah.
Confero S yang artinya to bring together and sporty, sekarang ini tersedia dengan tipe manual dalam warna sand brown, prinstine white, carnelian red, starry black dan dazzling silver. Trus harganya berapa? Dengan keunggulan-keunggulan ini Confero S dijual dengan harga berkisar 128 juta sampai 166 jutaan tergantung tipe. Wahhhh nih mobil bisa jadi pesaing berat buat mobil lainnya nih.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI