Walau saya lebih sering menggunakan motor kemana mana untuk alasan kepraktisan, tapi terkadang saya membutuhkan transportasi berupa mobil. Jumlah keluarga saya lima, kalau mau pergi berbarengan menuju satu tempat, nggak praktis kalau menggunakan motor karena motor hanya bisa dinaiki oleh dua orang dewasa.
Saya pernah mengalami kejadian ngeselin tapi lucu kalau diingat. Suatu hari saya, suami dan 3 orang anak saya yang sudah remaja, mau ke sebuah mall untuk makan bersama. Kala itu hari terakhir bulan Desember. Sudah menjadi kebiasaan di keluarga kami jika menjelang tahun baru, maka kami akan makan bersama di restoran. Nggak harus restoran mahal, yang penting tempatnya nyaman, makanannya enak dan harganya murah.
Jadilah hari itu kami putuskan buat pergi ke mal Gandaria City, untuk makan sekalian menikmati suasana mal yang biasanya ramai menjelang tahun baru. Karena ada dua motor nangkring di rumah, maka saya dan suami membonceng masing-masing anak kedua dan anak ketiga, sementara anak sulung menggunakan ojek online. Meski dua anak saya sudah berusia 17 tahun tapi saya belum mengajari mereka mengendarai motor.
Tunggu punya tunggu ternyata si sulung nggak juga datang. Saya telpon tapi telponnya nggak diangkat. Mulailah saya khawatir. Si sulung sudah beberapa kali ke mal ini maka mestinya sih nggak nyasar, tapi kok nggak datang-datang. Empat puluh menit kemudian si sulung menghubungi dan memberi tahu bahwa ia diturunkan di pintu masuk yang jaraknya jauh dari lobby tempat saya menunggu.
Mal memang bisa punya lebih dari 1 pintu masuk, tapi kalo mal nya besar seperti Gandaria City ini maka jarak satu pintu masuk ke pintu yang lain kan jauh juga. Si sulung ini anaknya nggak sabaran, seperti saya. Maka kondisi ini bikin dia misuh-misuh. Begitu ketemu dengannya saya tanya kok bisa turun di pintu yang berbeda dengan yang kami sepakati. Ternyata driver ojek online nya mencari jalan berbeda buat menghindari macet. Tapi.. tetep kena macet dan akhirnya malah muter-muter.
Akhirnya 40 menit terbuang percuma, mestinya kan kami sudah duduk manis di restoran menyatap makanan. Tujuan naik motor itu salah satunya adalah biar kami cepet sampai tujuan tapi malah jadi ribet. Tapi pas makan, si sulung nggak misuh-misuh lagi sih, wong perutnya kenyang hehhehe.
Faktor sumpek ini yang bikin saya sangat memilih jenis mobil yang dipakai kalo mudik. Saya tak akan menyewa mobil yang kabinnya sumpek. Rute mudik saya itu jauh.. ke Jogja. Pernah karena dapet mobil dengan harga sewa yang murah (mobil temen), saya pakai saya walau saya tau kondisi di dalam akan sumpek diisi keluarga 5 orang plus barang-barang bawaan. Saya pikir nggak apa apa lah wong mobilnya terawat. Ternyata sepanjang jalan anak bungsu saya pusing dan tidak nyaman. Merasa bersalah deh saya.
Maka ketika saya datang ke GIIAS pada tanggal 17 Agustus lalu, saya terpesona melihat mobil produksi Wuling Motor, Confero S namanya. Wuling Motor adalah produsen mobil yang berasal dari Tiongkok. Ia baru saja masuk ke Indonesia. Meski di Indonesia ia merupakan produsen baru, tapi di negara asalnya Wuling Motor telah menjual mobil sebanyak 2 juta buah. Wow...