Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bakmi Ayam Pelangi Membuat Saya Masuk Tipi

7 Mei 2017   23:45 Diperbarui: 8 Mei 2017   00:54 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kampoeng Tempo Doeloe datang lagiiiii. Saya selalu menyukai Kampoeng Tempo Doeloe (KTD) karena di sini saya menemukan makanan yang beraneka ragam. Kadang makanan ini adalah makanan yang nggak saya tahu sebelumnya. KTD 2017 berlangsung di La Piazza Kelapa Gading sejak tanggal 7 April hingga 7 Mei 2017. KTD 2017 adalah bagian dari event tahunan Jakarta Fashion and Food Festival yang berlangsung di Mal Kelapa Gading 3 Jakarta. Tahun ini sudah memasuki tahun ke 14.

Tiap tahun KTD mengangkat tema yang berbeda, tahun ini KTD mengambil tema Kampung Layang-layang. Saya menyambangi KTD bersama teman-teman dari KPK (Kompasianer Penggila Kuliner) pada 29 April lalu. Suasana KTD ramai seperti biasanya, cuaca cerah sekali. Tahun kemarin hujan turun dengan deras saat saya menyambangi KTD.

soto udang (dok.yayat)
soto udang (dok.yayat)
Tema layang-layang terutama dipertunjukkan dengan cara workshop dan parade. Di panggung utama saat malam hari ada bermacam tarian nusantara yang akan menemani pengunjung bersantap. Ada juga workshop membuat layang-layang di hari-hari tertentu. Kalau parade layang-layang diadakan di akhir Minggu, sayang kemarin saya nggak sempat melihat parade layang-layang ini.

KTD 2017 masih bekerja sama dengan BCA. Kita bisa top up menggunakan kartu KTD yang tersedia atau bisa juga menggunakan kartu ATM BCA. Tak ada minimal transaksi bila menggunakan kartu ATM BCA. Ada 101peserta UKM yang membuka gerai di sini. Banyak diantaranya yang memang sudah sering mengikuti acara ini dari tahun ke tahun namun ada juga yang baru mengikuti KTD.

tulangnya menggiurkan (dok.yayat)
tulangnya menggiurkan (dok.yayat)
Menghadirkan 200 an ragam menu nusantara, ada menu spesial yang wajib di coba di KTD 2017. Yaitu Mie Ayam Pelangi, Cwie Mie Malang, Cliff Noodle Bar, Martabak Yuk, Sate Ayam Madura Bintang 5, gudeg Pejompongan, Soto Udang Medan Bu Ari, Bagoja alias bakso goreng gajah, Ketupat Gloria 65 Ny. Kartika, Soto Roxy H Darwasa, Es pisang Ijo “Paling Enak” dan lain-lain.

Saya datang siang hari jadi area KTD masih lega, masih banyak kursi kosong hingga saya dan teman-teman bisa duduk dan makan dengan nyaman. Bila Anda ke sini malam hari akan sulit sekali mencari tempat duduk kosong karena semua area full dengan pengunjung, terlebih saat weekend. Ajang KTD merupakan gelaran yang selalu ditunggu-tunggu oleh pengunjung Mal Kelapa Gading dan La Piazza.

nasi campur (dok.yayat)
nasi campur (dok.yayat)
Saya tak berlama-lama duduk di kursi saya. Saya segera berkeliling menyambangi gerai-gerai yang ada. Perut juga lapar karena saya sengaja tak makan sebelum berangkat. Berangkat ke KTD dengan perut terisi itu sebuah kerugian. Perut kenyang padahal masih banyak makanan enak yang kudu dicoba. Makanan di KTD memang terjamin kualitas dan kelezatannya karena gerai yang ikut di sini telah melalui proses seleksi.

Gerai ditempatkan berderet hingga kita mudah melihat apa aja yang dijual di gerai ini. Ada nama gerai di atasnya. Makanan ditata rapi diletakkan di meja atau lemari kaca. Saya melihat ada Seblak Soekajadi. Di sebelahnya ada masaan khas Bali Warung Nyoman. Jalan lebih jauh ada Sate Taichan Babeh. Tahun lalu saya mencoba sate ini dan sebagai penyuka pedas saya akui sambal sate Taichan sangat pedas.

Bakso goreng gajah (dok.yayat)
Bakso goreng gajah (dok.yayat)
Lalu ada Es Campur Jelly Acen. Es Campur Jelly Acen adalah gerai yang rutin ikut KTD. Langkah saya terhenti di depan gerai Soto Udang Medan Ibu Ari. Udang yang lumayan besar tertata di dalam lemari kaca dan terlihat sangat menggiurkan. Tak menunggu lama, saya hampiri dan saya beli. Mas penjual soto sigap menyiapkan pesanan saya. Soto udang panas segera diberikan pada saya.

Udang untuk soto ini sudah digoreng sebelumnya. Ada campuran seperti mihun, sepotong telur dan tomat di soto ini. Tak lupa emping dan bawang goreng ditambahkan sebagai pelengkap. Rasa soto sungguh lezat.. gurih dan ada rasa manis. Kuahnya warna kuning dan bumbunya sangat terasa. Udang digoreng tidak terlalu matang jadi masih menyisakan rasa manis. Untuk saya yang belum makan, soto udang ini adalah hidangan sempurna untuk menisi perut.

cwie mie malang (dok.yayat)
cwie mie malang (dok.yayat)
Ketika saya sedang asyik menyeruput kuah soto, mbak Maria Etha datang dengan semangkuk mie yang tertutupi dengan krupuk pangsit saking besarnya krupuk pangsit itu. Mbak Maria membeli Cwie Mie Malang “Regia”. Penjual Cwie Mie ini juga memperhatikan tampilan makanan maka ia sengaja membuat krupuk pangsit besar itu sebagai alas mie. Unik sekali.

Gara-gara melihat mbak Maria makan mie saya jadi kepingin mie juga. Mie adalah makanan favorit saya. Saya suka mie apa pun hidangannya. Segera saya ke gerai Bakmi Ayam Pelangi, yang dari namanya sudah membuat saya penasaran. Ternyata nama pelangi diambil karena seporsi mie terdiri dari 3 warna yaitu warna hijau, kuning dan merah. Warnanya diambil bukan dari pewarna sintetis tapi dari warna alami.

nasi goreng hijau (dok.yayat)
nasi goreng hijau (dok.yayat)
Warna hijau dibuat dari sawi, warna kuning dibuat dari kemerahan dibuat dari buah bit. Saya langsung merasakan hal yang berbeda saat mengunyah mie ini. Mie terasa kenyal, gurih dan menyegarkan. Ketauan kalo mie ini dibuat sendiri. Daging ayam yang menjadi pelengkapnya juga terasa manis. Tak ada tulang ayam yang nyangkut di situ. Karena mie dibuat dari sayuran maka mie nggak bikin perut saya terasa begah, padahal saya baru menghabiskan semangkuk soto udang.

Bakmi ayam Pelangi adalah pemenang kompetisi mie warisan nusantara kategori mie ayam. Jadi KTD 2017 mengadakan kompetisi Mie Warisan Nusantara untuk paraUKM. Babak penyisihan dilakukan tanggal 17 hingga 19 Maret 2017. MKG akan menentukan tiga kategori yaitu Mi Ayam, Mie Nusantara dan Mie Non Halal. Ketiga pemenang kategori ini akan mengikuti babak final yaitu berjualan di KTD.

masuk tipi (dok.pri)
masuk tipi (dok.pri)
Yang terbanyak menjual mie akan memenangkan hadiah. Total hadiah yang diperebutkan senilai 60 juta rupiah. Pemenang juga berkesempatan membuka usaha di MKG. Cwie Mie Malang “Regia” yang dibeli mbak Maria tadi adalah pemenang kategori mie nusantara sementara Bakmi Ayam Pelangi yang saya beli adalah pemenang kategori mie ayam. Pengumuman pemenangnya hari ini nih.. 7 Mei 2017.

Karena saya membeli mie dari peserta kompetisi, maka Metro TV mewawancarai saya. Metro TV memang sengaja meliput KTD 2017. Saya diajak syuting sebentar dan ditanya-tanya. Pertanyaannya seputar Bakmi Ayam Pelangi misalnya soal rasa dan kenapa saya membeli Bakmi Ayam Pelangi. Walau cuma sebentar tapi lumayan lah masuk tipi hihihihih. Katanya rekaman akan disiarkan hari Senin 8 Mei, tapi saya malah nggak nonton.

adonan dodol betawi (dok.yayat)
adonan dodol betawi (dok.yayat)
Enaknya datang sama teman-teman itu bisa icip-icip manakan yang mereka beli. Mas Jun Winanto membeli cakwe yang ukurannya besar .. Cakwe Galaxy namanya. Rasanya gurih banget tapi sausnya kurang pedas untuk ukuran saya. Lalu ada juga yang membeli Es Roti Bakar. Cemilan ini adalah es krim yang diletakkan di atas roti lalu diberi taburan meses warna warni. Es krimnya banyak banget.

Lalu teman lain datang membawa mangkuk berisi tulang besar yang menyembul keluar mangkuk. Apakah itu? Namanya Lontong Kikil Sapi Surabaya. Tulang kikilnya nggak kira-kira besarnya. Hidangan ini sebangsa soto, kuah soto tertutupi dengan daun bawang dan bawang goreng. Rasanya enak, karena teman yang membeli. Si teman makan dengan lahapnya.

dodol betawi (dok.yayat)
dodol betawi (dok.yayat)
KTD 2017 berisi banyak gerai dari beberapa daerah. Bali diwakili Masakan Khas Bali Warung Nyoman. Makanan Jogja diwakili Gudeg Pejompongan. Untuk Betawi diwakili oleh banyak gerai. Saya menyukai hidangan dan penganan dari Betawi. Penganan Betawi diwakili oleh Kue Lekker, Kerak Telor Betawi Buncit, Tape uli Ketan Pak Harry, Kue Ape, Es Doger Pak Asep, nasi Ulam Misjaya dan lain-lain.

Ada penganan Betawi yang sudah saya incar yaitu dodol betawi. Gerai yang menjual dodol Betawi adalah Rumah Dodol Betawi Bang Rizal. Tak tanggung-tanggung, Bang Rizal membawa penggorengan super besar tempat memasak dodol. Ada dua jenis dodol yang sedang dimasak yaitu dodol dari ketan putih dan ketan hitam. Pembuatan dodol Betawi memakan waktu lama. Adonan dodol harus diaduk selama 8-9 jam.

es krim roti bakar (dok.yayat)
es krim roti bakar (dok.yayat)
Dodol ini dibuat tanpa bahan pengawet tapi tahan 2 minggu jika dimasukkan ke dalam kulkas. Rumah Dodol Bang Rizal biasa menjual dodolnya di Setu Babakan. Dalam sekali adonan, di penggorengan super besar itu, akan didapat 30 kilo dodol. Selongsong dodol dijual seharga 15 ribu rupiah. Saya mencoba dodol yang sedang dimasak, rasanya sungguh enak… ada rasa manis dan gurih.

Saya membeli dua bungkus dodol, satu rasa original dan satu lagi rasa durian. Saya juga membeli minuman khas betawi yang namanya bir tapi nggak bikin mabuk.. Bir Pletok. Bir Pletok dibuat dari rebusan aneka rempah. Karena tanpa bahan pengawet, Bir Pletok hanya tahan 2 hari. Selain menyegarkan badan, Bir Pletok juga bermanfaat buat kesehatan. Sebotol kecil Bir Pletok dijual seharga 10 ribu rupiah.

ayam bakar (dok.yayat)
ayam bakar (dok.yayat)
Saya sempat bertanya kenapa warna bir pletok kadang berbeda. Ada yang merah muda ada yang coklat gelap. Si ibu yang melayani saya bilang itu terjadi karena pengaruh secang. Secang bisa membuat warna-warna nya jadi berbeda tapi rasanya tak akan berubah. Saya minum Bir Pletok dan memang rasanya seperti Bir Pletok yang pernah saya coba. Tak berubah.. dan selalu membuat saya ketagihan. Seperti saya yang selalu ketagihan untuk datang ke Kampoeng Tempo Doeloe.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun