Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pegang Kendali Instagram, Soto Kuning Bogor dan Martabak yang Melegenda

10 Maret 2017   19:47 Diperbarui: 10 Maret 2017   19:59 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mbak Ayu Diah Respati (dok.kevin)

Apa hubungan kartu Danamon Flazz dengan tips upload foto di instagram dan kuliner Bogor? Hubungannya baik-baik aja dan nggak putus sambung (apa deh). Danamon Flazz, tips upload foto di Instagram dan kuliner Bogor menyatu di hari Sabtu 4 Maret 2017 kemarin. Yang menyatukannya adalah Danamon, KPK (Kompasianer Penggila Kuliner) dan Kompasiana dalam acara KPK Trip Eksplorasi Kuliner Bogor. Bogor itu gudangnya kuliner. Jalan Suryakencana menjadi sasaran gerebek kami hari itu.

Tapi sebelum menggerebek jalan Suryakencana, ada kejutan dulu nih dari Danamon. Saat kami akan berangkat menuju Bogor, di stasiun kereta api Manggarai, Danamon membagi-bagikan kartu Danamon Flazz bergambar Manchester United. Saya belum pernah melihat kartu ini. Wajar ya karena kartu ini adalah produk baru Danamon dan dibuat eksklusif, cuma 5000 kartu dan bisa dibeli di 40 cabang Danamon di Jabodetabek.

Kenapa bergambar Manchester United? Krena kartu ini adalah hasil kerjasama Danamon dan Manchester United. Sebelumnya kerja sama Danamon dan MU hanya terbatas pada kartu debit dan kartu kredit, sekarang merambah ke kartu uang elektronik. Ada 3 gambar ekslusif untuk Danamon Flazz yaitu gambar Wayne Rooney, Herrera dan David De Gea. Pentolannya MU semua nih. Di sebelah foto pemain, ada tanda tangan si pemain tersebut. Dengan warna merah menyala khas Red Devils, kartu ini sungguh menjadi koleksi yang tak ternilai.  

Flazz danamon (dok.yayat)
Flazz danamon (dok.yayat)
Kartu Danamon Flazz bisa digunakan untuk membayar ongkos Trans Jakarta, Commuter Line, membeli bensin, membayar tol dan bisa buat belanja di merchant bertanda Flazz. Kenapa Danamon mengeluarkan produk ini? Seperti yang diungkapkan oleh ibu Natasha Damayanti, E-Channels Product Management Manager Bank Danamon, kartu Flazz dari bank Danamon dibuat agar masyarakat lebih efektif dan praktis dalam menggunakan uang selain ikut menyukseskan gerakan non tunai dari Bank Indonesia.

Dengan kartu ini, kita tidak repot dengan recehan dan kembalian. Tak perlu antri membeli tiket jika naik commuter line. Lebih menghemat waktu dan tenaga kan. Juga lebih bisa memantau keuangan karena kita jadi jarang membawa uang tunai banyak. Lebih bisa memegang kendali atas keuangan kita. Cara top up nya juga gampang. Danamon Flazz bisa di top up lewat 100.000 ATM berlogo Prima yang tersebar di mana-mana.

Kemudahan ini terselenggara karena adanya jaringan Prima. Seperti yang dikatakan ibu Irene Margareth, Promotion dan Media Relation Jaringan Prima. Jaringan Prima membuat nasabah bank Danamon gampang melakukan transaksi perbankan. Misal transfer, tarik tunai atau top up Flazz Danamon. Jaringan Prima juga membuat kita mudah melakukan transaksi menggunakan Flazz. Dengan kemudahan ini, saatnya beralih ke non tunai. Tapi hati-hati ya, karena kartu Flazz tidak memerlukan pin, maka siapapun bisa menggunakannya. Kalau kartunya hilang, pihak bank nggak bisa memblokir, jadi kayak uang tunai gitu… kalo hilang ya selesai udah.

mbak Ayu Diah Respati (dok.kevin)
mbak Ayu Diah Respati (dok.kevin)
Hari makin siang, suasana di Keukeun Koffie empat kami berbincang makin seru. Oh iya, acara bincang-bincang ini memang bertempat di Keukeun Koffie. Sesuai dengan namanya, Keukeun Koffie menyediakan beraneka jenis kopi. Ada 14 jenis kopi yang dijual di sini. Kopi Gayo dari Aceh menjadi best seller di café ini. Selain kopi, ada makanan juga kok, seperti ayam goreng atau spaghetti. Tempatnya cukup cozy, enak buat kongkow bersama teman-teman sambil ngopi. Pak Dody, owner Keukeun Koffie memberi diskon 20% buat kompasianer yang mau ngopi di sini.. asyik ya.

Para Kompasianer nampaknya nggak sabar buat segera menuju jalan Suryakencana, tapi masih ada sesi sharing yang nggak boleh dilupakan, yaitu tentang bagaimana memegang kendali pada akun instagram kita. Instagram adalah salah satu sosmed yang hits banget karena sosmed ini berfokus pada tampilan foto.

Para pengguna sosial media kebanyakan over share di akun-akunnya termasuk di Instagram. Apa-apa di share. Kayaknya bangga gitu kalau hal-hal yang kita share itu mendapat banyak like dan komentar. Padahal over share ini berbahaya buat kita sendiri. Ada kan beberapa pengguna akun sosmed yang kebablasan dan mendapat banyak komentar negatif. Kalo begini repot kan.

foto bersama (dok.kevin)
foto bersama (dok.kevin)
Mbak Ayu Diah Respati adalah seorang food blogger yang mendapat giliran sharing di acara kemarin. Sebagai seorang food blogger yang berpengalaman, mbak Ayu sangat profesional mengelola akun instagramnya. Saya suka sekali dengan foto-foto yang diupload mbak Ayu di IG nya. Bagus-bagus dan sangat menarik. Foto-foto makanan yang di upload mbak Ayu Diah bikin saya jadi lapar. Jangan liat foto di IG mbak Ayu sebelum makan deh. Repot lhoooo heheheheh.

Mbak Ayu Diah pemilik akun IG @momylicious mengatakan, sebaiknya akun IG dibuat sesuai niche misal travel, food atau fashion. Nah kalo saya belum bisa sesuai niche nih, akun saya masih berantakan, saya upload foto sesuai dengan mood. Nggak apa-apa ya mbak Ayu.. proses gitu. Terus kalo punya follower banyak kan keren ya. Mbak Ayu mengingatkan agar jangan membeli follower gara-gara pengen follower banyak, biarkan organik aja. Nah saya setuju banget sama ini nih.

Untuk meng-upload foto di IG, jangan sembarang upload tapi perhatikan nilai estetik foto tersebut. Selain itu perhatikan caption foto. Caption foto itu penting, harus memberikan informasi mengenai foto yang kita apload. Lalu jangan lupa jalin interaksi. Kalau ada yang komen ya balas komennya dan balas like juga. Masa pengen dapet like banyak tapi pelit memberi like.

kakek penjual martabak (dok.yayat)
kakek penjual martabak (dok.yayat)
Penggunaan hashtag juga penting. Salah satu cara menjaring like adalah dengan menggunakan hashtag populer, tapi hashtag juga kudu berhubungan dengan foto yang kita upload. Kan nggak mungkin pasang foto cilok tapi hashtagnya #valentinorossi. Secara Valentino Rossi belum pernah saya traktir makan cilok. Hashtag juga berguna buat mengelompokkan content.

Waktu pengunggahan foto juga kudu diperhatikan. Sebaiknya unggah foto di prime time, di mana orang-orang sedang aktif berselancar di IG. Buat cek kapan prime time kita, kita bisa lihat di statistik akun IG kita. Kalau saya sih prime time nya jam 11 siang sampai jam 9 malam. Maka saya akan upload foto di jam-jam tersebut. Selama ini like nya lumayan sih.

Untuk tampilan foto, mbak Ayu Diah berpesan agar kita menggunakan cahaya natural. Cahaya natural yang paling bagus adalah dengan menggunakan cahaya matahari. Bisa kita gunakan elemen pendukung seperti perlengkapan makan, meja atau kursi tapi tata agar penampilannya tidak berlebihan. Kalau mau edit foto juga jangan ekstrim, foto harus tetap terlihat natural meski diedit. Hindari upload makanan dengan warna hitam putih karena daya tarik makanan adalah di warnanya.

lumpia khas bogor (dok.yayat)
lumpia khas bogor (dok.yayat)
Keberhasilan foto makanan adalah jika orang tertarik untuk mencoba makanan tersebut. Maka penting untuk mengenali jenis dan tipe makanan sebelum memotret. Boleh kok memotret beberapa kali sampai kita menemukan angle yang tepat, yang membuat foto yang kita upload terlihat bagus. Boleh juga memberi watermark di foto yang kita upload untuk menghindari pencurian foto.

Setelah puas dapet ilmu dan makan siang, kami langsung meluncur ke jalan Suryakencana. Deretan pedagang di sepanjang jalan Suryakencana membuat mulut nggak sabar untuk mencoba. Pertama, kami mendatangi warung Soto Kuning pak M. Yusuf. Pak Yusuf berjualan soto kuning sejak tahun 1979. Soto Kuning ini termasuk kuliner yang melegenda. Seharinya pak Yusuf menghabiskan 60-70 kilo daging sapi.

Seporsi soto kuning dihargai 35 ribu rupiah. Saya membelinya sebungkus untuk dibawa pulang. Terlihat kuah soto yang kental karena bumbu dan santan. Daging sapi dan kikil ditambahkan ke dalam soto. Kuah soto selalu dalam keadaan mendidih, makanya rasa kuahnya segar karena santannya tidak pecah. Saat saya buka soto ini di rumah, rasanya juga masih hangat.

aneka cemilan (dok.yayat)
aneka cemilan (dok.yayat)
Selanjutnya kami mencoba kuliner lain. Ada wedang ronde, asinan jagung bakar, cincau hijau, laksa, aneka pepes, bir kotjok ala Bogor dan banyak kuliner lainnya. Sediakan perut kosong jika kita ke jalan Suryakencana. Rentang harga kuliner di sini juga murah kok. Antara 10 ribu hingga 60 ribu rupiah. Cukup aman untuk kocek dan rasanya sungguh tak mengecewakan.

Kakek penjual martabak menjadi penutup kuliner saya di jalan suryakencana. Kakek ini sudah tua, berjualan martabak sejak puluhan tahun yang lalu dan selalu di tempat yang sama. Meski sudah tua tapi ia sigap melayani dan membuat martabak. Martabak dipanggang di atas arang. Inilah yang membuatnya berbeda, karena biasanya martabak dipanggang di atas kompor gas.

Kakek penjual martabak ini adalah orang yang memegang kendali atas usahanya. Ia tak pindah ke restoran meski banyak pelanggan. Tak mau mengganti arang dengan kompor gas. Tak mau menyuruh orang lain untuk membuat martabak. Dan.. ia hanya menjual 50 porsi martabak setiap harinya. Tidak lebih. Karena yang ia jual adalah kualitas dan bukan kuantitas.

martabak itu (dok.kevin)
martabak itu (dok.kevin)
daging soto kuning (dok.kevin)
daging soto kuning (dok.kevin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun